Kategori 1 Kategori 2 Kategoti 3 Tahap Pelaksanaan

Siswa pada kelas III SDN Pasir Gunung Selatan 2 Depok berjumlah 21 orang yang terdiri dari 9 perempuan dan 12 laki-laki. Pada penelitian ini, siswa kelas III yang berperan sebagai subyek penelitian selanjutnya disebut sebagai Subyek 1 S1 sampai Subyek 21 S21. Berikut ini akan dijelaskan hasil pengamatan kepada 21 siswa sebelum tindakan. Penjelasan dilakukan dengan membagi subyek kedalam 4 kategori sesuai dengan persamaan karakeristik siswa tersebut. Penelitian pendahuluan dimulai dengan melakukan observasi ke SDN Pasir Gunung Selatan 2 Depok. Berdasarkan pegamatan proses pembelajaran serta wawancara terhadap guru dan siswa diperoleh data: Subyek yang berada pada kategori ini adalah subyek yang memiliki ciri - ciri tidak menyukai pelajaran matematika, sering merasa pusing dalam belajar matematika, sering merasa takut dan tegang, dan beberapa indikator kecemasan lainnya. Rasa takut tersebut menyebabkan subyek selalu menghindari pertanyaan guru dan tidak mau maju ke depan kelas. Selain itu, sebagian besar subyek yang termasuk pada kategori ini sering mendapatkan nilai yang lebih rendah dibandingkan subyek - subyek lain dan rata - rata nilai matematika mereka berada dibawah standar KKM y ang ditetapkan sekolah, yaitu 63. Subyek yang berada pada kategori ini adalah S1, S9, S10, S14, dan S19. Pada kategori ini, subyek memiliki ciri sering lupa dengan materi yang sudah dijelaskan dan sering merasa sulit berkonsentrasi pada saat

BAB IV DESK RIPSI, AN ALISIS D ATA, IN TRPR ETASI H ASIL

AN ALISIS, D AN PEM BAH ASAN

A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan 1. Deskripsi Siswa Kelas III SDN Pasir Gunung Selatan 2 Depok

a. Kategori 1

b. Kategori 2

belajar matematika. Rasa takut pada saat belajar matematika tidak terlalu terlihat pada mereka, terkadang subyek hanya terlihat menghindar dan gelisah ketika guru meminta mereka menyelesaikan soal matematika dipapan tulis. Subyek - subyek yang berada pada kategori ini adalah S11, S16, dan S17 Subyek yang termasuk pada kategori ini adalah subyek yang memilki nilai matematika yang relatif baik, namun masih merasa takut untuk bertanya kepada guru dan cenderung masih terlihat takut dan tegang ketika guru bertanya kepada mereka. Subyek - subyek yang ada pada kategori ini adalah S2, S3, S4, S6, S13, S18, S20, dan S21 Dikategori ini dijelaskan subyek dengan nilai matematika yang baik, tidak takut untuk bertanya dan jarang merasakan ketegangan pada saat belajar. Subyek pada kategori ini adalah subyek yang jarang memperlihatkan kecemasannya dalam belajar matematika. Subyek yang termasuk pada kategori ini adalah S5, S7, S8, S12, dan S15. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan observasi pembelajaran pada tanggal 9 , 20, dan 21 Desember 2010, diperoleh informas i sebagai berikut: a . Metode yang sering digunakan adalah dengan metode ceramah dan penugasanlatihan. b. Pada saat belajar matematika, sebagian siswa yang kurang pintar lebih memilih duduk dibangku belakang. c . Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, terutama siswa yang duduk dibelakang. Guru memberikan hukuman membayar denda Rp 500, - kepada setiap siswa yang melakukan kesalahan.

