b Pembersihan melalui mukosilia c Sekresi oleh humoral lokal
d Fagositosis
C. Volume dan Kapasitas Vital paru
Volume paru dan kapasitas vital paru merupakan gambaran fungsi ventilasi sistem pernapasan. Dengan mengetahui besarnya volume dan kapasitas
vital paru dapat diketahui besarnya kapasitas ventilasi maupun ada tidaknya
kelainan fungsi ventilisator paru.
1.
Volume Paru
Selama pernapasan berlangsung, volume selalu berubah-ubah. Dimana mengembang sewaktu inspirasi dan mengempis sewaktu ekspirasi.
Dalam keadaan normal, pernapasan terjadi secara pasif dan berlangsung hamp
ir tanpa disadari Suma’mur, 1988. Beberapa parameter yang menggambarkan volume paru adalah:
- Volume Tidal Tidal Volume=TV, adalah volume udara masuk dan keluar
pada pernapasan. Besarnya TV orang dewasa sebanyak 500 ml.
- Volume Cadangan Inspirasi Inspiratory Reserve Volume=IRV, volume udara yang masih dapat dihirup kedalam paru sesudah inspirasi biasa,
besarnya IRV pada orang dewasa adalah 3100 ml.
- Volume Cadangan Ekspirasi Ekspiratory Reserve Volume=ERV, volume udara yang masih dapat dikeluarkan dari paru sesudah ekspirasi biasa,
besarnya ERV pada orang dewasa adalah 1200 ml.
- Volume Residu Residual Volume=RV, udara yang masih tersisa didalam
paru sesudah ekspirasi maksimal. TV, IRV dan ERV dapat diukur dengan spirometer, sedangkan RV=TLC-VC.
2.
Kapasitas Paru
Menurut Guyton 1997, kapasitas paru dapat diuraikan sebagai berikut: a Kapasitas inspirasi
Jumlah udara yang dapat dihirup oleh seseorang, dimulai pada tingkat ekspirasi normal dan pengembangan paru sampai jumlah maksimum kira-
kira 3500 mL. b Kapasitas residu fungsional
Jumlah udara yang tersisa dalam paru pada akhir ekspirasi normal kira- kira 2300 mL.
c Kapasitas paru total Volume maksimum dimana paru dapat dikembangkan sebesar mungkin
dengan inspirasi paksa kira-kira 5800 mL.
D. Pemeriksaan Kapasitas Vital Paru
Metode yang digunakan dalam pemeriksaan kapasitas vital paru adalah spirometri. Pemeriksaan dengan spirometri ini adalah tes yang berhubungan
dengan fungsi ventilasi paru-paru dan dinding dada, dengan menggunakan alat spirometer yang mengukur arus dalam satuan isi dan waktu. Uji ini sangat
menguntungkan karena terbukti dapat diandalkan untuk tujuan epidemiologi. Dikenal beberapa jenis spirometer antara lain: water sealed spirometer.
Alat ini terdiri dari alat untuk bernafas, penangkap CO
2
soda lime, alat pencatat spirogram kimograf, alat ini terdiri dari penghisap piston didalam silinder,
diantara piston dan silinder terdapat semacam lapisan plastik. Sedangkan spirometer wedge, spirometer piston, spirometer bellows, terdiri dari alat yang
dapat mengembang dan mengempis akibat pernafasan, terbuat dari karet dan plastik. Alat ini dihubungkan dengan pena untuk mencatat pergerakan pada kertas
grafik yang berputar dengan kecepatan tetap. Spirometer elektronik, alat ini mudah dibawa serta mudah digunakan dan hasilnya langsung tertera setelah
pemeriksaan Ahmadi, 1990. Menurut Ahmadi 1990 Ada empat volume paru utama serta empat
kapasitas paru utama yang diukur dengan spirometer. Pemeriksaan volume paru utama yaitu :
1. Volume alur nafas tidal volume, adalah jumlah udara yang masuk ke dalam dan ke luar paru pada pernafasan nomal.
2. Volume cadangan inspirasi inspiratory reserve volume, adalah jumlah udara yang masih dapat masuk kedalam paru pada inspirasi maksimal setelah
inspirasi biasa. 3. Volume cadangan ekspirasi expiratory reserve volume, adalah jumlah udara
yang dikeluarkan secara aktif dari dalam paru setelah ekspirasi biasa. 4. Volume residu residual volume, adalah jumlah udara yang tersisa dalam
paru setelah ekspirasi maksimal. Hasil dari tes kapasitas vital paru tidak dapat untuk mendiagnosis suatu
panyakit paru-paru tapi hanya memberikan gambaran gangguan fungsi paru yang dapat dibedakan atas Price, 1995:
1. Kelainan obstruktif kelainan pada ekspirasi Adalah setiap keadaan hambatan aliran udara karena adanya sumbatan atau
penyempitan saluran nafas. Kelainan obstruktif akan mempengaruhi kemampuan ekspirasi.
2. Kelainan restriktif kelainan pada inspirasi Adalah gangguan pada paru yang menyebabkan kekakuan paru sehingga
membatasi pengembangan paru-paru. Gangguan restriktif mempengaruhi kemampuan inspirasi.
Oleh karena itu untuk menetapkan lokasi dari kelainan ini beberapa tes perlu dilakukan antara lain Price, 1995:
1. Kapasitas vital vital capacity 2. Aliran udara ekspirasi expiratory air flow