45 yang menjadi landasan bagi pendidik untuk menanamkan nilai-nilai religius
pada peserta didik pada usia sekolah dasar. Perkembangan sosial anak usia sekolah dasar dapat dilihat dari
pergaulannya di lingkungan baik dalam berhubungan dengan teman sekolah maupun dengan teman sebayanya. Hurlock, Elizabeth B 1980: 148
menyatakan bahwa anak usia ini sering disebut usia bermain karena luasnya minat dan kegiatan bermain anak usia ini. Dengan demikian, pada masa ini
anak cenderung lebih berminat atau lebih menyukai bermain dibanding masa yang lain.
Berdasarkan paparan di atas, dapat diuraikan bahwa anak usia sekolah dasar merupakan masa yang penting dalam membentuk pribadi yang baik
berdasarkan pada perkembangan fisik, kognitif, emosi, moral dan sosialnya. Anak usia sekolah dasar memiliki karakteristik yang unik sehingga dalam
penanamaan nilai religius di sekolah juga harus selalu memperhatikan perkembangan anak. Hal ini perlu dilakukan agar anak dapat tumbuh dan
berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya dalam rangka pembentukan karakter religius siswa di sekolah.
F. Kerangka Berpikir
Pendidikan karakter merupakan upaya untuk menanamkan nilai-nilai karakter mulia kepada peserta didik dalam rangka memperbaiki karakter
bangsa yang kurang bagus dan membentuk manusia Indonesia yang berkarakter. Nilai religius sebagai salah satu nilai dalam pendidikan karakter
46 sangatlah penting adanya. Nilai religius merupakan suatu nilai yang
menunjukkan adanya keyakinan terhadap Tuhan dan melaksanakan segala cara atau usaha sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya. Dengan nilai
religius, manusia akan mengendalikan tingkah lakunya agar tidak menyimpang dari agama yang dianutnya. Oleh karena itu, nilai religius sangat
dianjurkan untuk dimiliki oleh setiap orang. Nilai religius perlu ditanamkan pada anak sejak usia sedini mungkin
seperti ketika masih sekolah dasar. Nilai religius ini dapat dilaksanakan sesuai dengan pelaksanaan pendidikan karakter, yaitu melalui kegiatan belajar
mengajar, budaya sekolah, dan kegiatan ekstrakurikuler. Pelaksanaan nilai religius ini memerlukan kerja sama yang baik oleh seluruh warga sekolah
agar dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, sekolah diharapkan dapat melaksanakan nilai religius sebagai salah satu nilai
dalam pendidikan karakter dengan baik.
G. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan kajian teori di atas, maka dapat dimunculkan pertanyaan penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimana pelaksanaan nilai religius berupa keyakinan agama, praktik
agama, pengetahuan agama, pengalaman agama, dan pengamalan agama dalam kegiatan belajar mengajar di SDIT Anak Sholeh?
47 2.
Bagaimana pelaksanaan nilai religius berupa keyakinan agama, praktik agama, pengetahuan agama, pengalaman agama, dan pengamalan agama
dalam budaya sekolah di SDIT Anak Sholeh? 3.
Bagaimana pelaksanaan nilai religius berupa keyakinan agama, praktik agama, pengetahuan agama, pengalaman agama, dan pengamalan agama
dalam kegiatan ekstrakurikuler di SDIT Anak Sholeh?
48
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Peneliti bermaksud untuk meneliti secara mendalam tentang pelaksanaan nilai religius di SDIT
Anak Sholeh. Hal ini sesuai dengan pendapat Nana Syaodih Sukmadinata 2010: 60 yang menyatakan bahwa penelitian kualitatif qualitative
research adalah suatu penelitian yang ditujukan unjuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan,
persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Peneliti
bermaksud mendeskripsikan dengan apa adanya kegiatan pelaksanaan nilai religius di SDIT Anak Sholeh tanpa memberikan perlakuan terhadap subjek
yang diteliti. Hasil penelitian ini bukan angka melainkan berupa deskripsi mendalam mengenai pelaksanaan nilai religius di SDIT Anak Sholeh. Peneliti
bermaksud untuk mendeskripsikan tentang pelaksanaan nilai religius di SDIT Anak Sholeh melalui kegiatan belajar mengajar, budaya sekolah, dan kegiatan
ekstrakurikuler. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Nana Syaodih Sukmadinata 2010: 54 yang menyatakan bahwa penelitian deskriptif
descriptive research adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini
atau saat yang lampau.