c. Kategoti 3

d. Kategori 4

2. Pembelajaran Matematika Di Kelas III SDN Pasir Gunung Selatan 2 Depok

Sebelum Penelitian d. Guru tidak pernah mengaitkan materi yang disampaikan dengan masalah kotekstual dan tidak pernah membawa alat peraga untuk mempermudah pamahaman siswa. e . Sikap siswa cenderung pasif dalam belajar matem a tika, sehingga kurang adanya interaksi antara siswa dengan siswa dan dengan guru. f. Ekspresi siswa dalam belajar matematika berbeda - beda, ada yang terlihat serius, kurang bersemangat, dan ada juga yang terlihat takut . g . Kemampuan siswa dalam mengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya dianggap kurang. Hal ini sangat terlihat jelas ketika guru bertanya tentang materi yang telah dijelaskan kepada siswa. h. Pemberian tugas kurang efektif. Guru menuliskan soal latihan dipapan tulis dan siswa menyalin soal tersebut dibuku latihan. Pada saat mengerjakan tugas, kebanyakan siswa sangat lamban dalam mengerjakannya. Hal ini dikarenakan masih ada beb e rapa siswa yang belum lancar membaca dan menul is. i . Rata- rata hasil persentase observasi kecemasan siswa mencapai 28,4 j. Nilai sebagian besar subyek pada kelas III ini masih tergolong rendah N ilai ulangan harian matematika siswa kelas III Pasir Gunung Selatan 2 Depok dapat dilihat pada tabel berikut: relatif kumulatif 1. 50 – 55 1 4,8 100 2. 56 – 61 4 19 95,2 3. 62 – 67 5 23,8 76,2 4. 68 – 73 6 28,6 52,4 5. 74 – 79 2 9,5 23,8 6. 80 – 8 5 3 14,3 14,3 Tabel. 4 Nilai Ulangan Harian Matematika Kelas III Sebelum Dilakukan Penelitian No. Interval F Total 21 100 100 F f No. 1 Nilai terendah 50 2 Nilai tertinggi 80 3 Rata-rata 67,43 Adapun h asil observasi yang dilak u kan peneliti t entang kecemasan siswa diperoleh data yang dirangkum dalam tabel berikut: Siswa berusaha menghindari pertanyaan guru 41,6 1 Takut pada saat mengerjakan soal matematika 46,5 Siswa sering buang air kecil pada saat belajar matematika 21,9 2 Berkeringat yang berlebihan 17,1 Menjadi sering lupa saat ditanya guru 41,6 3 Siswa sulit berkonsentrasi pada saat belajar matematika 24,4 Suara siswa terbata- bata saat ditanya oleh guru 17,2 4 Tangan siswa terlihat gemetar pada saat mengerjakan soal 17,2 Berikut ini adalah salah satu dokumentasi suasana belajar matematika siswa kelas III pada penilitian pendahuluan : Tabel. 5 Statistik Deskriptif Nilai Ulangan Harian Matematika Nilai Ulangan Matematika Prapenelitian Tabel. 