53 Tekstur daging sapi lokal memiliki nilai kepercayaan yang lebih tinggi
daripada daging sapi impor. Atribut tekstur untuk daging sapi lokal memiliki nilai kepercayaan sebesar 3,8 poin sedangkan untuk daging sapi impor memiliki nilai
kepercayaan sebesar 3,7 poin. Nilai ini menunjukkan bahwa tekstur daging sapi lokal lebih baik daripada daging sapi impor.
7.4. Sikap Responden terhadap Atribut Daging Sapi Lokal dan Daging Sapi
Impor
Nilai sikap konsumen untuk daging sapi lokal dan daging sapi impor didapatkan setelah mengalikan skor evaluasi kepentingan ei masing-masing
atribut dengan skor kepercayaan bi. Apabila nilai sikap untuk masing-masing atribut dijumlahkan maka akan didapat nilai sikap secara keseluruhan untuk
daging sapi lokal dan daging sapi impor. Untuk lebih jelasnya hasil analisis sikap ini dapat dilihat pada Tabel 25.
Tabel 25. Hasil Analisis Sikap terhadap Daging Sapi Lokal dan Daging Sapi
Impor
ATRIBUT Kepentingan
ei Daging Sapi Lokal
Daging Sapi Impor bi
Ao ei.bi
bi Ao
ei.bi Harga 3,7
3 11,1
3,4 12,6
Kesegaran 4,5 3,8
17,1 3,3
14,9 Sertifikasi 4,3
3,7 15,9
3,2 13,8
Rasa 4,3 3,7
15,9 3,4
14,6 Keempukan 4,4
3,5 15,4
3,6 15,8
Lemak 4,3 4
17,2 3,9
16,8 Kekenyalan 3,6
3,5 12,6
3,4 12,2
Warna 4 3,6
14,4 3,4
13,6 Tekstur 4
3,8 15,2
3,7 14,8
∑ ei.bi 134,8
129,1
Penentuan interpretasi sikap terhadap daging sapi lokal dan daging sapi impor dibagi menjadi lima kategori, mulai dari 1-5,8 = sangat buruk, 5,9-10,6 =
buruk, 10,7-15,4 = biasa, 15,5-20,2 = baik dan 20,3-25 = sangat baik. Berdasarkan kategori tersebut diketahui bahwa untuk daging sapi lokal
stribut-atribut yang memiliki sikap baik atau positif adalah kesegaran 17,1, sertifikasi 15,91, rasa 15,91, dan lemak 17,2. Hal ini menunjukkan bahwa
keempat atribut tersebut merupakan atribut yang disukai oleh responden untuk daging sapi lokal. Atribut-atribut ini juga dapat digunakan oleh pelaku usaha
54 untuk dapat menarik lebih banyak orang mengkonsumsi daging sapi lokal,
misalnya dengan melakukan perbaikan penanganan sebelum dan sesudah pemotongan sapi yang baik sehingga didapat daging dengan kualitas yang lebih
baik juga. Selain itu sikap yang memiliki nilai paling rendah untuk daging sapi lokal adalah atribut harga. Ini dikarenakan responden merasa bahwa dengan
kualitas daging yang ditawarkan, harga daging sapi lokal relatif mahal dibandingkan yang lain.
Sementara untuk daging sapi impor, atribut-atribut yang memiliki nilai sikap yang baik atau positif adalah keempukan 15,84 dan lemak daging 16,77.
Hal ini menunjukkan bahwa keempukan daging sapi impor sudah sesuai dengan harapan responden sehingga apabila pelaku usaha daging sapi lokal ingin menarik
responden daging sapi impor untuk membeli daging sapi lokal, atribut keempukan inilah yang harus diperbaiki. Sementara atribut daging sapi impor yang memiliki
nilai sikap yang paling rendah adalah kekenyalan 12,24. Ketika membandingkan nilai sikap antara daging sapi lokal dengan daging
sapi impor didapatkan hasil bahwa daging sapi impor unggul di atribut harga dan atribut keempukan. Hasil ini sesuai dengan hasil pada bagian nilai kepercayaan
yang juga menunjukkan keunggulan di dua atribut tersebut. Atribut harga memiliki nilai sikap untuk daging sapi lokal sebesar 11,1
poin sementara daging sapi impor memiliki nilai sikap sebesar 12,58 poin. Sedangkan untuk atribut keempukan, daging sapi lokal memiliki nilai sikap
sebesar 15,4 poin dan daging sapi impor memiliki nilai sikap sebesar 15,84 poin. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen lebih menyukai daging sapi impor
terutama jika dilihat dari atribut harga dan keempukannya. Hal ini perlu diperhatikan oleh para pelaku usaha mengingat konsumen menilai bahwa atribut
keempukan merupakan salah satu atribut yang sangat dipertimbangkan konsumen dalam daging sapi. Begitu juga dengan atribut harga karena atribut ini, meskipun
urutan kepentingannya ada di nomor kedelapan, termasuk kedalam kategori atribut yang dipertimbangkan dalam daging sapi.
Meskipun begitu, untuk atribut-atribut lainnya daging sapi lokal memiliki nilai sikap yang lebih tinggi dibandingkan daging sapi impor. Atribut-atribut yang
55 unggul tersebut adalah atribut kesegaran, sertifikasi, rasa, lemak, kekenyalan,
warna, dan tekstur. Atribut kesegaran untuk daging sapi lokal memiliki nilai sikap sebesar
17,1 poin sementara untuk daging sapi impor memiliki nilai sikap sebesar 14,85 poin. Hal ini menunjukkan konsumen lebih menyukai kesegaran daging sapi lokal
dibandingkan daging sapi impor. Ini juga terjadi untuk atribut sertifikasi daging. Atribut sertifikasi daging sapi lokal memiliki nilai sikap sebesar 15,91 poin
sementara nilai sikap untuk daging sapi impor adalah 13,76 poin. Nilai sikap daging sapi lokal yang lebih besar dibandingkan daging sapi impor menunjukkan
bahwa sertifikasi daging sapi lokal lebih baik. Atribut rasa dan lemak daging sapi lokal juga memiliki nilai sikap yang
lebih besar dibandingkan daging sapi impor. untuk atribut rasa daging sapi lokal nilai sikapnya sebesar 15,91 poin sementara daging sapi impor memiliki nilai
sikap sebesar 14,62 poin. Sedangkan untuk atribut lemak daging sapi lokal nilai sikapnya sebesar 17,2 poin sementara untuk daging sapi impor nilai sikapnya
sebesar 16,77 poin. Hal ini menunjukkan bahwa rasa dan lemak daging sapi lokal lebih disukai konsumen dibandingkan daging sapi impor.
Atribut kekenyalan, warna, dan tekstur daging sapi lokal juga memiliki nilai sikap yang lebih tinggi daripada daging sapi impor. Ini menunjukkan bahwa
ketiga atribut daging sapi lokal tersebut lebih disukai. Berdasarkan hasil nilai sikap responden, diketahui bahwa secara
keseluruhan, daging sapi lokal memiliki nilai sikap sebesar 150,8 sedangkan daging sapi impor memiliki nilai sikap sebesar 143,9. Dengan demikian secara
keseluruhan responden memiliki sikap yang lebih positif tehadap daging sapi lokal dibandingkan daging sapi impor karena responden menilai semua atribut
daging sapi lokal lebih baik daripada atribut daging sapi impor.
56
VIII.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN DAGING SAPI
8.1. Model Regresi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelian Daging