25
4.4.3. Analisis Regresi
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis dengan analisis regresi dengan menggunakan program komputer Minitab 14 untuk mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi pembelian konsumen daging sapi lokal dan impor. Variabel untuk faktor-faktor tersebut bersumber dari penelitian terdahulu serta
hasil pendugaan di lapangan. Analisis regresi adalah suatu teknik statistika yang berguna untuk
memeriksa dan memodelkan hubungan berbagai variabel yaitu bagaimana pengaruh variabel tidak bebas terhadap variabel bebas. Bentuk umum rumusan
model regresi adalah : β X
ε Dimana : Yi = peubah tidak bebas, dengan i = 1,2,…,n sampel
= intersesp konstantan β = parameter penduga bagi X koefisien regresi dari variabel bebas
X = variabel bebas ke-n dengan n= 1,2,…., n ε = error galat
Pendugaan model tersebut dilakukan dengan menggunakan metode kuadrat terkecil biasa Ordinary Least Square yang didasarkan asumsi-asumsi
sebagai berikut Nasution 2009 : 1. Nilai rata-rata untuk kesalahan pengganggu sama dengan nol, yaitu E
ε = 0, untuk i = 1,2,3,…,k.
2. Ragam ε
σ
2
sama untuk semua kesalahan pengganggu asumsi homoscedasticity
. 3. Tidak ada autikorelsi antara kesalahan pengganggu, berarti kovarian
ε , ε = 0, untuk i ≠ j. dengan demikian antara ε dan ε tidak saling
bergantung. 4. Peubah bebas X saling bebas atau tidak ada kolinearitas ganda diantara
peubah bebas X. 5. Peubah bebas X
1
,X
2
,X
3
,….,X
k
konstan dalam pengambilan sampel terulang dan bebas terhadap kesalahan pengganggu.
26 6. Kesalahan pengganggu mengikuti distribusi normal dengan rata-rata nol
dan varian σ
2
. Apabila asumsi-asumsi di atas dapat terpenuhi, maka koefisien regresi
parameter yang diperoleh merupakan penduga linear terbaik yang tidak bias BLUE = Best Linear Unbiased Estimator.
Beberapa asumsi yang mendasari model tersebut adalah terjadinya multikolinearitas, memiliki ragam homogen atau disebut juga adanya masalah
heteroskedastisitas, tidak adanya hubungan antar peubah atau autokorelasi Nasution 2009. Oleh karena itu dilakukan uji normalitas, uji multikolinieritas,
dan uji homoskedastisitas untuk melihat apakah asumsi-asumsi tersebut terpenuhi. Uji autokorelasi sendiri tidak dilakukan dalam penelitian ini karena menggunakan
data cross section, yaitu data yang diambil pada satu satuan waktu. Asumsi tersebut jarang dilanggar untuk jenis data cross section.
1. Uji Normalitas
Asumsi normalitas mengharuskan nilai residual dalam model menyebar atau terdistribusi secara normal. Untuk mengetahuinya dilakukan uji
Kolmogrov-Smirnov dengan memplotkan nilai standar residual dengan
probabilitasnya pada tes normal. Jika pada grafik Kolmogrov-Smirnov titik-titik residual yang ada tergambar segaris dan nilai P value lebih besar
atau sama dengan 0,05 α = 5 persen, maka dapat disimpulkan bahwa
model terdistribusi secara normal.
2. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas merupakan situasi adanya korelasi variabel-variabel bebas diantara satu dengan yang lainnya. Multikolinearitas dalam model
dapat dilihat dari nilai Variance Factor VIF pada masing-masing variabel bebasnnya. Jika nilai VIF kurang dari sepuluh 10, maka
menunjukkan bahwa persamaan tersebut tidak mengalami masalah multikolinieritas yang serius. Sebaliknya jika nilai VIF peubah bebasnya
lebih besar dari sepuluh 10, maka menunjukkan persamaan tersebut mengalami masalah multikolinieritas yang serius.
27
3. Uji Homoskedastisitas
Uji homoskedastisitas ini pada dasarnya menyatakan bahwa nilai-nilai Y bervariasi dalam satuan yang sama. Untuk menguji asumsi ini dibuat plot
antara standardized residual dengan faktor X. jika tidak terdapat suatu pola dalam plot tersebut maka dikatakan bahwa data tersebut homogeny
Nasution 2009. Untuk menguji ada tidaknya masalah heteroskedastisitas dalam model dilakukan dengan metode Bartlett. Apabila B
hitung
X
2 tabel
maka terima H , artinya data homogen. Sebaliknya apabila B
hitung
X
2 tabel
maka tolak H , artinya data tidak homogen.