6 Rekapitulasi Persentase Kecemasan Belajar Siswa Sebelum Penelitian No. Aspek kecemasan Indikator yang diamati Pra Penelitian Rata -rata kecemasan psikologis 44,1 Rata -rata kecemasan somatik 19,5 Rata -rata kecemasan kognitif 33 Rata -rata kecemasan motorik 17,2 Rata -rata kecemasan total 28,4 Psikologis Somatik Kognitif Motorik Pada tanggal 22 Desember 2010 peneliti melakukan wawancara dengan 6 orang siswa kelas III. Keenam siswa ini terdiri dari 2 orang siswa pintar, 2 orang siswa cukup pi n tar, dan 2 orang siswa yang kurang p intar. Ketentuan ini berdasarkan hasil penga matan yang dilakukan peneliti pada saat penelitian pendahuluan. Wawancara ini b e rtujuan untuk mengetahui sikap dan emosional siswa khususnya kecemasan belajar matematika siswa. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi sebagai berikut: a . Seluruh siswa pernah merasa bosanjenuh serta takut pada saat belajar matematika. b. Beberapa siswa menyukai pelajaran matematika karena memang suka. Sedangkan siswa yang lain menyatakan tidak menyukai matamatika karena susah dan melelahkan. c . Selama proses pembelajaran berlangsung, hampir seluruh siswa tidak pernah bertanya kepada guru dikarenakan mereka takut dan malu. d. Masih ada beberapa siswa yang masih acuh dengan tidak mengerjakan tugas atau PR yang diberikan guru. Hasil observasi pembelajaran matematika di kelas dan wawancara tersebut digunakan sebagai bahan untuk merencanakan tindakan pada siklus I nanti. Gambar. 5 Suasana Kelas Pada Penelitian Pendahuluan Pembelajaran pada siklus I ini terdiri dari 3 kali pertemuan dengan seti ap pertemuan berdurasi 2 x 35 menit. Materi yang diajarkan pada siklus I ini adalah materi . Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah menyiapkan benda - benda konkret yang akan digunakan selama proses pembelajara n siklus I, dan RPP yang telah dilengkapi dengan latihan soal 1 sampai 3. Peneliti juga membuat instrumen - instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru pada KBM, lembar observasi kecemasan belajar siswa, pedoman wawancara untuk guru dan siswa, soal akhir siklus I, serta jurnal harian siswa yang akan diberikan pada tiap akhir pertemuan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibuat dan didiskusikan bersama guru kelas agar materi sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan disekolah tersebut. Pada tahap perencanaan ini peneliti juga menjelaskan bagaimana cara penilaian pada lembar observasi guru dan siswa serta beberapa hal yang perlu diperhatikan selama proses pembelajaran berlangsung. Pada penelitian siklus I ini posisi duduk siswa tidak diubah sebagaimana posisi duduk siswa seperti biasanya, dimana masih banyak siswa yang memilih duduk diurutan belakang. Hal ini dilakukan agar siswa tidak merasa kaku pada saat belajar matematika dengan menggunakan pendekatan PMRI, dan dikarenakan juga proses pembelajaran dengan pendekatan PMRI baru pertama kali rapkan di SDN Pasir Gunung Selatan 2 Depok. Pertemuan perta ma ini berlangsung selama 70 menit 2 jam pelajar an. Jumlah subyek yang hadir 20 orang, 1 subye k S20 tidak hadir dengan alasan izin. Materi pelajaran pada pertemuan pertama

