Indikator Kinerja perpustakaan Standar Indikator Kinerja Perpustakaan Perguruan Tinggi 1. Standarisasi

4. Dapat dicapai, penting dan harus berguna untuk menunjukkan keberhasilan masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak serta proses; 5. Harus cukup fleksibel dan sensitif terhadap perubahanpenyesuaian pelaksanaan dan hasil pelaksanaan kegiatan; 6. Efektif; datainformasi yang berkaitan dengan indikator kinerja yang bersangkutan dapat dikumpulkan, dioleh, dan dianalisis dengan biaya yang tersendiri; Sedangkan menurut Dewi 2010: 1 menyatakan bahwa syarat-syarat indikator kinerja yang harus dilakurkan adalah: ”1 Penting, 2 Efektif dan layak, 3 Relevan, 4 Spesifik dan jelas, 5 Dapat diukur, 6 Dapat dicapai, 7 Realistis, 8 Ketepatan waktu”. Dari pendapat di atas, dapat dinyatakan bahwa syarat yang harus dilakukan dalam pengukuran indikator tidak terlepas dari hal-hal yang sangat penting, spesifik, relevan, jelas, dapat diukur secara efektif dan dapat menghasilkan hasil yang tepat guna bagi lembagaperpusahaan untuk mengambil keputusan.

