III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Operasional
Jumlah penduduk yang meningkat menyebabkan permintaan akan air semakin meningkat. Terutama untuk daerah padat penduduk seperti DKI Jakarta sebagai pusat
aktivitas kegiatan ekonomi masyarakat. Banyaknya pembangunan industri dan infrastuktur untuk kebutuhan pertumbuhan ekonomi mengakibatkan semakin menurunnya
daya dukung lingkungan yang pada akhirnya menyebabkan ketersediaan air yang berasal dari air permukaan dan air tanah semakin menurun diikuti dengan menurunnya kualitas
air tersebut. PD PAM Jaya sebagai badan yang memberikan jasa pelayanan dan menyelenggarakan kemanfaatan di bidang air minum menghadapi kendala dalam
pelaksanaannya seperti tingkat kebocoran air yang tinggi, kualitas air yang masih rendah, distribusi air yang tidak merata, cakupan pelayanan masih terbatas, serta profitabilitas
PAM jaya yang masih rendah cenderung negatif. Keterbatasan-keterbatasan ini membuat PAM Jaya untuk melakukan privatisasi
dengan bekerja sama dengan perusahaan asing dengan tujuan utama untuk meningkatkan profitabilitas PAM Jaya dan perbaikan pelayanan. Kerjasama ini sudah berjalan hampir
setengah dari masa perjanjian selama 25 tahun dan dapat dikatakan kebutuhan akan air bersih masyarakat DKI Jakarta belum terpenuhi dan mitra PAM Jaya tersebut belum
dapat memenuhi perjanjian kerjasama yang disusun tahun 1997 walaupun ada peningkatan. Salah satu persyaratan utama agar perusahaan berada dalam keadaan profit
adalah harga atau tarif air lebih besar dari biaya produksi. Keadaan yang terjadi saat ini adalah tarif terus meningkat namun belum dapat menutupi biaya produksi. Pada akhirnya
kinerja dari PAM Jaya setelah mengalami privatisasi dipertanyakan. Selain itu dari sisi masyarakat, perlu juga dilihat bagaimana kepuasan pelanggan PAM Jaya terhadap
pelayanan yang diberikan termasuk kebijakan penetapan tarif yang mempengaruhi
41
kepuasan pelanggan tersebut. Secara skematis kerangka operasional penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.
42
Privatisasi PD PAM Jaya kepada pihak asing
Aspek Keuangan
Aspek Teknis
cakupan pelayanan, produksi air, volume air
terjual,UFW, pelanggan
Aspek Pelayanan
kualitas air, tarif, administrasi
Analisis Eksplanasi
Deskriptif
Kepuasan pelanggan Analisis keuangan PAM Jaya
Evaluasi Kinerja PAM Jaya Kondisi sebelum
privatisasi
IPA, CSI Kebutuhan air bersih
semakin meningkat
Permasalahan yang muncul : kebocoran air, kualitas,
distribusi, cakupan, profitabilitas
Terbatasnya dana, SDM, teknologi
Peningkatan Pelayanan Kebutuhan Publik
Kondisi setelah privatisasi
Analisis ROA, ROE, Current
Ratio
lingkup penelitian Gambar 2. Alur Kerangka Pemikiran Operasional
Sumber : Peneliti 2009
43
IV. METODE PENELITIAN