Kegiatan akhir pada pertemuan ketiga ini adalah mengerjakan latihan soal 3. Pada saat mengerjakan latihan soal,
masih ada 3 subyek yaitu S1, S14, dan S21 yang terlihat kebingungan dalam mengerjakannya. Hal ini disebabkan karena
kurang konsentrasinya siswa
-
siswa tersebut pada saat guru menjelaskan materi ajar yang diberikan.
Pertemuan ini berlangsung
s
elama 2 jam pelajaran 70 menit. Jumlah siswa yang hadir pada pertemuan ini adalah 21
siswa. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada pertemuan ini, pembelajaran akan diisi dengan pemberian tes akhir siklus I.
Pa
da saat memasuki kelas, siswa sudah terlihat menempati tempat duduknya masing
-
masing tanpa diperintah terlebih dahulu, dan telah mempersiapkan diri untuk mengikuti tes yang akan
diberikan. Pelaksanaan tes siklus I ini berjalan lancar, meskipun masih banyak siswa yang sering menanyakan untuk memastikan
jawaban mereka tetapi guru selalu mencoba membimbing siswa untuk mandiri dan menemukan hasil jawaban yang benar.
Setelah pelaksanaan tes siklus I, kemudian peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas dan siswa untuk
mengungkap pendapat mereka tentang pembelajaran matematika dengan
mengg
u
nakan pendekatan
PMRI
Tahap ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan oleh
gur
u kolaborator yang mencatat seluruh aspek indikator kecemasan siswa dan semua hal yang terjadi selama proses
pembelajaran. Hasil pengamatan suby
e
k melalui lembar observasi dapat dilihat pada table berikut ini
:
4 Pertemuan Ke-4Sabtu, 15 Januari 2011
Pendidikan Matematika
Realistik Indonesia
c. Tahap Observasi dan Analisis
JK JK
JK JK
Siswa berusaha
menghindari
pertanyaan guru 5
25 2
10,5
2 10
9
15,2 Takut pada saat
mengerjakan soal
matematika 6
30 4
21,1
3 15
13 22
11
27,5
6
15,8
5
12,5
22
18,6 Siswa sering buang air
kecil pada saat belajar
matematika 4
20 3
15,8
1 5
8
13,6 Berkeringat yang
berlebihan 3
15 2
10,6
2 10
7
11,9
7
17,5
5
13,2
3 7,5
15
12,8 Menjadi sering lupa
saat ditanya guru 6
30 4
21,1
5 25
15
25,4 Siswa sulit
berkonsentrasi pada
saat belajar matematika
3 15
3
15,8
3 15
9
15,3
9
22,5
7
18,5
8 20
24
20,4
Suara siswa terbata
-
bata saat ditanya oleh guru
2 10
2
10,5
2 10
6
10,2 Tangan siswa terlihat
gemetar pada saat mengerjakan soal
2 10
3
15,8
1 5
6
10,3
4 10
5
13,2
3 7,5
12
10,3
20 19
20
Tabel. 7 Hasil Skor Lembar Observasi Pada Siklus I
Keterangan : JK = Jumlah Kejadian Pertemuan ke-
No Aspek
Kecemasan 1
2 3
Rata -
rata 1
Psikologis
Jumlah rata -rata
2 Somatik
Jumlah rata -rata
3 Kognitif
Jumlah rata -rata
4 Motorik
Jumlah rata -rata
Jumlah siswa hadir Persentase Rata
-Rata Total 73
15,5
Dari hasil observasi tersebut terlihat bahwa semua aspek atau gejala-gejala kecemasan pada siklus I sudah mengalami penurunan. Pada
setiap pertemuan masih cukup banyak subyek yang emosinya mengarah kepada kecemasan belajar matematika. Dari hasil observasi tersebut,
jumlah subyek yang paling banyak mengalami kecemasan terjadi pada pertemuan pertama. Hal ini dikarenakan masih banyaknya siswa yang
belum bisa
ber
adaptasi
d
engan penerapan pendekatan PMRI dalam proses
pembelajaran
matematika, sehingga sebagian besar subyek merasa takut jika ditanya oleh guru.
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh informasi tentang aspek kecemasan belajar siswa pada siklus I sebagai berikut:
1
. Aspek Kecemasan Psikologis Diperoleh bahwa rata
-
rata aspek kecemasan psikologis siswa selama siklus I adalah 18,6. Hal ini sudah menunjukkan penurunan
jika dibandingkan dengan rata
-
rata persentase sebelum penelitian yaitu 44,1. Akan tetapi tidak semua siswa berani mengerjakan soal
dipapan tulis
dan masih ada siswa yang selalu menghindar saat ditanya
guru
, sehingga perlu adanya perbaikan pada siklus II.
2
.
Aspek Kecemasan Somatik Rata-
rata persentase siswa pada aspek kecemasan somatik adalah sebesar 12,8. Persentase ini sudah terbilang cukup sedikit jika
dibanding
kan dengan rata
-
rata persentase prapenelitian yaitu sebesar
19
,5. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah jarang mengalami
aspek kecemasan somatik
selama pembelajaran pada siklus I.
3
. Aspek Kecemasan Kognitif Berdasarkan tabel di atas, kecemasan siswa lebih banyak terjadi
pada aspek kognitif dimana siswa sering lupa jika ditanya guru dan kurang konsentrasinya subyek pada saat belajar.
