2.4.6. Pendekatan-Pendekatan Pengukuran
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam pengukuran diantaranya telah dikemukakan oleh George Bonn yang disitir oleh Evans 2000 yang memberikan
lima pendekatan umum terhadap pengukuran pada perpustakaan yaitu: 1.
Pengumpulan data statistik semua koleksi yang dimiliki; 2.
Pengecekan pada daftar standar seperti katalog dan bibliografi; 3.
Pengumpulan pendapat dari pengguna yang biasa datang ke perpustakaan; 4.
Pemeriksaan koleksi langsung; 5.
Penerapan standar, pembuatan daftar kemampuan perpustakaan dalam penyampaian dokumen, dan pencatatan manfaat relatif dari kelompok
khusus.
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam melakukan pengukuran hasil belajar Sudrajad, 2008 yaitu:
Pengukuran yang mengacu kepada norma Penilaian Acuan Norma atau norm- referenced assessment dan penilaian yang mengacu kepada kriteria Penilaian
Acuan Kriteria atau criterion referenced assessment. Perbedaan kedua pendekatan tersebut terletak pada acuan yang dipakai. Pada penilaian yang
mengacu kepada norma, interpretasi hasil penilaian peserta didik dikaitkan dengan hasil penilaian seluruh peserta didik yang dinilai dengan alat penilaian
yang sama. Jadi hasil seluruh peserta didik digunakan sebagai acuan. Sedangkan, penilaian yang mengacu kepada kriteria atau patokan, interpretasi
hasil penilaian bergantung pada apakah atau sejauh mana seorang peserta didik mencapai atau menguasai kriteria atau patokan yang telah ditentukan.
Kriteria atau patokan itu dirumuskan dalam kompetensi atau hasil belajar dalam kurikulum berbasis kompetensi
Pengukuran dan penilaian kinerja layanan informasi memiliki tujuan-tujuan
alternatif dan ini mempengaruhi evaluasi pada perpustakaan. Mengenal pada pandangan-pandangan yang beraneka ragam dan tidak semua pustakawan setuju pada
pendekatan tersebut dalam melakukan pengukuran dan penilaian pada perpustakaan. Crawford 2002: 54 mengatakan bahwa ada beberapa pendekatan pengukuran dan
penilaian yang bisa dipakai dalam mengevaluasi layanan informasi perpustakaan yaitu:
a. Pendekatan orientasi manajemen yaitu: penekanan pada pendekatan ini
terletak pada pengindentifikasian dan pemenuhan kebutuhan dari para pembuat keputusan pimpinan. Evaluator memberikan informasi dan
alternatif-alternatif pada pembuat keputusan. Metode pengukuran dan penilaian ini biasanya dilakukan oleh evaluator-evaluator dari luar.
Manajemen memberitahukan pada evaluator apa yang harus mereka periksa dan hasil-hasil yang diharapkan. Pendekatan evaluasi perpustakaan
adalah penggunaan tanda untuk mengarah pada keputusan-keputusan
Universitas Sumatera Utara
manajemen. Tanda tersebut adalah standar mifutu yang paling baik terhadap hasil-hasil lain yang sama diukur dan dinilai;
b. Pendekatan orientasi keahlian yaitu: penekanan dari pendekatan ini adalah
penerapan langsung keahlian profesional untuk menilai kualitas. Penilainnya dibuat dengan menggunakan standar-standar dan praktek-
praktek yang diterima oleh para profesional. Pendekatan ini telah mengarah pada perkembangan standar-standar untuk perpustakaan-
perpustakaan umum secara historis dan pendekatan ini banyak digunakan oleh negara-negara bagian Amerika Serikat. Dengan demikian pendekatan
orientasi obyeknya terhadap pengukuran dan penilaian menjadi metode evaluasi yang populer, mengalahkan pendekatan orientasi keahlian;
c. Pendekatan orientasi obyektif yaitu: pendekatan ini penekankan pada
kekhususan tujuan-tujuan dan sasaran serta penentuan tingkat yang telah dicapai. Evaluator mengumpulkan bukti hasil-hasil program dan
membandikannya dengan pelaksanaan yang sebenarnya terhadap sasaran program;
d. Pendekatan orientasi alamiah dan partisipan yaitu: pendekatan ini
menekankan pada keterlibatan partisipasi atau pemegang saham, modal dalam menentukan nilai-nilai, kriteria, kebutuhan dan data. Evaluator
bekerja dengan pemegang sahammodal dan berinteraksi dengan kepentingan-kepentingannya. Pendekatan ini mengarahkan kegiatan-
kegiatan penelitian pada pengukuran dan penilaian proyek-proyek perpustakaan digital saat ini.
Pengukuran layanan informasi pada perpustakaan yang dilakukan dengan berbagai pendekatan seperti yang telah dijelaskan di atas banyak diterapkan oleh
perpustakaan dan pusat-pusat layanan dokumentasi dan informasi guna mendapatkan efektifitas dan efisiensi kerja, baik secara internal lembaga itu sendiri maupun
eksternal pengguna jasa informasi. Jadi pendekatan orientasi manajemen, keahlian, objektifitas, dan alamiah serta partisipan terus dikembangkan. Tujuan akhir dari
perpustakaan dan pusat layanan informasi, efektif dan efisiensi kerja secara eksternal adalah meningkatkan kepusan pengguna perpustakaan.
2.5. ISO International Organization for Standardization