Jadwal Pemeliharaan Ketenagakerjaan Evaluasi Pengelolaan Lanskap Permukiman Kawasan Sentul City, Bogor

6.2 Jadwal Pemeliharaan

Jadwal pemeliharaan merupakan panduan dalam pelaksanaan kegiatan pemeliharaan di lapang yang waktunya telah disesuaikan dari setiap kegiatan tersebut. Jadwal pemeliharaan yang baik akan memudahkan supervisor dalam mengontrol seluruh kegiatan pemeliharaan rutin atau yang bersifat insidental, mengontrol tenaga kerja, serta peralatan dan bahan yang digunakan dalam kegiatan pemeliharaan. Langkah-langkah dalam menentukan jadwal pemeliharaan tersebut adalah sebagai berikut Carpenter et al., 1975. a. Mengklasifikasikan tingkat pemeliharaan dari masing-masing area, b. Membuat daftar dari seluruh tanaman di area pemeliharaan tersebut, c. Menentukan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dengan menyesuaikan kebutuhan di setiap area. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan terhadap lanskap permukiman yang dipelihara, pemeliharaan yang dilakukan bersifat intensif, semi intensif, dan ekstensif. Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan intensif dilakukan setiap hari. Kegiatan pemeliharaan semi intensif dilakukan setiap dua minggu dan setiap satu bulan sekali. Kegiatan pemeliharaan ekstensif dilakukan setiap dua bulan sekali. Kegiatan pemeliharaan ini bersifat kontrak yang mencakup seluruh lanskap di masing-masing area pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan yang dijadwalkan juga harus disesuaikan dengan kondisi di lapang. Pihak pengelola sudah mempunyai daftar tanaman yang cukup lengkap, tetapi sebaiknya setiap ada pergantian tanaman atau penanaman baru perlu diinventarisasi ke dalam daftar tanaman sehingga daftar tanaman yang dimiliki selalu terbaharui Lampiran 14.

6.3 Ketenagakerjaan

Pengelola Sentul City khususnya Departemen Pemeliharaan Kota dalam pelaksanaan pemeliharaan lanskap bermitra kerja dengan kontraktor. Tenaga kerja pemeliharaan lanskap terbagi menjadi dua yaitu in house dan tenaga kerja dari kontraktor. Tenaga kerja in house untuk operator pemeliharaan lanskap berjumlah dua orang dan pengawas lapang tiga orang. Tenaga pengawas lapang yang sebelumnya berjumlah tiga orang menjadi dua orang mengakibatkan kurang efektifnya pelaksanaan pengontrolan yang berlangsung dikarenakan area pemeliharaan yang cukup luas. Tenaga kerja in house diberi upah berdasarkan jumlah kehadirannya sedangkan pengawas lapang yang telah menjadi pegawai tetap diberi upah berdasarkan UMR. Tenaga kerja dari pihak kontraktor memiliki jumlah yang berbeda, jumlah tersebut mengalami pengurangan dari tahun sebelumnya. Hal ini dapat diatasi dengan menambah tenaga kerja dengan kualifikasi yang sesuai. Tenaga kerja yang diserap dominan dari masyarakat sekitar hal ini merupakan komitmen awal pihak Sentul City. Kendala yang dihadapi adalah kurangnya tingkat kedisplinan dan kesadaran pekerja untuk melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik. Solusi dari hal tersebut adalah pemberian sosialisasi khususnya untuk prosedur di lapang, pemberian penghargaan terhadap pekerja yang melaksanakan tugasnya sesuai target dalam kurun waktu yang ditentukan misalnya 3 bulan, pengawasan yang ketat, dan pemberian sanksi tegas terhadap pekerja yang melanggar peraturan.

6.4 Alat dan Bahan Pemeliharaan