B. Saran
1. Saran Bagi Pekerja
a. Pekerja dapat menghentikan kebiasaan merokok dan menerapkan gaya hidup sehat guna kehidupan yang berkualitas dan produktif.
b. Pekerja lebih rajin dalam berolahraga minimal 3-5 kali seminggu dengan durasi 20-60 menit per hari, agar tubuh dalam kondisi bugar dan
mendapatkan nilai KPV dalam kondisi normal. c. Pekerja wajib menggunakan APD selama berada di lingkungan kerja agar
dapat meminimalisir pajanan berbahaya yang ada di lingkungan kerja.
2. Saran Bagi Pemilik Industri Percetakan
a. Sebaiknya pemilik percetakan memperhatikan ventilasi ruangan, dalam hal ini untuk membuat local exhaust guna menjaga kualitas udara di
dalam ruangan.
b. Sebaiknya pemilik percetakan menerapkan aturan dilarang merokok di lingkungan kerja agar pekerja yang tidak merokok tidak terpapar pajanan
berbahaya dari asap rokok.
c. Sebaiknya pemilik percetakan memberikan pendidikan dan pelatihan agar mereka dapat mengenal secara langsung bahaya yang ada di tempat kerja
dan sadar akan pentingnya hidup sehat.
d. Menerapkan shift kerja agar pajanan berbahaya yang diterima oleh pekerja
di lingkungan kerja tidak melebihi dari NAB yang telah ditetapkan.
e. Pemilik percetakan sebaiknya menempatkan pekerja yang mengalami riwayat penyakit yang berhubungan dengan pernafasan di tempat kerja
yang minim bahaya dan penyakit-penyakit yang diperberat akibat
pekerjaan tidak bisa berkembang menjadi penyakit baru.
f. Sebaiknya pemilik percetakan menyediakan masker yang sesuai dengan potensi bahaya di lingkungan kerja percetakan agar pekerja merasa
diperhatikan dan terpacu untuk menggunakannya. g. Berdasarkan penelitian ini, ditemukan 100 pekerja tidak menggunakan
masker maka disarankan agar pemilik percetakan membuat aturan yang mewajibkan pekerja menggunakan masker dengan benar saat bekerja.
3. Saran Untuk Penelitian Selanjutnya
a. Untuk Penelitian selanjutnya sebaiknya dapat melanjutkan analisis sampai multivariat, sehingga diketahui faktor yang paling berhubungan dengan
KVP. b. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya menganalisis kebiasaan olahraga
berdasarkan jenis, frekuensi dan durasinya. c. Perlu diadakan penelitian lanjutan terhadap variabel yang belum diteliti
pada penelitian ini, seperti paparan debu yang diterima pekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Tri Widodo. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kapasitas Vital Paru
Pada Pekerja Pembuatan Genteng. Skripsi. UNNES, 2007. Ahmadi UF. Kesehatan lingkungan kerja lingkungan fisik dalam upaya kesehatan
kerja sector informal. Direktorat Bina Peran Serta masyaakat. Depkes RI. Jakarta. 1990 :1
–10. Ambarkati, Arum. Takaran Olahraga Yang Benar Dan Aman. 2012. Diakses pada
tanggal 14
Januari 2013
available http:olah-raga-
indonesia.blogspot.com201204takaran-olahraga-yang-benar-dan-aman.html Amin,M. Patogenesis dan Pengobatan Pada Penyakit Paru Obstruksi Kronik.
Konggres Nasional X PDPI. Solo. 2005. Antarudin. Pengaruh Debu Padi Pada Faal Paru Pekerja Kilang Padi Yang Merokok
Dan Tidak Merokok. Program Pendidikan Dokter Spesialis Paru, FKUSU, Sumatera Utara, 2002.
Anonym, http:www . Pikiran rakyat.com. Penyakit Paru Akibat Debu Industri. diakses pada tanggal 14 Februari 2012.
Bannet, W.L. Buku ajar penyakit paru edisi bahasa Indonesia. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 1997: 40
– 57. Budiono, Irwan. Faktor Risiko Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Pengecatan
Mobil. Tesis UNDIP Semarang, 2007. Corwin, Elizabeth. J., Buku Saku Patofisiologi. Cetakan I. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta. 2001. Depkes RI. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja. Jakarta.
1990. Depkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan RI dan Keputusan Dirjen PPMPLP
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja. Jakarta. 2002. Depatemen Tenaga Kerja. Nilai ambang batas faktor kimia di udara lingkugan kerja.
Depatemen Tenaga Kerja Badan Perencanaan dan Pengembangan Tenaga