Pemeliharaan Lanskap Evaluasi Aspek Pengelolaan

sepenuhnya untuk perbaikan kerusakan alat kepada operator pemelihara dan pengawas lapang. Hasil pemeliharaan yang efektif selain ditunjang dengan kinerja pekerja yang baik juga ditentukan oleh ketersediaan alat dan bahan. Ketersediaan alat dan bahan yang dimiliki secara keseluruhan cukup memadai namun masih perlu ditambahkan guna menunjang kegiatan di lapang. Spesifikasi alat dan bahan yang digunakan sebaiknya atas persetujuan dari pihak kontraktor pemeliharaan dan pengelola yang disertakan pada dokumen kontrak. Hal ini dilakukan guna mengontrol persediaan alat dan bahan serta memperoleh hasil yang sesuai dengan standar penampilan. Pemeliharaan lanskap membutuhkan biaya yang tidak sedikit karena meliputi biaya untuk pihak pengelola supervisor lanskap, pengawas lapang, tenaga kerja in house, alat pemeliharaan dan perawatan, dan biaya pihak kontraktor terdiri dari biaya tenaga kerja harian, alat dan bahan pemeliharaan, perawatan alat, dan biaya lainnya. Anggaran biaya ini perlu direncanakan agar penggunaannya efektif dan efisien. Anggaran biaya pemeliharaan taman sebaiknya diperkirakan sebelum membuat perencanaan taman, karena hal ini akan mempengaruhi keberlanjutan sebuah taman. Anggaran biaya pemeliharaan taman secara umum dapat ditentukan dari hasil pencatatan kegiatan yang dilakukan oleh operatotr, supervisor, atau superintendent pemelihara taman. Hasil pencatatan tersebut dapat diketahui kebutuhan alat, bahan, dan tenaga kerja jika diikuti dengan penjadwalan pemeliharaan taman yang baik dan benar Arifin dan Arifin, 2005. Kontraktor pemelihara dalam menyusun rancangan anggaran biaya melakukan perhitungan analisis harga satuan terlebih dahulu Tabel Lampiran 10. Analisis perhitungan ini digunakan juga untuk menghitung harga satuan item pemeliharaan lainnya.

