V PEMBAHASAN
5.1 Evaluasi Aspek Ekologis
Kawasan Sentul City sebagai kota mandiri ditunjang oleh kondisi jalur sirkulasi yang baik dan kemudahan aksesibilitas di dalam maupun dari luar
kawasan. Kawasan ini memiliki topografi dan kemiringan lahan yang beragam, hal ini menjadi salah satu potensi yang bisa dikembangkan. Cluster yang berada
di Sentul City sebagian besar mengikuti kemiringan yang sudah ada. Hal ini menjadikan daya tarik tersendiri karena view yang diperoleh menjadikan
keunggulan dari letak rumah yang dibangun. Kondisi iklim di Sentul City tergolong ke dalam iklim tropis yang berpengaruh baik pada pertumbuhan
berbagai jenis tanaman. Selain itu, berpengaruh pada tingkat kenyamanan Sentul City yang tergolong nyaman sehingga menjadi potensi kawasan tersebut. Namun,
tanah di kawasan ini masuk kategori kurang baik karena bersifat cadas dan sulit ditanami. Beberapa kali melakukan penanaman selalu gagal dengan kondisi
tanaman yang tumbuh kurang baik. Hal ini disiasati dengan pelapisan tanah subur yang diambil dari lokasi lain untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Dalam
mempertimbangkan pemeliharaan, faktor dasar dalam pemilihan tanaman yaitu kesesuaian dengan kondisi cuaca dan tanah dari sebuah tapak, ketahanan terhadap
serangga dan penyakit, harapan hidup, dan ukuran, bentuk, dan kebiasaan pertumbuhan lainnya. Apabila tanaman tidak cocok dengan iklim sebuah tapak
maka akan cenderung berumur pendek dan rentan terhadap serangan penyakit atau serangga. Jika kondisi tanah tidak tepat untuk tanaman tertentu, maka akan
membutuhkan biaya lebih mahal untuk pengolahan tanahnya. Selain itu tanaman dengan umur pendek lebih sering tidak dipergunakan kecuali dengan beberapa
alasan khusus. Tanaman yang tumbuh terlalu cepat memungkinkan pemeliharaan pemangkasan terus menerus. Tanaman dengan sistem akar invansif dapat
menyebabkan masalah dengan penanaman lain, trotoar, pembatas, dan utilitas bawah tanah. Hal-hal ini menjadi pertimbangan dalam memilih tanaman yang
akan berhubungan dengan pemeliharaan yang akan dilakukan Eckbo, 1964.
Kawasan ini memiliki dua tipe vegetasi yaitu vegetasi binaan dan vegetasi liar. Beberapa jenis vegetasi berada di topografi yang berbukit terjal yang
umumnya merupakan hutan alami dan hutan binaan. Keadaan vegetasi pada kawasan ini dengan jumlah dan jenis yang beragam menjadi potensi habitat
beragam satwa Bukit Sentul, 2000. Namun, kondisi saat ini menunjukkan bahwa sudah banyak tanaman introduksi yang masuk pada kawasan ini dan menggeser
tanaman lokal. Sentul City berada di kawasan yang dialiri oleh dua sungai utama yaitu
sungai Cikeas dan sungai Citereup yang merupakan salah satu sumber air Sentul City. Kedua sungai ini berfungsi sebagai cadangan make up water, pemasok
kebutuhan air di kawasan Sentul City terutama ketika musim kemarau, dan mengairi danau buatan yang berada dalam kawasan. Kebutuhan air bersih untuk
operasional permukiman Sentul City dan sarana penunjangnya bersumber dari layanan PDAM Kabupaten Bogor. Selain kedua sungai tersebut dan PDAM
sumber air berasal dari air hujan yang ditampung pada waduk. Air yang ditampung dari waduk ini digunakan untuk penyiraman tanaman dan dijadikan
sebagai sumber air baku. Air baku yang diperoleh dari berbagai sumber air belum memenuhi standar untuk air yang dapat dikonsumsi, hal ini disadari oleh pihak
Sentul City sehingga dalam waktu dekat pemasok kebutuhan air bersih sepenuhnya dari PDAM.
Keadaan kawasan Sentul City baik secara fisik maupun biofisik sudah menunjang untuk pemenuhan kebutuhan sebuah kota mandiri yang didalamnya
terdapat permukiman. Namun sebaiknya penggunaan untuk kawasan permukiman ini dilaksanakan secara lebih bijaksana lagi melihat keadaan di dalam kawasan
dan lingkungan sekitar memiliki potensi alam yang baik. Tanaman introduksi banyak digunakan pada kawasan ini dengan tujuan estetik dan ekonomi, namun
pihak sentul City mulai menyadari terkait pelestarian tanaman lokal sehingga saat ini pihak Sentul City mulai kembali melakukan penambahan tanaman lokal.
Merujuk konsep eco city yang diunggulkan oleh Sentul City sudah seharusnya dapat melakukan efisiensi sumber daya lahan, bahan dan energi, mempertahankan
tanaman asli, low maintenance, dan mendukung kelestarian sosial budaya dan
masyarakat setempat Arifin, 2011. Hal ini perlu ditingkatkan kembali oleh pihak Sentul City guna mempertahankan konsep yang sudah melekat pada kawasan ini,
dengan menggunggulkan tanaman lokal serta mempertimbangkan penggunaan tanaman dari segi kemudahan pemeliharaannya.
5.2 Evaluasi Aspek Sosial