Data yang dibandingkan adalah data tahun 2007 dan tahun 2008. Perbandingan perubahan dalam setahun memperlihatkan bahwa terjadi penurunan tekanan rata-rata
tekanan air di titik-titik yang dijadikan sampel. Hal ini terjadi karena kecilnya tekanan pada instalasi utama sehingga tekanan yang sampai pada titik sampel kecil.
6.1.7. Perbandingan Kinerja Teknis
Setelah privatisasi berjalan menginjak tahun ke-11, maka dilakukan perbandingan perkembangan kinerja PAM Jaya, antara kondisi sebelum privatisasi dengan kondisi saat
ini. Dari Tabel 16 dibawah, terlihat pada terdapat perkembangan yang cukup signifikan terutama peningkatan jumlah pelanggan sebesar 40,79.
Tabel 16. Perbandingan Perkembangan Kinerja PAM Jaya antara Tahun 1997 dan 2008
1997 2008
Perubahan Laju per
tahun
Volume air terjual m
3
199.334.481 258.939.302
23,02 1,92
Jumlah pelanggan sambungan 460.641
778.044 40,79
3,40 Produksi air bersih m
3
466.399.018 517.937.178
9,95 0,83
UFW 56,85
50,01 12,03
1,00 Cakupan pelayanan
49,00 63,57
22,92 1,91
Sumber : PAM Jaya, 2009
Pada UFW, volume air terjual, dan cakupan pelayanan meningkat ⅛ hingga ¼
kali dari kondisi sebelum privatisasi, yaitu masing-masing sebesar 12,03, 23,02, dan 22,92. Namun laju peningkatannya hanya sebesar kurang dari 2 per tahun padahal
sudah hampir setengah periode perjanjian. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan ini tidak diikuti dengan peningkatan produksi air bersih yang hanya sebesar 9,95 dari
kondisi semula atau 0,83 per tahun. Peningkatan yang tidak sebanding dengan peningkatan jumlah pelanggan sebesar 3,40 per tahun ini menyebabkan terjadinya
kekurangan pasokan air dari sumber utama air PAM Jaya, diluar air pembelian lainnya. Sementara itu, pasokan air pembelian pun jumlahnya terbatas dan disesuaikan dengan
kemampuan mitra swasta membayar air pembelian tersebut
12
.
12
Hasil wawancara dengan Divisi Bina Program PAM Jaya, 2009
75
6.1.8. Analisa Perkembangan Tarif Air PAM Jaya
Sesuai dengan PKS 1997 disebutkan bahwa tarif air akan mengalami kenaikan setiap enam bulan sekali, disesuaikan dengan produksi dan pelayanan mitra swasta
kepada pelanggan. Namun dalam perkembangannya, tarif air tidak bisa dinaikkan setiap 6 bulan sekali, dikarenakan beberapa faktor, seperti krisis keuangan, nilai inflasi, nilai mata
uang, penerimaan labarugi PAM Jaya, rebasing, serta situasi politik negara.
Perkembangan Tarif Air PAM Jaya
2,000 4,000
6,000 8,000
10,000 12,000
14,000 16,000
199 8
20 01-
M ar
et 20
03- Ap
ril 20
03- D
es em
ber 20
05- Janu
ar i
20 05-
Jul i
20 06-
Fe buar
i 20
07- Ja
nu ar
i
Tahun Rp
Kelompok I Kelompok II
Kelompok III A Kelompok III B
Kelompok IV A Kelompok IV B
Kelompok VKhusus
Gambar 16. Perkembangan Pengenaan Tarif Air Bersih PAM Jaya antara Tahun 1998-2008
Sumber : PAM Jaya, 2009 diolah
Krisis moneter tahun 1997 yang menyebabkan tahun 1998 hingga tahun 2001 tidak ada kenaikan tarif, menyesuaikan dengan kondisi masyarakat saat itu. Nilai inflasi
dan nilai mata uang juga berpengaruh terhadap kenaikan tarif. Seperti yang terjadi sekarang ini, kenaikan tarif terakhir terjadi pada tahun 2007. Dari diagram diatas,
diketahui bahwa rata-rata masing-masing kelompok pelanggan adalah sebesar Rp 634 untuk kelompok I, Rp 1.100 untuk kelompok II, Rp 3.484 untuk kelompok III A, Rp
4.753 untuk kelompok III B, Rp 6.528 untuk kelompok IV A, Rp 8.622 untuk kelompok IV B, dan Rp 10.463 untuk kelompok VKhusus.
6.2. Analisa Struktur Keuangan PAM Jaya