5.3.1 Pemeliharaan Lanskap

Pemeliharaan lanskap permukiman meliputi pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Pemeliharaan ideal yaitu pemeliharaan yang mengacu pada tujuan dan desain semula. Pemeliharaan ini berkaitan dengan mempertahankan konsep dasar Sentul City yaitu menyatu dengan karakter alam sekitar. Keberlanjutan suatu desain bergantung pada konsistensi pemeliharaan yang disesuaikan dengan penggunaan dan tujuan desain Eckbo, 1964. Sentul City telah melakukan hal tersebut, namun perlu diperhatikan berkaitan dengan kelengkapan nursery yang mempermudah dalam penyulaman tanaman. Selain itu, jaringan utilitas bawah tanah sebaiknya direncanakan dengan baik sehingga tidak sering terjadi bongkar pasang. Desain yang kurang tepat akan berdampak pada pemeliharaan khususnya anggaran biaya. Pemeliharaan fisik di Sentul City mencakup pemeliharaan soft material dan hard material. Pemeliharaan soft material terdiri dari pembersihan, pemangkasan, penyiraman, pemupukan, pendangiran, penyiangan, pengendalian hama penyakit, dan penyulaman. Pemeliharaan hard material terdiri dari pemeliharaan patung, pot tanaman, saluran, jogging track, dan pedestrian track. Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan ini mengalami beberapa kendala dan temuan ketidakdisiplinan pekerja seperti kegiatan pembersihan terutama penyapuan dan kegiatan pemangkasan rumput. Berdasarkan pengamatan tenaga kerja seringkali menyudahi pekerjaannya tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Hal ini bisa diatasi dengan pengontrolan lebih ketat, pemberian sosialisasi intensif, dan pemberian sanksi. Kendala dialami dalam beberapa kegiatan pemeliharaan seperti pelaksanaan kegiatan pemangkasan, kondisi tanah yang berbatu dan mesin yang mengalami masalah teknis terkadang menyulitkan proses kegiatan. Sehingga pelaksanaan terkadang terhambat yang berdampak pada progress pekerjaan yang tidak sesuai target. Dengan kondisi seperti ini memungkinkan menurunkan kinerja pekerja, sehingga hal ini diatasi dengan membersihkan lahan yang akan dipangkas, mengganti mesin pangkas yang sudah tua, melakukan service berkala lebih intensif pada mesin yang penggunaannya relatif sering. Kegiatan pemeliharaan lain yang mengalami kendala yaitu penyiraman saat musim kemarau. Keterbatasan air akibat sumber air yang minim di dalam kawasan ini mengharuskan pihak pengelola dan kontraktor meyiasati dengan penggunaan cadangan air di danau buatan. Selain itu kondisi cuaca yang panas berdampak pada penguapan lebih cepat dan tanaman mengalami kekurangan air, jika tidak diatasi akan mengakibatkan stress pada tanaman sehingga perlu disiram secara intensif. Namun jumlah mobil tangki penyiraman belum cukup untuk mengefektifkan kegiatan penyiraman ini sehingga kegiatan penyiraman dilakukan hingga malam hari. Kegiatan penyiraman ini seharusnya tidak dilakukan hingga malam hari karena dapat menimbulkan penyakit tanaman. Kondisi ini dapat diatasi dengan penambahan mobil tangki penyiraman sehingga waktu yang dibutuhkan tidak hingga malam hari. Metode pemeliharaan yang kurang sesuai dapat berdampak pada hasil yang didapatkan. Misalnya pada kegiatan pemupukan, berdasarkan pengamatan lapang pemberian dosis pupuk anorganik pada semak ini dilakukan dengan perkiraan tanpa perhitungan yang akurat. Hal ini memungkinkan pemberian pupuk yang tidak merata sebagian dapat terpenuhi namun ada juga yang masih kurang bahkan mungkin ada yang berlebihan. Kondisi ini harus menjadi perhatian bagi kontraktor akan kebutuhan tanaman sehingga hasil yang didapatkan akan sesuai. Penggunaan pupuk yang berlebihan juga akan mempercepat pertumbuhan gulma seperti pupuk kandang. Menghindari pertumbuhan gulma tersebut perlu melakukan tindakan preventif dengan tidak terlalu banyak menggunakan pupuk kandang. Hal ini dikarenakan pupuk kandang yang beredar di pasaran terkadang belum disterilisasi dan banyak mengandung benih rumput yang masih tumbuh Arifin dan Arifin, 2005. Berdasarkan pengamatan dalam kondisi tertentu pertumbuhan gulma yang cukup cepat tidak diimbangi dengan jumlah tenaga kerjanya. Hal ini terkadang menjadi masalah karena ada beberapa area yang cukup lama untuk penanganan pengendalian gulmanya dikarenakan tenaga kerja yang kurang. Tenaga kerja penyiang ini dibagi oleh pengawas lapang, oleh karenanya pengawas lapang perlu jeli melihat kondisi area dengan gulma yang banyak. Pembagian proporsi tenaga kerja penyiang ini harus tepat sehingga pelaksanaan kegiatan pemeliharaan ini berjalan efektif dan efisien. Selain gulma, hama dan penyakit tanaman menjadi problema dalam pemeliharaan lanskap. Perlu penanganan yang tepat agar masalah ini cepat diatasi. Pengendalian hama dan penyakit tanaman bisa menggunakan cara manual alami dan kimiawi. Penggunaan cara kimiawi dengan menggunakan pestisida. Kelengkapan pekerja perlu diperhatikan guna keselamatan dalam bekerja. Penggunaan cara kimiawi ini dilakukan dengan alat handsprayer semi otomatis. Teknik dalam penyemprotan ini dengan memperhatikan hembusan angin, namun pekerja dominan kurang mempertimbangkan hal tersebut. Penyemprotan pestisida dengan cara yang benar adalah searah dengan hembusan angin Arifin dan Arifin, 2005. Hal ini dapat menjadi perhatian bagi pelaksana pemelihara di Sentul City. Kegiatan pemeliharaan lanskap lainnya yang perlu memperhatikan teknik dalam pelaksanaanya yaitu pendangiran penggemburan dan penyulaman. Pendangiran merupakan kegiatan pemeliharaan yang bertujuan untuk memberikan pertumbuhan yang optimal pada tanaman. Penggemburan tanah akan memberikan sirkulasi udara yang baik di daerah perakaran Arifin dan Arifin, 2005. Hal yang perlu diperhatikan saat melakukan kegiatan pendangiran ini yaitu jangan sampai merusak perakaran tanaman dan tidak dilakukan pada saat kemarau atau pada saat terik matahari. Hal ini dikarenakan dapat mempercepat laju evaporasi yang mengakibatkan stress pada tanaman Arifin dan Arifin, 2005. Penyulaman merupakan kegiatan pemeliharaan fisik yang bertujuan untuk mengganti tanaman yang matirusak, baik karena serangan hama atau penyakit, kerusakan mekanis, maupun tanaman sudah tua Arifin dan Arifin, 2005. Kegiatan penyulaman tanaman dilakukan tidak hanya untuk taman yang baru dibangun saja, tetapi juga taman yang sudah terwujud dengan baik agar penampilan keseluruhan taman tetap impresif. Penyulaman ini harus memperhatikan beberapa hal diantaranya, tersedianya tanaman pengganti yang kondisinya harus lebih baik, tanaman yang rusak atau mati sebaiknya dicabut atau dibuang terlebih dahulu agar tidak mengganggu tanaman yang sehat, dan penyiraman dilakukan secara rutin Arifin dan Arifin, 2005. Hal ini telah diperhatikan oleh pihak pengelola, namun terkadang sulitnya mencari tanaman pengganti untuk penyulaman dari sisa penjarangan dan kondisi nursery yang kurang lengkap menjadi faktor penghambat dalam kegiatan pemeliharaan ini. Nursery atau pembibitan tanaman sangat diperlukan untuk taman yang berskala luas, sehingga untuk memenuhi kebutuhan nursery diperlukan stok tanaman yang mampu memenuhi kebutuhan.

5.3.2 Kapasitas Kerja