Hubungan Antara Kebiasaan Olahraga Pekerja dengan KVP Pekerja Hubungan antara Jenis Kelamin Pekerja dengan KVP Pekerja

B. Gambaran Kapasitas Vital Paru Pekerja

Kapasitas vital paru adalah jumlah udara maksimum pada seseorang yang berpindah pada satu tarikan napas. Kapasitas ini mencakup volume cadangan inspirasi, volume tidal dan cadangan ekspirasi. Nilainya diukur dengan menyuruh individu melakukan inspirasi maksimum, kemudian menghembuskan sebanyak mungkin udara di dalam parunya ke alat pengukur Corwin, 2001. Menurut Tambayong 2001, kapasitas vital paru adalah jumlah udara maksimal yang dapat dikeluarkan dari paru, setelah udara dipenuhi secara maksimal Hasil dari tes kapasitas vital paru tidak dapat untuk mendiagnosis suatu panyakit paru-paru tapi hanya memberikan gambaran gangguan fungsi paru yang dapat dibedakan atas kelainan obstruktif kelainan pada ekspirasi dan kelainan restriktif kelainan pada inspirasiPrice, 1995. Kapasitas vital paru yang baik adalah yang memiliki KVP minimal 80 menurut American Thoracis Society Ikhsan, 2002. Hasil penelitian mengenai gambaran KVP pekerja di industri percetakan Mega Mall Ciputat tahun 2013 menunjukkan bahwa pekerja yang mengalami gangguan restriksi, obstruksi dan campuran lebih banyak daripada yang tidak memiliki gangguan normal, dengan persentase 71,4 dan 28,6. Hasil dari pemeriksaan dan pengukuran KVP pekerja tidak dapat mendiagnosis pekerja mengalami penyakit paru atau tidak. Namun hal tersebut mengindikasikan agar pekerja yag mengalami gangguan segera di beri penanganan secara cepat dan tepat. Sehingga dampak yang ditimbulkan terhadap fungsi paru-paru pekerja tidak semakin parah. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Rini 1998 di Mojokerto menunjukan bahwa penurunan kapasitas vital paru pada pekerja pemecah batu, dengan gangguan restriksi sebesar 67, ia menyimpulkan bahwa penurunan kapasitas vital paru terjadi karena penurunan elastisitas paru yang di sebabkan oleh fibrosis akibat pajanan debu yang diduga mengandung silica. Sedangkan berdasarkan hasil penelitian Adi 2007 pada pabrik pembuatan genteng, diketahui 35 85 pekerja mengalami restriksi dari 41 orang pekerja. Dalam penelitian ini, kapasitas vital paru pada pekerja percetakan dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi kapasitas vital paru pada pekerja di industri percetakan Mega Mall Ciputat tahun 2013 adalah kondisi lingkungan kerja kadar debu total dan ventilasi ruangan dan kondisi pekerja riwayat penyakit, masa kerja, kebiasaan merokok dan kebiasaan olahraga, sedangkan faktor-faktor yang tidak terduga mempengaruhi kapasitas vital paru pada pekerja adalah status gizi, jenis kelamin dan umur. Berikut akan dibahas satu persatu mengenai variabel yang menjadi faktor – faktor yang berhubungan dengan kapasitas vital paru pekerja di industri percetakan Mega Mall Ciputat tahun 2013.

C. Faktor

– Faktor yang Berhubungan dengan Kapasitas Vital Paru 1. Karakteristik Lingkungan Kerja a. Hubungan antara Kadar Debu Total dengan Kapasitas Vital Paru Debu dapat menyebabkan kerusakan paru dan fibrosis apabila terinhalasi selama bekerja terus menerus. Bila alveoli mengeras, akibatnya mengurangi elastisitas dalam menampung volume udara sehingga kemampuan mengikat oksigen menurun Depkes RI, 2003. Semakin lama seseorang dalam bekerja maka semakin banyak dia telah terpapar bahaya yang ditimbulkan oleh lingkungan kerja tersebut Suma’mur, 1988. Debu di lingkungan kerja akan mencemari udara sehingga pekerja percetakan dapat terpapar debu kertas dan tinta. Bahan pencemar tersebut dapat berpengaruh terhadap kesehatan manusia khususnya kapasitas vital paru KVP. Berbagai faktor dalam timbulnya gangguan pada saluran napas akibat debu dapat disebabkan oleh debu yang meliputi ukuran partikel, bentuk, konsentrasi, daya larut dan sifat kimiawi, serta lama paparan. Ahmadi, 1990. Penumpukan dan pergerakan debu pada saluran napas dapat menyebabkan peradangan jalan napas. Peradangan ini dapat mengakibatkan penyumbatan jalan napas, sehingga dapat menurunkan kapasitas paru Yulaekah, 2007.