61 nyata terhadap jumlah pembelian daging sapi lokal. Hal ini disebabkan karena
konsumen yang sering mengkonsumsi daging sapi lokal tentunya akan membeli daging sapi lokal lebih banyak agar mereka dapat terus mengkonsumsinya.
7. Jumlah Anggota Keluarga
Berdasarkan hasil analisis regresi diketahui bahwa nilai koefisien regresi untuk jumlah anggota keluarga bernilai positif sebesar 0,3324. Ini menunjukkan
bahwa jika jumlah anggota keluarga bertambah satu orang maka jumlah pembelian daging sapi lokal akan naik sebesar 0,3324 kg. Hal ini sesuai dengan
hipotesa awal penelitian yang menyatakan bahwa semakin banyak jumlah anggota keluarga maka jumlah pembelian daging sapi juga akan semakin meningkat.
Pada tingkat kepercayaan 95 persen, variabel jumlah anggota keluarga berpengaruh nyata terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian daging
sapi lokal. Ini ditunjukkan oleh nilai P value pada uji t yang lebih kecil dari taraf nyata 0,05. Sehingga dengan bertambahnya jumlah anggota keluarga maka akan
berpengaruh nyata terhadap jumlah pembelian daging sapi lokal. Hal ini disebabkan karena semakin banyak orang dalam suatu rumah tangga maka akan
semakin banyak pula kebutuhan mereka akan kebutuhan pangan seperti daging sapi sehingga akan semakin meningkat pula jumlah pembelian mereka terhadap
daging sapi tersebut.
8.3. Hasil Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelian Daging Sapi Impor
Berdasarkan hasil analisis regresi didapatkan nilai P value pada uji F sebesar 0,001 yang berarti lebih kecil dari taraf nyata yang dikehendaki, yaitu
0,05. Ini menunjukkan bahwa model dugaan signifikan pada taraf nyata lima persen. Sementara, untuk mengetahui peubah-peubah bebas yang dalam model
yang signifikan berpengaruh terhadap faktor-faktor pembelian daging sapi lokal dapat dilihat pada nilai P value pada uji t.
Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa variabel yang berpengaruh nyata terhadap jumlah pembelian daging sapi impor adalah umur dan
frekuensi konsumsi. Variabel-variabel bebas tersebut berpengaruh nyata terhadap jumlah pembelian daging sapi impor karena memiliki nilai P value yang lebih
kecil dari taraf nyata 0,05. Sedangkan variabel-variabel lainnya tidak berpengaruh
62 secara signifikan terhadap jumlah pembelian daging sapi impor karena memiliki
nilai P value yang lebih besar dari alpha lima persen. Hasil analisis regresi faktor- faktor yang mempengaruhi pembelian daging sapi impor dapat dilihat di Tabel 27.
Tabel 27. Hasil Analisis Regresi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelian
Daging Sapi Impor Predictor
Coef SE Coef T
P VIF
Constant
0,467 1,666
0,28 0,783
UMUR -0,02649
0,01093 -2,42
0,027 2,1
PENDAPATAN 0,1270
0,6039 0,21
0,836 1,3
PENGELUARAN 0,0005749 0,0004816 1,19
0,249 1,6
HARGA 0,01650
0,01974 0,84
0,415 1,5
PENDIDIKAN 0,2776
0,3651 0,76
0,457 1,4
FREK KON 0,8691
0,3645 2,38
0,029 1,6
ANGGOTA KELUARGA 0,2209 0,1211
1,82 0,086
1,5 S = 0,719903 R-Sq = 70,6 R-Sqadj = 58,5
F hit = 5,83 P value = 0,001
Ket : = signifikan pada taraf nyata lima persen
1. Umur
Berdasarkan hasil analisis regresi diketahui bahwa nilai koefisien regresi untuk variabel umur bernilai negatif yaitu sebesar -0,02649. Artinya jika usia
bertambah sebesar satu tahun, maka jumlah pembelian daging sapi impor akan menurun sebesar 0,02649 kg. hal ini sesuai dengan hipotesa awal pada penelitian
ini yaitu semakin lanjut usia orang akan mengurangi pembelian daging sapi karena alasan kesehatan.