3. Tindakan Pembelajaran Siklus I a. Tahap Perencanaan

b. Tahap Pelaksanaan

“Mengenal Pecahan Sederhana” 1 Pertemuan ke-1Selasa, 11 Januari 2011 adalah menyatakan lambang bilangan setengah, sepertiga, seperempat, dan seperenam. Pada pertemuan pertama ini, peneliti mengamati emosi siswa selama proses pembelajaran dibantu de ngan guru kolaborator untuk memperkuat hasil pengamatan. Sebelum guru menjelasakan materi pecahan sederhana, guru mengawali pembelajaran dengan bercerita tentang tema “ ” yang dibantu dengan menggu nakan alat peraga apel. Kegiatan ini dilakukan untuk me rangsang pengetahuan siswa tentang pecahan sederhana. Setelah siswa mulai memahami apa yang dimaksud dengan pecahan sederhana, guru melanjutkannya dengan kegiatan membagikan roti. Berikut ini adalah salah satu dokumentasi kegiatan siswa pada saat membagi - bagikan roti: Pada saat siswa yang maju untuk membagikan roti, 4 subyek S9, S12, S13 dan S14 yang duduk dibelakang beralih pindah duduk didepan karena mereka terlihat semangat untuk belajar matematika, tetapi masih ada beberapa siswa laki-laki yang masih asyik bercanda dan tidak memperhatikannya. Setelah S10 selesai memba g ikan roti kepada 4 temannya, kemudian peneliti bertanya kepada siswa tentang berapa banyak bagian yang apel untuk Upin dan Ipin Gambar. 6 Kegiatan Siswa Pada Saat Membagi-bagikan Roti diperoleh teman - teman mereka. Pada saat menjawab secara bersamaan sebagian besar siswa sangat semangat untuk ikut menjawab pertanyaan yang diberikan peneliti, walaupun masih ada beberapa siswa yang menganggap bahwa temannya mendapatkan satu roti bukan satu dari 4 bagian roti atau 4 1 bagian roti . Kemudian peneliti mulai meluruskan jawaban siswa. Setelah guru memperkenalkan siswa tentang pecahan sederhana, peneliti memberikan pertanyaan secara lisan kepada setiap siswa. Pada saat peneliti bertanya tentang materi yang sudah dijelaskan, tercatat masih ada 6 subyek S1, S6, S9, S14, S16, S19 yang lupa saat ditanya. Beberapa siswa juga terlihat belum berani ketika guru memintanya untuk maju menyelesaikan soal di papan tul is. Ada 7 subyek S 2, S4, S5, S7, S11, S12, S15 yang berani maju kedepan kelas untuk menyelesaikan soal tersebut dipapan tulis. Tetapi hanya 5 subyek S2, S4, S11, S12, dan S15 yang menjawab dengan benar. Kegiatan selanjutnya adalah diskusi kelompok dengan tiap kelompok diberikan untuk dibuat menjadi sebuah bentuk dan dipotong menjadi beberapa bagian. Media ini digunakan untuk membantu siswa mengenal pecahan setengah, sepertiga, seperempat, dan seperenam. Pada saat diskusi kelompok, ha mpir semua anggota kelompok hanya mengandalkan teman yang pintar saja untuk mengerjakan bahan diskusi yang diberikan guru. Tidak terlihat adanya bentuk kerja sama yang baik pada setiap kelompok. Setiap individu ingin menunjukkan kemampuan mereka di depan g uru. Kemudian peneliti mulai mengarahkan mereka bagaimana diskusi kelompok yang baik dan memotivasi siswa agar mereka dapat membuat sebuah bentuk yang bagus dengan lilin tersebut. Setiap media lilin mainan kelompok membuat bentuk yang berbeda -beda, ada yang membuat kue tart, hewan, donat, dan lingkaran. Beberapa anggota kelompok masih terlihat bingung dan hanya melihat teman yang lain mengerjakan tugas kelompok. Setel ah diskusi kelompok selesai, guru meminta salah satu kelompok mempresentasikan hasil jawab a nnya didepan kelas. Ketika salah satu kelompok sedang menjelaskan hasil jawaban mereka, masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikannya dan terlihat acuh dengan penjelasan temannya. Pada pertemuan pertama diakhiri dengan guru memberikan latihan soal 1 kepada seluruh siswa kelas III. Ada 3 subyek S3, S14, dan S19 yang terlihat tidak bisa berkonsentrasi dalam mengerjakan latihan soal tersebut . Jumlah subyek yang hadir pada pertemuan kedua ini ada 19 orang, 1 subyek S17 tidak hadir dengan alasan izin dan 1 subyek lain S20 tidak hadir karena sakit. Pokok pembahasan pada pertemuan kedua ini adalah menyatakan dan menulis bentuk Gambar. 