Setelah data diuji dan terbukti memenuhi asumsi-asumsi tersebut, maka dilanjutkan dengan melakukan analisis regresi untuk melihat faktor-faktor yang
mempengaruhi pembelian daging sapi lokal dan impor. Berikut ini adalah model pendugaan faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian daging sapi lokal dan
impor :
Dimana : Yi = Permintaan daging sapi lokal dan impor X
1
= Umur tahun D
2
= Dummy
Pendapatan D
2
= 1, untuk pendapatan lebih besar atau sama dengan Rp 2.500.000 per bulan
D
2
= 0, untuk pendapatan kurang dari Rp 2.500.000 per bulan X
3
= Pengeluaran rupiahbulan X
4
= Harga rupiahkg D
5
= Dummy
Pendidikan D
5
= 1, untuk responden yang telah atau sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
D
5
= 0, untuk responden yang tidak atau belum menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
D
6
= Dummy frekuensi konsumsi D
6
= 1, untuk responden yang mengkonsumsi daging sapi lebih dari atau sama dengan 3 kali sebulan.
28 D
6
= 0, untuk responden yang mengkonsumsi daging sapi kurang dari 3 kali sebulan.
X
7
= Jumlah anggota keluarga orang. = Intersep
= Koefisien regresi yang diduga i=1,2,…,7 = unsur galaterror
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini sebagai jawaban sementara terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian daging sapi lokal dan
impor adalah : 1. Umur
Umur mempunyai pengaruh negatif terhadap jumlah pembelian daging sapi, dimana semakin lanjut usia orang akan mengurangi pembelian daging sapi
karena alasan kesehatan. 2. Pendapatan
Pendapatan rumah tangga berpengaruh positif terhadap pembelian daging sapi, dimana semakin besar pendapatan rumah tangga, maka akan
meningkatkan jumlah pembelian daging sapi pada setiap tingkat harga yang berlaku.
3. Pengeluaran untuk kelompok daging Pengeluaran atau anggaran belanja untuk kelompok daging memiliki
pengaruh positif terhadap pembelian daging sapi, dimana semakin tinggi pengeluaran untuk kelompok daging, maka jumlah pembelian daging sapi
akan meningkat. 4. Harga daging sapi
Semakin rendah harga daging sapi, maka akan semakin tinggi jumlah pembelian daging sapi.
5. Pendidikan Konsumen dengan tingkat pendidikan yang tinggi mengetahui manfaat dari
daging sapi untuk pemenuhan gizi seimbang sehingga jumlah pembelian daging sapi juga akan semakin meningkat.
29 6. Frekuensi konsumsi daging sapi
Frekuensi konsumsi daging sapi berpengaruh positif dengan jumlah pembelian daging sapi, dimana semakin sering konsumen mengkonsumsi
daging sapi maka jumlah pembelian daging sapi pun meningkat. 7. Jumlah anggota keluarga
Jumlah anggota keluarga berpengaruh positif terhadap pembelian daging sapi, dimana semakin banyak jumlah anggota keluarga maka jumlah pembelian
daging sapi juga akan semakin meningkat. Model yang dianalisis membutuhkan pengujian terhadap hipotesis-
hipotesis yang dilakukan. Pengujian hipotesis secara statistic bertujjuan untuk melihat nyata atau tidaknya oengaruh peubah-peubah bebas yang dipilih terhadap
peubah tidak bebas yang diteliti.
1. Koefisien Determinasi Goodness of Fit
Untuk menguji kemampuan kebaikan model untuk dugaan dilakukan dengan menghitung nilai R
2
dan F-hitung. Nilai koefisien determinasi nilai R
2
digunakan untuk mengukur keragaman dari variabel tidak bebas yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas. Nilai R
2
berkisar antara nol sampai satu, semakin besar nilai R
2
berarti model semakin baik.
2. Uji t statistik
Uji t statistik bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing peubah bebas yang terdapat dalam model berpengaruh nyata terhadap peubah
tidak bebas yang diteliti. Nilai kritis dalam pengujiaan terhadap koefisien regresi ditentukan dengan menggunakan tabel distribusi normal serta
memperhatikan tingkat signifikansi taraf nyata.
4.5. Definisi Operasional