Gambaran Kapasitas Vital Paru Pekerja
Kandungan debu maksimal di dalam udara ruangan dalam pengukuran rata-rata 8 jam adalah sebesar 0,15 mgm3 untuk debu total
dengan suhu 18-28
o
C. Depkes RI, 2002. Dari hasil penelitian pada variabel kadar debu total, didapatkan hasil bahwa persentase lingkungan
percetakan yang kadar debu totalnya melebihi NAB lebih banyak daripada lingkungan yang sesuai dengan NAB. Dari hasil analisis bivariat
menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kadar debu total dengan kapasitas vital paru pekerja percetakan di kawasan Mega Mall
Ciputat tahun 2013. Hal ini sejalan dengan penelitian dari penelitian Khumaidah 2009
yang meneliti gangguan fungsi paru pada pekerja mebel di kabupaten Jepara yang menyatakan bahwa ada hubungan paparan kadar debu yang
diterima oleh pekerja mebel dengan kapasitas vital paru. Dalam hal ini disebabkan adanya deposit debu dalam jaringan paru disebut
pnemokoniasis. Menurut definisi dari International Labor Organization ILO pnemokoniosis adalah akumulasi debu dalam jaringan paru dan
reaksi jaringan paru terhadap adanya akumulasi debu tersebut. Debu di lingkungan kerja yang dihasilkan dari aktivitas percetakan
digolongkan sebagai penyebab langsung dari terjadinya penurunan kapasitas vital paru KVP. Partikel debu sebagai paparan utama dalam
aktivitas percetakan menyebabkan terjadinya penurunan KVP yang
dipengaruhi oleh kadar debu dalam udara dan lamanya partikel berada dalam paru.
Hal tersebut dapat diminimalisir dengan menyediakan masker yang sesuai dengan potensi bahaya di lingkungan kerja percetakan.
Pemilik percetakan disarankan untuk membuat aturan yang mewajibkan pekerja menggunakan masker dengan benar saat bekerja. Pekerja
menggunakan alat pelindung diri APD yang sesuai dengan lingkungan kerja, sebagai upaya preventif kepada pekerja yang tidak mengalami
gangguan KPV. Sedangkan pekerja yang telah mengalami gangguan KPV menjadi tidak semakin parah.