Pada tingkat kepercayaan 95 persen, variabel umur merupakan variabel yang berpengaruh nyata terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian
daging sapi impor. Ini ditunjukkan dari nilai P value yang lebih kecil dari 0,05. Sehingga dengan semakin bertambahnya usia berpengaruh nyata terhadap jumlah
pembelian daging sapi impor. Hal ini dikarenakan semakin bertambah usia konsumen, mereka akan semakin selektif dalam memilih makanan karena
khawatir akan kesehatan mereka. Terutama konsumen yang telah berusia lanjut, mereka akan mengurangi konsumsi daging sapi impor karena umumnya lemak di
daging sapi impor yang cukup banyak oleh karena itu mereka akan mengurangi jumlah pembelian daging sapi impor tersebut.
63
2. Pendapatan
Berdasarkan hasil analisis regresi, variabel pendapatan memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar 0,127, artinya konsumen dengan pendapatan yang
lebih besar akan meningkatkan jumlah pembelian daging sapi impor sebesar 0,127 kg per bulan. Hal ini sesuai dengan hipotesa awal pada penelitian yaitu semakin
besar pendapatan rumah tangga, maka akan meningkatkan jumlah pembelian daging sapi pada setiap tingkat harga yang berlaku. Hal ini dikarenakan
peningkatan pendapatan membuat konsumen memilih daging yang mereka anggap berkualitas, seperti daging sapi impor sehingga jumlah pembelian daging
sapi impor pun akan meningkat seiring dengan peningkatan pendapaatan konsumen.
Pada tingkat kepercayaaan 95 persen, variabel pendapatan tidak berpengaruh nyata terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah pembelian
daging sapi. ini ditunjukkan dengan nilai P value yang lebih besar dari taraf nyata 0,05. Sehingga konsumen dengan pendapatan yang lebih tinggi belum tentu bisa
berpengaruh nyata terhadap jumlah pembelian daging sapi impor.
3. Pengeluaran
Berdasarkan hasil analisis regresi didapatkan nilai koefisien regresi untuk variabel pengeluaran kelompok daging yang positif sebesar 0,0005749. Artinya
jika pengeluaran untuk kelompok daging meningkat sebesar Rp 1.000 per bulan maka jumlah pembelian daging sapi impor akan naik sebesar 0,0005749. Hal ini
sesuai dengan hipotesa awal yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengeluaran untuk kelompok daging, maka jumlah pembelian daging sapi impor akan
meningkat. Pada tingkat kepercayaan 95 persen, variabel pengeluaran kelompok
daging tidak berpengaruh nyata terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian daging sapi impor. Ini ditunjukkan oleh nilai P value pada uji t yang
lebih besar dari taraf nyata 0,05. Sehingga dengan bertambahnya pengeluaran untuk kelompok daging belum tentu berpengaruh nyata terhadap pembelian
daging sapi impor.
64
4. Harga
Berdasarkan hasil analisis regresi didapatkan nilai koefisien regresi untuk variabel harga yang positif sebesar 0,0165. Artinya jika harga daging sapi impor
bertambah Rp 1.000 per kg, maka jumlah pembelian daging sapi impor akan meningkat sebanyak 0,0165 kg. Hasil ini menunjukkan ketidaksesuaian dengan
hipotesa awal yang menduga bahwa semakin rendah harga daging sapi, maka akan semakin tinggi jumlah pembelian daging sapi. Hal ini dikarenakan harga
daging sapi menunjukkan kualitas dari daging itu sendiri. Semakin mahal harga daging sapi impor, maka kualitas daging sapi impor tersebut juga semakin baik.
Semakin baik kualitas daging sapi, maka konsumen akan semakin banyak membeli daging sapi tersebut.