Rata-
rata yang diperoleh dari aspek kognitif ini sebesar 20,4. Skor i merupakan
skor tertinggi jika dibandingkan dengan skor rata
-
rata ketiga aspek
yang lain. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan yang akan dilakukan pada siklus II
4
.
Aspek Kecemasan Motorik
Untuk aspek kecemasan motorik merupakan aspek kecemasan yang paling sedikit dirasakan siswa. Rata
-
rata persentase yang
di
peroleh pada pra penelitian adalah 17,2 dan sudah mengalami penurunan pada siklus I menjadi 10,3. Skor ini merupakan skor
terkecil pada siklus I dibandingkan dengan ketiga aspek kecemasan lainnya
.
Selain lembar observasi, peneliti menggunakan jurnal harian siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan dengan mengggunakan pendekatan PMRI. Beberapa respon siswa terhadap tindakan pembelajaran pada setiap pertemuan siklus I yang
diperoleh dari jurnal harian siswa dapat dilihat pada tabel 8 berikut:
Respon positif
15 75
16
84,2
17 85
48 81
,
4
Respon Negatif
2 10
1 5,3
1 5
4 6,8
Netralbiasa
3 15
2
10,5
2 10
7 11
,8
Data hasil jurnal harian siswa di atas jika diubah ke diagram lingkaran seperti pada
berikut:
Tabel. 8 Rekapitulasi Repon Siswa Siklus I
Pertemuan Ke- 1
2 3
Rata- rata
Respon JR
JR JR
JR
Diagram 1
Dilihat dari
d
iagram 1 bahwa respon positif siswa terh
adap
pembelajaran siklus I lebih besar dibandingkan dengan negatif dan netral. Ini artinya bahwa sebagian besar siswa menyatakan respon yang
positif terhadap pembelajaran matematika yang diterapkan dengan pendekatan PMRI. Pendapat
-p
e
nda
pat siswa tersebut baik yang positif, negatif maupun netral akan dijadikan bahan refleksi untuk tindakan
pembelajaran selanjutnya. Berdasarkan
lembar observasi, diperoleh bahwa kecemasan siswa pada pembelajaran siklus I sudah menunjukkan penurunan. Adapun
kendala pada
pembelajaran siklus I ini
adalah pengaturan
waktu yang tidak sesuai dengan Rencanaan Pelaksanaan Pembelajaran RPP pada siklus I.
Hal ini di
karenakan
belum terbiasanya siswa belajar matematika secara
berkelompok
dan menyelesaikan permasalahan real. Oleh karena itu,
guru
selalu berkeliling dan membantu setiap kelompok yang mengalami kesulitan.
8 1 . 4
6 . 8 1 1 . 8
Diagram. 1 Persentase Jurnal Harian Siswa Pada Pembelajaran Siklus I
Negatif Netralbiasa
Positif
Adapun hasil belajar selama siklus I diperoleh dari tes akhir pada pertemuan keempat. Hasil tes siklus I tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
relatif kumulatif
1. 60 –
66
3 4,8
100
2. 67 –
73
1 19
95,2
3. 74 –
80
4
23,8 76,2
4. 81 –
87
5
28,6 52,4
5. 88–
94
2 9,5
23,8
6. 95 –
100
6
14,3 14,3
Keterangan:
Nilai tertinggi
=
100
Jumlah siswa = 21
Nilai terendah
=
60
Rata-
rata
=
83,48 Berdasarkan tebel di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa pada
siklus
I
ini sudah mencapai rata
-
rata 83,48. Hal ini menunjukkan bahwa
Gambar.10 Peneliti Sedang Memberikan Pengarahan
Tabel. 9
Nilai Tes Akhir Silkus I No.
Interval F
Total 21
100 100
f f
hasil belajar siswa pada siklus I ini sudah baik, namun masih ada 3 orang siswa yang mendapat nilai dibawah KKM.
Hasil observasi terhadap guru pada KBM oleh observer cukup baik, hanya saja peneliti harus lebih tegas dan suara
n
ya harus lebih nyaring agar siswa yang duduk dibelakang juga bisa mendengar.
Tahap ini dilakukan oleh peneliti dan guru kolaborator setelah melakukan analisis pada siklus I. Berdasarkan hasil analisis pada
observasi, wawancara, dan jurnal harian ditemukan beberapa kekurangan dan kelebihan yang ada pada siklus I sebagai berikut:
Penyebab kekurangan ini adalah ketegasan peneliti yang masih kurang dalam menangani subyek pada kelas II
I
ini. Hal ini disebabkan karena banyak
nya
subyek yang menganggap peneliti bukan sebagai guru mereka, sehingga masih ada subyek yang tidak
mengerjakan tugas yang diberikan peneliti. Dengan adanya kekurangan ini, peneliti harus bertindak
lebih tegas lagi kepada subyek dengan memberikan pengurangan skor pada setiap subyek yang berbuat kesalahan.
Waktu yang tidak sesuai dengan RPP disebabkan karena siswa belum terbiasa belajar dengan menggunakan pendekatan
PMRI dan meyelesaikan permasalahan real secara kelompok maupun individu. Oleh karena itu, peneliti harus bisa membimbing
setiap kelompok yang mengalami kesulitan dan mengarahkan siswa untuk bekerjasama dengan baik agar siswa dapat
mengerjakan tugas kelompoknya sesuai waktu yang diberikan.
d. Tahap Refleksi