Dengan adanya privatisasi, diharapkan akan membawa perkembangan positif terhadap BUMND. Privatisasi pada sumberdaya alam yang menguasai hajat hidup
masyarakat menjadi suatu pertimbangan yang penting untuk diperhatikan pengelolaannya agar tidak merugikan pemerintah dan masyarakat.
2.2. Air Bersih
Public goods umumnya didefinisikan dalam dua karakteristik, yaitu non rivalry
joint consumption dan non excludability. Dalam karakteristik joint consumption, barang-barang yang disediakan dapat dinikmati lebih dari satu orang tanpa mengurangi
kesempatan yang sama bagi orang lain, sedangkan karakteristik non excludability adalah seseorang tanpa kecuali dapat mengkonsumsi public goods tanpa memandang peran
sertanya dalam penyediaan barang tersebut. Private goods
dalam prinsip joint consumption adalah barang yang apabila dikonsumsi oleh seseorang, dapat menghilangkan kesempatan orang lain
mengkonsumsinya, diperlukan pengorbanan untuk memperolehnya, sehingga orang-orang yang mempunyai kesempatan untuk menikmatinya adalah orang-orang yang sanggup
membayarnya. Hal ini merupakan suatu pengecualian dan ini merupakan karakteristik kedua dari private goods.
Dalam konteks UUD 1945 pasal 33 ayat 3 disebutkan bahwa “Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat”, maka air yang diproduksi oleh PDAM merupakan barang publik public goods, dimana merupakan tugas dan kewajiban
pemerintah untuk menyediakan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Pada pandangan konsep penyediaan barang dan jasa, Savas membagi barang goods menjadi
empat tipe, yaitu : private goods, toll goods, common-pool goods, dan collective goods public goods. Untuk tingkat konsumsi dan pengadaannya dibagi menjadi individual
26
consumption dan joint consumption serta untuk pengadaannya menjadi feasible dan
infeasible . Dalam uraian ini air minum perpipaan piped water tergolong toll goods yang
dimanfaatkan bersama tapi dengan cara membayar. Lebih jelasnya dapat dilihat dalam Gambar 1.
Gambar 1. Penggolongan Jenis Barang Exclusion
Infeasible Feasible
Private Goods
Toll Goods Common-
poll Goods
Collective Goods
Joint Individual
Consumption
Bottled water
Piped water Sea water
Water from well in town square
Sumber : Savas, 1987
Gambar 1 diatas memperlihatkan penggolongan jenis barang berdasarkan sifatnya. Kasus air PD PAM Jaya dapat digolongkan pada Piped Water atau air yang dialirkan
melalui pipa, dimana masyarakat diharuskan membayar sejumlah uang untuk mendapatkan air tersebut. Perbedaan dengan air dalam kemasan adalah dalam
penggunaannya, yakni air kemasan dikonsumsi secara individual. Dalam setiap industri dibutuhkan adanya kemampuan minimal perusahaan dalam
menjalankan bisnisnya, yang dikenal dengan nama Key Success Factor KSF suatu perusahaan harus mampu memiliki faktor-faktor ini untuk menjamin kelangsungan hidup
perusahaan. Begitu juga dengan perusahaan air minum, dibutuhkan faktor-faktor minimal yang harus dimiliki untuk dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan tersebut.
Hal-hal yang menjadi kunci sukses utama bagi penyediaan air bersih Bakara, 2001 adalah :
27
1 Ketersediaan sumber air
Hal ini merupakan bahan baku bagi perusahaan untuk diolah dalam proses produksi. Secara umum terdapat tiga macam sumber air, yaitu mata air, air permukaan, dan air
tanah. 2
Kualitas air Kualitas air ditentukan oleh kualitas air bakunya yang berasal dari berbagai sumber
air. Umumnya, air yang berasal dari mata air dan air tanah kualitasnya lebih baik dibandingkan dengan air permukaan. Kualitas air ini kemudian akan menentukan
perlakuan terhadap biaya produksi, yang berarti biaya untuk memproduksi air bersih yang bersumber dari air permukaan lebih mahal.
3 Instalasi Pengolahan Air
Berfungsi sebagai fasilitas produksi air baku menjadi air bersih siap pakai. Instalasi yang baik tentunya akan menghasilkan produksi air yang berkualitas.
4 Sumber Daya Manusia
SDM yang berkualitas dibutuhkan untuk menjalankan sistem produksi, terutama bagian teknologi dan manajemen. Diperlukan juga manajemen SDM berupa pelatihan
dan training agar dapat beradaptasi dengan tuntutan perubahan lingkungan yang semakin cepat.
5 Jaringan distribusi
Pipa-pipa instalasi jaringan yang akan mengalirkan air bersih olahan kepada konsumen harus layak pakai dan tidak mengalami kebocoran. Semakin besar nilai
Uncounted For Water UFW maka semakin banyak air yang terbuang dan
berdampak pada kerugian perusahaan. 6
Harga
28
Harga merupakan faktor yang penting karena air sebagai consumer goods dan bukan sebagai experience goods sehingga perlu adanya consumer value yang sesuai agar
konsumen tertarik untuk membeli air bersih tersebut. Kunci sukses diatas tersebut merupakan persyaratan minimal yang harus dapat
dipenuhi untuk dapat bertahan dalam beroperasinya perusahaan air minum di suatu daerah, sehingga untuk mencapai suatu sustainable competitive advantage perlu
dilakukan tindakan lanjutan untuk mendukung KSF tersebut, diantara melalui kerjasanma dengan pihak-pihak asing yang memiliki kemampuan yang lebih baik dalam bidang
pengolahan, distribusi maupun manajemen. Menurut Bulkin 1995 dalam Ginting 2005, pengunaan air yang sangat luas
dalam segala segi kehidupan dan aktivitas manusia, menyebankan air bersih harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1 Aman dari segi higienis
2 Baik dan dapat diminum
3 Tersedia dalam jumlah yang cukup
Kondisi tersebut sejalan dengan langkah pemerintah melalui Departemen Kesehatan dengan dikeluarkannya Permenkes Nomor: 416MenkesPerIX1990 tentang
Persyaratan dan Pengawasan Kualitas Air sehingga kualitas air yang didistribusikan oleh PDAM ke pengguna jasa, aman dan higienis.
Melalui kerjasama dengan pihak asing tersebut, perusahaan air minum nantinya dapat memberikan pelayanan yang lebih baik terhadap masyarakat dalam bidang
pemenuhan kebutuhan air bersih dalam tiga kategori, yaitu: 1
Kontinuitas, yaitu ketersediaan yang terus menerus sehingga masyarakat percaya akan kemampuan perusahaan air minum tersebut dalam mensuplai kebutuhannya akan air
bersih.
29
2 Kualitas, yaitu air bersih yang didistribusikan kepada para pelanggan tersebut harus
memenuhi standar –standar kesehatan yang berlaku baik dari segi kimiawi maupun dari segi fisiknya, serta tidak berbau dan berwarna.
3 Kuantitas, yaitu jumlah yang didistribusikan tersebut sudah mampu untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan tesebut akan air bersihnya sehari-hari, dimana dalam standar PAM Jaya disebutkan bahwa kebutuhan akan air bersih sekitar 140-200 ldt untuk
setiap keluarga
∗
Bakara, 2001.
2.3. Teori Ekonomi Privatisasi