Pada tingkat kepercayaan 95 persen, variabel harga tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah pembelian daging sapi impor. Ini ditunjukkan oleh nilai P
value yang lebih besar dari taraf nyata lima persen. Ini menunjukkan bahwa
peningkatan harga daging sapi belum tentu berpengaruh nyata terhadap faktor- faktor yang mempengaruhi pembelian daging sapi impor. Hal ini dikarenakan
konsumen menganggap harga yang tinggi merupakan salah satu indikator bahwa daging sapi tersebut berkualitas sehingga mereka akan lebih memilih daging sapi
yang berkualitas tersebut meskipun harganya relatif tinggi.
5. Pendidikan
Berdasarkan hasil analisis regresi diketahui bahwa koefisien regresi untuk pendidikan bernilai positif sebesar 0,2776. Ini menunjukkan bahwa konsumen
dengan tingkat pendidikan yang tinggi lebih banyak melakukan pembelian daging sapi impor sebesar 0,2776 kg dibandingkan konsumen dengan tingkat pendidikan
yang rendah. Hal ini sesuai dengan hipotesa awal yang menyatakan bahwa konsumen dengan tingkat pendidikan yang tinggi mengetahui manfaat dari daging
sapi untuk pemenuhan gizi seimbang sehingga jumlah pembelian daging sapi juga akan semakin meningkat.
Pada tingkat kepercayaan 95 persen, variabel pendidikan tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah pembelian daging sapi impor. Ini ditunjukkan
oleh nilai P value yang lebih besar dari taraf nyata 0,05 sehingga konsumen dengan pendidikan yang tinggi belum tentu berpengaruh nyata terhadap jumlah
65 pembelian daging sapi impor. Hal ini dikarenakan konsumen dari hampir semua
tingkat pendidikan sudah menyadari akan pentingnya mengkonsumsi daging sapi untuk kesehatan.
6. Frekuensi Konsumsi
Berdasarkan hasil analisis regresi, variabel frekuensi konsumsi daging sapi lokal memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar 0,8691. Artinya, konsumen
yang lebih sering mengkonsumsi daging sapi impor lebih banyak melakukan pembelian daging sapi impor dibandingkan konsumen yang jarang mengkonsumsi
daging sapi impor sebesar 0,8691 kg per bulan. Hal ini sesuai dengan hipotesa awal pada penelitian ini yaitu semakin sering konsumen mengkonsumsi daging
sapi maka jumlah pembelian daging sapi pun meningkat. Pada tingkat kepercayaan 95 persen, variabel frekuensi konsumsi
berpengaruh nyata terhadap jumlah pembelian daging sapi impor. Ini ditunjukkan oleh nilai P value pada uji t yang lebih kecil dari taraf nyata 0,05 sehingga dengan
meningkatnya frekuensi mengkonsumsi daging sapi, maka akan berpengaruh nyata terhadap jumlah pembelian daging sapi impor. Hal ini disebabkan karena
konsumen yang sering mengkonsumsi daging sapi impor tentunya akan membeli daging sapi impor lebih banyak agar mereka dapat terus mengkonsumsinya.
7. Jumlah Anggota Keluarga
Berdasarkan hasil analisis regresi diketahui bahwa nilai koefisien regresi untuk jumlah anggota keluarga bernilai positif sebesar 0,2209. Ini menunjukkan
bahwa jika jumlah anggota keluarga bertambah satu orang maka jumlah pembelian daging sapi impor akan naik sebesar 0,2209 kg. Hal ini sesuai dengan
hipotesa awal penelitian yang menyatakan bahwa semakin banyak jumlah anggota keluarga maka jumlah pembelian daging sapi juga akan semakin meningkat.
Pada tingkat kepercayaan 95 persen, variabel jumlah anggota keluarga berpengaruh nyata terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian daging
sapi impor. Ini ditunjukkan oleh nilai P value pada uji t yang lebih kecil dari taraf nyata 0,05. Sehingga dengan bertambahnya jumlah anggota keluarga maka akan
berpengaruh nyata terhadap jumlah pembelian daging sapi lokal. Hal ini disebabkan karena semakin banyak orang dalam suatu rumah tangga maka akan
semakin banyak pula kebutuhan mereka akan kebutuhan pangan seperti daging
66 sapi sehingga akan semakin meningkat pula jumlah pembelian mereka terhadap
daging sapi tersebut.
8.4. Implikasi Pemasaran