suatu kriteria baku meter, kilogram, takaran dan sebagainya, pengukuran bersifat kuantitatif. Penilaian adalah suatu proses transpormasi dari hasil
pengukuran menjadi suatu nilai. Jadi, pengukuran itu merupakan proses mengukur yang berfungsi sebagai alat evaluasi. Dari kegiatan pengukuran ini
proses evaluasi dimulai. Karenanya, dalam keberhasilan ada dua konsep yang terdapat didalamnya yaitu efektifitas dan efisiensi. Efektifitas merupakan
perbandiangan antara output dan inputnya. Sedangkan efisiensi adalah taraf pendayagunaan input untuk menghasilkan output lewat suatu proses.
Ada beberapa pengukuran kinerja pegawai menurut Gomes 2003: 134
adalah sebagai berikut : a.
Quantity of work: Jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan;
b. Quality of work: kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat
kesesuaian dan kesiapannya; c.
Job Knowledge: Luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya;
d. Creativeness: Keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dari tindakan-
tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul; e.
Cooperation: kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain sesama anggota organisasi;
f. Dependability: Kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan
penyelesaian kerja tepat pada waktunya; g.
Initiative: Semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggung jawabnya;
h. Personal Qualities: Menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramah-
tamahan, dan integritas pribadi.
Dari pengertian-pengertian pengukuran dan penilaian di atas dapat dirangkum bahwa pengukuran dan penilaian yaitu, merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh
seseorang atau kelompok untuk melihat sejauh mana keberhasilan sebuah program. Keberhasilan program itu sendiri dapat dilihat dari dampak atau hasil yang dicapai
oleh program tersebut.
2.4.2. Fungsi dan Tujuan Pengukuran
Hal utama yang perlu diperhatikan dalam pengukuran kinerja adalah visi, misi, tujuan dan sasaran perpustakaan. Sebagaimana yang dikemukakan Sudrajad, 2008
yaitu: ”Penilaian memiliki tujuan yang sangat penting dalam pembelajaran, diantaranya untuk grading, seleksi, mengetahui tingkat penguasaan kompetensi,
bimbingan, diagnosis, dan prediksi.” Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada lembar berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Sebagai grading, penilaian ditujukan untuk menentukan atau membedakan
kedudukan hasil kerja peserta didik dibandingkan dengan peserta didik lain. Penilaian ini akan menunjukkan kedudukan peserta didik dalam
urutan dibandingkan dengan anak yang lain. Karena itu, fungsi penilaian untuk grading ini cenderung membandingkan anak dengan anak yang lain
sehingga lebih mengacu kepada penilaian acuan norma norm-referenced assessment;
2. Sebagai alat seleksi, penilaian ditujukan untuk memisahkan antara peserta
didik yang masuk dalam kategori tertentu dan yang tidak. Peserta didik yang boleh masuk sekolah tertentu atau yang tidak boleh. Dalam hal ini,
fungsi penilaian untuk menentukan seseorang dapat masuk atau tidak di sekolah tertentu;
3. Untuk menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai
kompetensi; 4.
Sebagai bimbingan, penilaian bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya,
membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan;
5. Sebagai alat diagnosis, penilaian bertujuan menunjukkan kesulitan belajar
yang dialami peserta didik dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan. Ini akan membantu guru menentukan apakah seseorang
perlu remidiasi atau pengayaan;
6. Sebagai alat prediksi, penilaian bertujuan untuk mendapatkan informasi
yang dapat memprediksi bagaimana kinerja peserta didik pada jenjang pendidikan berikutnya atau dalam pekerjaan yang sesuai. Contoh dari
penilaian ini adalah tes bakat skolastik atau tes potensi akademik.
Dari keenam tujuan pengukuran tersebut, tujuan untuk melihat tingkat penguasaan kompetensi, bimbingan, dan diagnostik merupakan peranan utama dalam
pengukuran. Kemudian menurut Strauss, 1980: 5-6, mengatakan bahwa: Kepuasan kerja penting untuk aktualisasi diri. Karyawan yang tidak
memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah untuk mencapai kematangan psikologis dan akan menjadi frustasi yang menyebabkan karyawan akan
senang melamun, mempunyai semangat kerja rendah, cepat lelah atau bosan, emosi tidak stabil, sering absen dan mengakibatkan turunnya kinerja karyawan
dan sebaliknya. Sedangkan menurut Handoko, 2000: 145 menyatakan bahwa: “kepuasan
kerja mempunyai arti yang penting, baik bagi karyawan maupun perusahaan terutama karena menciptakan keadaan positif dalam lingkungan kerja.”
Sementara menurut Simamora, 1995: 327, menerangkan bahwa tujuan diadakannya pengukuran kinerja bagi para karyawan dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Tujuan evaluasi Seorang manajer menilai kinerja dari masalalu seorang
karyawan dengan menggunakan ratings deskriptif untuk menilai kinerja dan dengan data tersebut berguna dalam keputusan-keputusan promosi.
demosi, terminasi dan kompensasi.
Universitas Sumatera Utara
2. Tujuan pengembangan Seorang manajer mencoba untuk meningkatkan
kinerja seorang karyawan dimasa yang akan datang. Dari pendapat tersebut di atas dapat diketahui bahwa, fungsi dari pengukuran
kinerja pelayanan informasi sangat mempengaruhi kinerja karyawan terutama pada: karakteristik situasi, deskripsi pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, dan standar kinerja
pekerjaan, tujuan-tujuan pengukuran kinerja, sikap para karyawan dan pimpinan terhadap penilaian. Kemudian tujuan pokok dari sistem pengukuran kinerja karyawan
adalah sesuatu yang menghasilkan informasi yang akurat dan valid berkenaan dengan prilaku dan kinerja anggota organisasi atau perusahaan, menyediakan data dan
informasi serta rekomendasi bagi pengambil kebijakan decision maker untuk memutuskan berlanjut tidaknya suatu kegiatan.
2.4.3. Alat Pengukuran