66 sapi sehingga akan semakin meningkat pula jumlah pembelian mereka terhadap
daging sapi tersebut.
8.4. Implikasi Pemasaran
Strategi pemasaran merupakan salah satu strategi yang mendukung perkembangan bisnis secara keseluruhan untuk mencapai misi dan visi yang telah
ditetapkan. Oleh sebab itu strategi pemasaran merupakan salah satu upaya untuk memperkuat bisnisnya di bidang pemasaran produk atau jasa. Berdasarkan hasil
analisis sikap dan faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian daging sapi lokal dan impor, didapatkan strategi bauran pemasaran yang dapat diterapkan adalah :
1. Strategi produk
Daging sapi yang beredar di pasaran merupakan daging yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal ASUH namun masih cukup banyak konsumen yang
merasa kurang yakin dengan daging sapi yang beredar di pasaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil sebaran responden yang berhenti mengkonsumsi daging sapi
sementara ketika mendengar isu penyakit pada sapi potong Gambar 5. Ini perlu diperhatikan oleh pelaku usaha daging sapi karena faktor keamanan daging sapi
merupakan salah satu dari lima faktor yang paling dipertimbangkan konsumen ketika membeli daging sapi. Oleh sebab itu para pelaku usaha daging sapi perlu
memasang sertifikasi halal di tempat strategis dengan harapan konsumen dapat melihat sertifikasi tersebut agar mereka yakin bahwa daging sapi yang akan
mereka beli itu aman.
2. Strategi harga
Harga adalah jumlah uang yang dibayarkan konsumen. Kebijakan pelaku usaha dalam menetapkan harga merupakan salah satu penentu kepuasan, apakah
konsumen merasa puas dengan produk yang mereka beli dengan harga tertentu. Namun berdasarkan hasil analisis Fishbein dan analisis regresi, atribut harga
merupakan atribut yang dinilai tidak cukup penting atau dipertimbangkan saat melakukan pembelian. Hal ini menunjukkan apabila daging sapi, baik lokal
maupun impor mengalami kenaikan harga pada tingkat tertentu maka konsumen akan ttap melakukan pembelian. Oleh karena itu pelaku usaha daging sapi perlu
merumuskan penetapan harga yang sesuai pasar yang dituju untuk masing-masing daging sapi seperti daging sapi impor untuk kalangan menengah hingga menengah
67 keatas. Sementara untuk daging sapi lokal konsumen merasa bahwa harga tersebut
relatif mahal untuk kualitas daging sapi lokal yang ditawarkan sehingga perlu dilakukan perbaikan kualitas daging sapi.
3. Strategi promosi
Daging sapi merupakan salah satu bahan pangan yang penting untuk memenuhi kebutuhan gizi. Sayangnya tidak semua orang suka makan daging sapi
dikarenakan mereka khawatir akan kolesterol dalam daging sapi tersebut. Oleh sebab itu perlu dibuat layanan informasi mengenai manfaat gizi dalam daging
sapi, termasuk kolesterol yang terkandung di daging sapi tersebut untuk menarik lebih banyak orang mengkonsumsi daging sapi. Layanan informasi ini dapat
ditulis dalam bentuk poster, pamphlet, maupun iklan-iklan di media elektronik.
4. Strategi distribusi
Daging sapi merupakan bahan pangan yang tidak tahan lama oleh sebab itu ketersediaan daging sapi harus terjamin di berbagai tempat penjualan daging,
seperti pasar maupun supermarket. Semakin banyak tempat-tempat penjualan daging disekitar tempat tinggal konsumen akan semakin memudahkan konsumen
mendapatkan daging sapi tersebut.
68
IX. KESIMPULAN DAN SARAN
9.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Secara umum karakteristik responden yang sering mengkonsumsi daging
sapi lokal dengan responden yang sering mengkonsumsi daging sapi impor tidak banyak perbedaan. Masing-masing memiliki karakteristik berusia
antara 17 hingga 26 tahun, wanita, memiliki latar belakang pendidikan terakhir adalah SMA, berpenghasilan antara Rp 1.000.000-Rp 2.500.000,
memiliki jumlah anggota keluarga antara 4 hingga 6 orang serta memiliki anggaran belanja pengeluaran untuk kelompok daging sebesar Rp
100.000-Rp 500.000 per bulan. Perbedaan karakteristik responden daging sapi lokal dengan daging sapi impor terletak pada karakteristik pekerjaan.
Responden daging sapi lokal kebanyakan memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sementara responden daging sapi impor kebanyakan adalah
pegawai swasta. 2.
Dilihat dari pola konsumsi daging sapi mereka, responden daging sapi lokal lebih sering membeli daging sapi rata-rata 0,5-1,5 kg per bulan di
pasar tradisional. Selain itu responden daging sapi lokal juga lebih banyak yang menyajikan hidangan berbahan baku daging sapi sebanyak 1-2 kali
sebulan di rumah mereka. Sementara untuk responden daging sapi impor rata-rata mereka membeli daging sapi sebanyak 1,51-2,5 kg per bulan di
supermarket. Responden daging sapi impor lebih banyak menyajikan hidangan berbahan baku daging sapi sebanyak 3-4 kali sebulan di rumah
mereka. 3.
Secara keseluruhan responden di Kecamatan Setiabudi memiliki sikap yang lebih positif terhadap daging sapi lokal dibandingkan daging sapi
impor karena responden menilai semua atribut daging sapi lokal lebih baik daripada atribut daging sapi impor.
4. Frekuensi konsumsi daging sapi merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi jumlah pembelian daging sapi, baik lokal maupun impor.