2.7.3. Indikator Kinerja perpustakaan

Standar ISO 11620 dirumuskan oleh Technical Committee ISOTC 46 Information and documentation, subcommittee SC 8 statistic and performance evaluation. Standar ini memuat Indikator kinerja perpustakaan secara urnum dan telah dilakukan uji coba dan diterapkan untuk semua jenis perpustakaan di berbagai negara. Dalam ISO 11620-1998, terdapat 15 aspek kegiatan yang dapat diukur dengan menggunakan 23 indikator. Dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 1 Matriks Indikator Kinerja Perpustakaan menurut ISO 11620 No Layanan KegiatanAspek yang diukur Indikator Kinerja 1 2 3 Universitas Sumatera Utara 1 Persepsi Pemakai 1 User Satisfaction Kepuasan Pemakai 2 Layanan Publik 2.1. Umum 2 Percentage of Target Population Reached Persentase Target Populasi yang Dicapai 3 Library Visits per Capita Kunjungan ke Perpustakaan per Kapita 2.2. Penyediaan Dokumen 4 Titles Availability Ketersediaan Judul Dokumen 5 In Library Use per Capita Penggunaan di Perpustakaan per Kapita 2.3. Temu Kembali Dokumen 6 Median Time of Document Retrieval from Closed Stacks Waktu Median Temu Kembali Dokumen Dari koleksi tertutup 7 Median Time of Document Retrieval from Open Access Waktu Median Temu Kembali Dokumen Dari koleksi terbuka 2.4. Peminjaman Dokumen 8 Collection Turnover Perputaran Koleksi 9 Loans per Capita Peminjaman per Kapita 10 Documents on Loan per Capita Dokumen yang Sedang Dipinjam per Kapita 11 Loans per Employee Peminjaman per Karyawan 2.5. Pengiriman dokumen dari sumber luar 12 Speed of Interlibrary Lending Kecepatan Silang Layan 2.6. Layanan Referensi 13 Correct Answer Fill Rate Tingkat Ketepatan Jawaban 2.7. Penelusuran Informasi 14 Title Catalogue Search Success Rate Tingkat Keberhasilan Penelusuran melalui Katalog Judul 15 Subject Catalogue Search Success Rate Tingkat Keberhasilan Penelusuran melalui Katalog Subjek 2.8. Pendidikan Pemakai Belum ada indikatornya 2.9. Fasilitas 16 Facilities Availability Ketersediaan Fasilitas 17 Facilities Use Rate Tingkat Penggunaan Fasilitas 1 2 3 18 Seat Occupancy Rate Tingkat Keterisian Kursi 19 Automated System Availability Ketersediaan Sistem Otomasi 20 Automated System Availability Ketersediaan Sistem Otomasi Universitas Sumatera Utara 3 Layanan Teknis 3.1. Pengadaan Dokumen 21 Median Time of Document Acquisition Waktu Median Pengadaan Dokumen 3.2. Pengolahan Dokumen 22 Median Time of Document Processing Waktu Median Pengolahan Dokumen 3.3. Katalogisas 23 Cost per Title Catalogued Biaya Katalogisasi per Judul 4 Promosi Layanan Belum ada indikatornya 5 Ketersediaan dan Penggunaan SDM Belum ada indikatornya Sumber : Perpusnas RI, 2001 : 16 Indikator kinerja yang digambarkan dalam standar ISO 11620 mencakup 5 aspek Perpusnas RI, 2001: 4 yaitu: ”1 Persepsi pengguna perpustakaan, 2 Layanan perpustakaan, 3 Layanan teknis, 4 Promosi jasa, 5 Ketersediaan dan pemanfaatan sumberdaya manusia.” Berdasarkan standar di atas, dapat dijelaskan bahwa indikator kinerja bisa digunakan untuk membandingkan data komoditi suatu perpustakaan dari waktu ke waktu. Perbandingan data antar perpustakaan tidak disarankan, namun untuk alasan tertentu dan kondisi serupa sistem ini juga dapat digunakan. Standar ini belum mencakup semua Indikator, termasuk Indikator untuk mengevaluasi dampak perpustakaan terhadap perorangan atau masyarakat disekitar perpustakaan. Namun demikian standar ini cukup membantu perpustakaan dalam mengukur kinerjanya. 2.8. Pedoman Pengukuran Kinerja Perpustakaan Perguruan Tinggi mengacu kepada Performance Indicator Measurement yang di keluarkan oleh American Library Association ALA Dalam perkembangan perpustakaan kita, tidak ada cara lain selain mengukur kinerja yang telah kita capai dan membandingkannya dengan kinerja sebelumnya. Selain itu dengan indikator kinerja kita bisa mengetahui kondisi perpustakaan kita dengan perpustakaan orang lain. Saat ini belum ada pedoman lain untuk mengukur kinerja perpustakaan perguruan tinggi yang diterbitkan secara resmi selain yang diterbitkan oleh Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia. Indikator kinerja pada pedoman ini mengacu kepada Performance Indicator Measurement yang dikeluarkan oleh American Library Association ALA. Universitas Sumatera Utara Pada pedoman ini, semua Indikator pengukuran kinerja tercantum dalam ukuran kinerja menurut ISO 11620. Beberapa ukuran pada ISO 11620 sengaja belum disertakan dalam pedoman ini karena kemungkinan masih sulit diterapkan. Bebepapa indikator pengukuran yang sudah disepakati oleh lokakarya dan pertemuan dengan para kepala perpustakaan perguruan tinggi se-Indonesia pada tahun 2001. Untuk lebih jelasnya, rincian kebutuhan data dan sumber informasi untuk setiap indikator kinerja dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 2 Matriks Indikator Kinerja Perpustakaan menurut Performance Indicator Measurement Obyek Penelitian Indikator kinerja 1 2 Penilaian Kinerja Perpustakaan berdasarkan Standar ISO 11620 yang mengacu pada Performance Indicator Measurement yang dikeluarkan oleh American Library Association ALA 1 Circulation perCapita 2 In-Library Material Use perCapita 3 Library Visit perCapita 4 Program Attandance perCapita 5 Reference Transactions PerCapita 6 Reference Fill Rate 7 Title Fill Rate 8 Subject and Autor Fill Rate 9 Registration as a Percentage of Population 10 TurnoverRate Sumber : Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi se-Indonesia Pengukuranpenilaian masing-masing indicator di atas dihitung dengan menggunakan rumus tertentu. Untuk menghitung persentasi hasil evaluasi kinerja Perpustakaan USU tersebut digunakan rumus ISO 11620 yang mengacu pada Performance Indicator Measurement yang dikeluarkan oleh ALA. Atau berdasarkan pedoman pengukuran kinerja perpustakaan perguruan tinggi yang disepakati bersama oleh Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi se-Indonesia tahun 2002. Penjelasan rumus tersebut dapat dilihat pada Bab III. pada poin 3.6. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian dengan teknik analisis merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian diperlukan metode yang dipergunakan untuk memecahkan suatu permasalahan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Seperti yang dikemukakan oleh Arikunto 2005 bahwa: ”penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan”. Sedangkan menurut Sugiono 2002: 112 menyatakan bahwa: “Metode deskriptif adalah metode yang di gunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Dilihat dari syarat penelitian deskriptif yang sesuai dengan kegiatan tersebut di atas mendeskripsikan upaya yang telah dilakukuan, maka apabila penelitian seperti itu dilakukan secara terencana oleh peneliti maka dapat dikategorikan sebagai jenis penelitian Pre Experimental Design One Shot Case Study atau One-Group Pretest- Posttest Design Sugiono: 2006, 83. Namun demikian, karena pelaksanaan penelitian dilakukan setelah kejadian berlangsung ini ciri penelitian deskriptif maka tetap dikatakan sebagai penelitian deskriptif dokumetasi analisis.

3.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Perpustakaan USU, yang berlokasi di Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU, Padang Bulan, Medan. Waktu pengambilan data direncanakan pada bulan februari-April 2011. Sebagai alasan pemilihan lokasi didasarkan pada kinerja perpustakaan yang ada pada perpustakaan USU, sehingga diharapkan setelah penelitian berlangsung kinerja perpustakaan akan lebih baik dari yang sebelumnya. Selain itu infrastruktur dan kesamaan budaya juga menjadi faktor yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti kembali. Universitas Sumatera Utara