7 Kelompok II Terlihat Hanya Mengandalkan S2 Dan S18 Untuk Membuat Dan Memotong Lilin M ainan 2 Pertemuan ke-2Rabu, 12 Januari 2011 pecahan . Diawal pembelajaran guru melakukan tanya jawab untuk mengi ngatkan siswa tentang lambang pecahan setengah, sepertiga, seperempat, seperenam pada pertemuan sebelumnya. Namun, hanya beberapa siswa saja yang menjawab pertanyaan guru dengan benar. Beberapa siswa lain masih terlihat lupa dan menoleh kepada teman sebangkunya ketika ditanya oleh guru. Setelah selesai melakukan tanya jawab, guru mulai menjelaskan materi dengan menggunakan cokelat sebagai lat peraga. Siswa mulai menunjukkan keberaniannya dalam belajar matematika dengan berlomba - lomba mengacungkan tangan untuk dipilih membantu guru memotong dan membagikan cokelat. Guru memilih 2 subyek yang kurang pintar yaitu S14 dan S19 untuk membantu guru memperagakan permasalahan real yang diberikan. Bebe rapa siswa lain terlihat sedih karena tidak dipilih dan S4 berkata: . Siswa sudah terlihat menujukkan ketertarikannya pada benda- benda real yang dibawa peneliti. Kemudian S14 memotong cokelat tersebut menjadi 6 potongan, dan memberikan 2 potongan cokelat kepada S19. Guru bertanya kepada S3 tentang banyaknya bagian cokelat yang diperoleh S19. Tetapi ketika ditanya , S 3 terihat menghindari pertanyaan guru sambil berkata: . Hal ini menunjukkan bahwa masih ada siswa yang masih terlihat takut dan tidak percaya diri untuk menjawab pertanyaan guru. Kegiatan selanjutnya adalah memberikan bahan diskusi yang dikerjakan secara berkelompok. Medi a yang digunakan adalah . Pelaksanaan diskusi kelompok pada pertem uan kedua ini sudah lebih baik dari pertemuan pertama. Siswa sudah mulai bisa berdiskusi dan bekerjasama dengan baik. Hampi r semua anggota kelompok terlihat aktif mengerja kan tugas yang diberikan. Walaupun masih ada 2 subyek S21 dan S19 yang “Yaaah ibu,,qo aku ga dipilih, aku kan mau maju buu..” “ Yaah..jangan aku dong bu,,jangan aku,,aku ga bisa bu..dia ajah tuh bu..” media daun singkong terlihat diam saja pada saat kerja kelompok. Guru berkeliling mengamati jalannya diskusi dan memberikan motivasi kepada beberapa siswa yang masih terlihat bingung pada saat diskusi ke lompok. Selesai diskusi, guru memberikan permasalahan real yang ada dipapan tulis dengan . Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk men j awab soal tersebut. S16 men gacungkan tangan sambil berkata: . Tanpa disuruh oleh guru, siswa tersebut menunjukkan keberaniannya dalam menjawab soal dipapan tulis. Pada saat S16 mengerjakan soal dipapan tulis, S16 tidak terlihat takut tetapi terlihat sedikit gugup karena S16 termasuk siswa yang jarang mengerjakan soal dipapan tulis. Sete S16 selesai mengerjakan soal dipapan tulis dengan benar, peneliti meminta S16 menunjuk salah seorang temannya untuk menyelesaikan soal selanjutnya. Adapun subyek yang ditunjuk oleh S16 adalah subyek yang kurang lancar dalam mem baca yaitu S14, pada saat ditanya guru subyek tersebut menjawab dengan media karton bergambarkan semangka Gambar. 8 S16 Mengerjakan Soal Dipapan Tulis “Bu..saya ya bu yang maju, saya sudah bisa buu..” terbata- bata dan lupa sehingga S14 melakukan satu kesalahan dalam mengerjakan soal terse but. Setelah melakukan tanya jawab, peneliti memberikan penjelasan kembali kepada siswa untuk memastikan bahwa siswa sudah memahami pelajaran yang diberikan guru. Kemudian guru memberikan latihan soal 2 kepada siswa kelas III. Hampir semua siswa dapat mengerjakan latihan soal tersebut dalam waktu yang singkat.Tetapi ada 3 subyek S14, S19, dan S21 yang sangat lamban dalam mengerjakannya. Pada pertemuan ketiga ini hanya ada 1 siswa yaitu S16 yang tidak hadir karena alasan sakit. Alokasi waktu belajar pada pertemuan ketiga adalah 2 x 35 menit. Materi yang akan diajarkan adalah menyajikan nilai pecahan melalui gambar. Pada awal pembelajaran guru meminta siswa membuat kelompok yang dah dibentuk pada pertemuan sebelumnya. Suasana sedikit ramai ketika siswa mencari teman sekelompoknya. Setelah semua kelompok terbentuk, guru memberikan siswa pengarahan tentang tugas yang akan mereka kerjakan secara berkelompok. Guru menggunakan yang ber warna- warni untuk dibuat menjadi 3 be ntuk bangun datar dan mengarsirnya sesuai dengan pecahan sederhana yang ditentukan. Sebelum kerja kelompok dimulai, guru memberikan apersepsi untuk mengingatkan siswa tentang benda- benda real yang berbentuk bangun datar. Pada saat guru membagikan kertas origam i, S8 bertanya: . Hal ini menunjukkan bahwa sebagian siswa sudah mengenal benda - benda real yang berbentuk bangun datar. 