88
BAB VI PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
a. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, dengan menggunakan desain penelitian cross sectional terkadang ditemukan bias berupa tidak dapat
menentukan hubungan sebab akibat. b. Sebenarnya variabel paparan debu harus diteliti menggunakan Personal Dust
Sampler, untuk mengetahui paparan debu yang benar-benar diterima pekerja percetakan yang mungkin dipengaruhi lingkungan kerja.
c. Saat menanyakan kebiasaan olahraga, peneliti berasumsi bahwa presepsi pekerja dalam menjawab bisa menyebabkan bias pada jawaban yang
didapatkan. d. Saat menanyakan kebiasaan merokok, hanya menanyakan jumlah rokok yang
dihisap per hari dan lama mengkonsumsi rokok dalam tahun, tetapi tidak memperhatikan jenis rokok yang dihisap.
e. Dalam menentukan ventilasi ruangan, hanya mengukur ventilasi tanpa memperhatikan kondisi pintu yang selalu terbuka sebagai salah satu media
untuk pertukaran udara dari dalam dan luar ruangan.
B. Gambaran Kapasitas Vital Paru Pekerja
Kapasitas vital paru adalah jumlah udara maksimum pada seseorang yang berpindah pada satu tarikan napas. Kapasitas ini mencakup volume cadangan
inspirasi, volume tidal dan cadangan ekspirasi. Nilainya diukur dengan menyuruh individu melakukan inspirasi maksimum, kemudian menghembuskan sebanyak
mungkin udara di dalam parunya ke alat pengukur Corwin, 2001. Menurut Tambayong 2001, kapasitas vital paru adalah jumlah udara maksimal yang
dapat dikeluarkan dari paru, setelah udara dipenuhi secara maksimal Hasil dari tes kapasitas vital paru tidak dapat untuk mendiagnosis suatu
panyakit paru-paru tapi hanya memberikan gambaran gangguan fungsi paru yang dapat dibedakan atas kelainan obstruktif kelainan pada ekspirasi dan kelainan
restriktif kelainan pada inspirasiPrice, 1995. Kapasitas vital paru yang baik
adalah yang memiliki KVP minimal 80 menurut American Thoracis Society Ikhsan, 2002.
Hasil penelitian mengenai gambaran KVP pekerja di industri percetakan Mega Mall Ciputat tahun 2013 menunjukkan bahwa pekerja yang mengalami
gangguan restriksi, obstruksi dan campuran lebih banyak daripada yang tidak memiliki gangguan normal, dengan persentase 71,4 dan 28,6. Hasil dari
pemeriksaan dan pengukuran KVP pekerja tidak dapat mendiagnosis pekerja mengalami penyakit paru atau tidak. Namun hal tersebut mengindikasikan agar
pekerja yag mengalami gangguan segera di beri penanganan secara cepat dan