Tujuan pemeliharaan adalah untuk menjaga taman dan area rekreasi beserta fasilitas dalam keadaan atau mendekati aslinya. Untuk mencapai hasil yang
diharapkan, terdapat tiga hal penting yang harus diperhatikan oleh pihak pengelola, yaitu menetapkan prinsip-prinsip operasi, mengadakan pengawasan
terhadap pelaksanaan kegiatan, dan memelihara fasilitas berdasarkan standar pemeliharaan yang telah ditetapkan Sternloff dan Warren, 1984.
2.4 Pengelolaan Lanskap
Pengelolaan Lanskap adalah kegiatan untuk menjaga lanskap agar tetap nyaman, menarik, baik dalam maupun luar guna meningkatkan suatu fungsi dan
estetika dari suatu lanskap. Fungsi dari pengelolaan lanskap adalah sebagai keberlanjutan dari kegiatan perencanaan dan desain. Kegiatan pengelolaan
dimulai dari pengembangan strategi pengelolaan yang berkelanjutan dari desain sampai pemeliharaan dalam upaya untuk membangun lanskap yang berfungsi
lebih efisien dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan Forman dan Godron, 1986.
Pengelolaan lanskap alami meliputi lanskap hutan, lanskap pertanian, serta lanskap yang ada di sekitar bangunan yang menggunakan beberapa prinsip-prinsip
ekologi. Pengelolaan keseluruhan lanskap dimulai dari survey unsur-unsur lanskap yang ada didalamnya, hal-hal yang mempengaruhi lanskap tersebut, serta
perubahan lanskap dari waktu ke waktu. Wilayah di dunia termasuk bentang alamnya, tundra, gurun, padang rumput, hutan hujan tropis, sebagian besar telah
dipergunakan untuk areal pertanian, hutan produksi, dan tempat tinggal. Penggunaannya juga tidak berjalan mulus ada masalah-masalah khususnya dalam
pengelolaan, namun bukan pada daerah yang telah dipergunakan saja, daerah belum dipergunakan juga mempunyai masalah dengan kriteria permasalahan
berbeda Forman dan Godron, 1986. Pengelolaan yang obyektif, mempertahankan atau mengembalikan kondisi
alami, mempertimbangkan psikologis manusia dalam mempengaruhi melalui seluruh elemen lanskap. Perlindungan dalam pengelolaan ini berkaitan dengan
tingkat sensitivitas manusia terhadap elemen lanskap seperti area rekreasi alam.
Daerah tersebut memberikan tempat terisolasi bagi tanaman langka atau hewan yang memang membutuhkan area yang masih alami tanpa gangguan dari manusia
sekalipun, karena kegiatan manusia di area tersebut tidak sesuai dengan kondisi alam disana Forman dan Godron, 1986.
Pengelolaan lanskap yang berkelanjutan merupakan pengelolaan yang mencakup dalam hal pemeliharaan dan perbaikan integritas lanskap yang telah
ada, yang didasarkan pada prinsip-prinsip tindakan positif yang mencerminkan suatu kesadaran akan hal kebutuhan dalam meningkatkan kualitas hidup dan
lingkungan. Tujuan dari pengelolaan tersebut yakni mempertahankan lanskap yang telah ada, melindungi sumber daya alam, pengembangan lanskap yang
berkelanjutan, efisiensi dalam penggunaan lanskap, serta mengurangi dampak
negatif penurunan kualitas lingkungan Benson dan Roe, 2000.
2.5 Evaluasi Keberlanjutan suatu taman ditentukan oleh perangkat pengelolaan taman
yang baik. Salah satu perangkat pengelolaan tersebut ialah evaluasi. Evaluasi ini didukung dengan adanya monitoring saat pelaksanaan. Monitoring merupakan
bagian utuh dari rangkaian proses internal yang dilakukan rutin dalam pengumpulan informasi, pencatatan, dan pelaporan terhadap kondisi taman yang
ada Arifin et al., 2008. Sedangkan evaluasi adalah suatu proses menaksir kinerja dan keluaran yang dihasilkan oleh suatu program atau kegiatan pengelolaan
taman. Evaluasi ini menguji kesesuaian kondisi taman dengan rencanarancangan taman dan kualitas standar, memberi masukan dan memperbaiki permasalahan
yang ada dan membantu pengelolaan untuk perencanaan mendatang. Mekanisme monitoring dan evaluasi dilengkapi dengan standar prosedural, indikator, dan
kriteria standar Arifin et al., 2008.
III METODOLOGI
3.1 Lokasi dan Waktu