3 Pertemuan ke-3Kamis,13 Januari 2011 media kertas karton dan kertas origami “Bu,,kertas warna -warni ini boleh dibentuk kaya atap rumah g a bu?” Siswa terlihat senang mengerjakan tugas kelompok yang diberikan guru, walaupun masih ada 1 subyek yang masih terlihat pasif. Subyek tersebut adalah S19, subyek ini cenderung pemalu dan kurang bisa bergaul. Guru memotivasinya untuk lebih percaya diri dan berani melakukan suatu pekerja an. Peneliti dan guru kolaborator mengamati jalannya diskusi dan membantu setiap kelompok yang mengalami kesulitan. Kelompok 4 adalah kelompok yang pertama selesai mengerjakan tugas kelompok yang diberikan guru. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugas kelompok , guru meminta kelompok 4 untuk menjelask an hasil pekerjaan mereka di depan kelas. Salah satu anggota kelompok 4 yaitu S12 langsung berani mengacungkan tangan untuk bersedia menjelaskan hasil pekerjaan kelompoknya. Pada saat S12 menjela skan kepa d a teman - temannya, masih ada 3 subyek S1, S14, dan S21 yang tidak memper hatikan . Ketika 3 subyek tersebut ditanya oleh guru, hanya S21 saja yang bisa menjawab pertanyaan guru dengan benar. Sedangankan S1 dan S14 menjawab dengan terbata-bata sambil se sekali menoleh teman sekelompoknya . Gambar. 9 Kelompok Yang Paling Pertama Selesai Mengerjakan Bahan Diskusi 2 Kegiatan akhir pada pertemuan ketiga ini adalah mengerjakan latihan soal 3. Pada saat mengerjakan latihan soal, masih ada 3 subyek yaitu S1, S14, dan S21 yang terlihat kebingungan dalam mengerjakannya. Hal ini disebabkan karena kurang konsentrasinya siswa - siswa tersebut pada saat guru menjelaskan materi ajar yang diberikan. Pertemuan ini berlangsung s elama 2 jam pelajaran 70 menit. Jumlah siswa yang hadir pada pertemuan ini adalah 21 siswa. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada pertemuan ini, pembelajaran akan diisi dengan pemberian tes akhir siklus I. Pa da saat memasuki kelas, siswa sudah terlihat menempati tempat duduknya masing - masing tanpa diperintah terlebih dahulu, dan telah mempersiapkan diri untuk mengikuti tes yang akan diberikan. Pelaksanaan tes siklus I ini berjalan lancar, meskipun masih banyak siswa yang sering menanyakan untuk memastikan jawaban mereka tetapi guru selalu mencoba membimbing siswa untuk mandiri dan menemukan hasil jawaban yang benar. Setelah pelaksanaan tes siklus I, kemudian peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas dan siswa untuk mengungkap pendapat mereka tentang pembelajaran matematika dengan mengg u nakan pendekatan PMRI Tahap ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan oleh gur u kolaborator yang mencatat seluruh aspek indikator kecemasan siswa dan semua hal yang terjadi selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan suby e k melalui lembar observasi dapat dilihat pada table berikut ini : 4 Pertemuan Ke-4Sabtu, 15 Januari 2011 Pendidikan Matematika Realistik Indonesia

c. Tahap Observasi dan Analisis

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pendidikan Matematika Realistik Indonesia Untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas Va Sdn Perumnas Bumi Kelapadua Kab. Tangerang

0 6 157

PENERAPAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN BILANGAN PECAHAN DI KELAS IV MI GHIDAUL ATHFAL KOTA SUKABUMI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV M

1 40 213

Peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui pendekatan realistik pada pokok bahasan pecahan

2 17 79

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN RUANG.

0 1 32

Pengembangan buku guru dan buku siswa Matematika kelas I sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

0 1 202

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika kelas IV SD dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

0 2 174

Pengembangan buku guru dan buku siswa SD kelas II mata pelajaran Matematika dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

3 16 141

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika kelas III SD dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

1 9 181

Pengembangan buku guru dan buku siswa Matematika kelas I sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

0 1 200

View of Pengaruh Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SD

0 1 8