kemiringan yang tinggi yaitu, membantu tanah dari tingkat erosi dan juga longsor. Hal ini sangat berguna untuk menjaga kelestarian lingkungan sekitarnya.
7 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL
Analisis kelayakan finansial dalam menjalankan suatu usaha bertujuan untuk mengetahui arus tunai cash flow yang terdiri dari komponen arus manfaat
sebagai arus masuk kas inflow dan arus biaya sebagai arus keluar kas outflow. Manfaat dan biaya yang diperhitungkan dalam analisis kelayakan finansial adalah
manfaat dan biaya yang bersifat tangible. Pada penelitian ini, analisis kelayakan finansial dilakukan untuk mengetahui kelayakan usahatani kopi arabika di
Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Untuk mengetahui hasil kelayakan budidaya kopi arabika akan dilihat dari criteria-
kriteria kelayakan finansial yang meliputi NPV, Net BC, IRR dan Payback Periode
, sedangkan umur tanaman yang digunakan adalah sepuluh tahun.
7.1 Analisis Arus Penerimaan Inflow
Penerimaan adalah setiap komponen yang merupakan pemasukan atau pendapatan petani yang bernilai positif selama usaha yang dijalankan
berlangsung. Penerimaan petani pada kegiatan usahatani kopi arabika diperoleh dari hasil penjualan kopi arabika dan juga nilai sisa investasi. Hasil penjualan kopi
arabika Lampiran 1 merupakan hasil kali dari jumlah produksi dengan harga kopi arabika yang berlaku.
Periode penanaman kopi arabika hingga berbuah cukup lama yaitu mencapai 15 tahun sampai akhirnya tidak produtif lagi. Kopi arabika mulai
berproduksi memasuki tahun kedua sejak masa tanam, sehingga pada tahun pertama petani tidak memiliki penerimaan dan pada tahun kedua penerimaan yang
diperoleh petani belum maksimal. Jumlah produksi kopi arabika yang dihasilkan oleh petani beragam sesuai dengan penanganan atau pengolahan yang dilakukan
petani dalam menjalakan usahataninya. Selama umur tanaman kopi arabika, petani mengalami peningkatan penerimaan pada saat tanaman mengalami kenaikan
jumlah produksi antara tahun kelima dan tahun keenam. Kemudian memasuki tahun ke-11 tanaman kopi arabika mengalami penurunan produksi.
2000 4000
6000 8000
10000 12000
14000 16000
th-1 th-2 th-3 th-4 th-5 th-6 th-7 th-8 th-9 th-10 th-11 th-12 th-13 th-14 th-15 rataan
produksi kopi
arabika per satuan
…
Gambar 4 Siklus umur tanaman usahatani kopi arabika di Kecamatan Dolok Panribuan
Selain penerimaan dari hasil penjualan biji kopi arabika, pernerimaan juga diperoleh dari hasil nilai sisa investasi yang dilakukan oleh petani selama
melakukan usahanya. Nilai sisa biasanya dijumlahkan dalam komponen penerimaan pada akhir tahun usaha ataupun akhir umur tanaman, yang disebut
sebagai manfaat usaha yang diperoleh petani. Oleh sebab itu, petani akan mengalami peningkatan penerimaan pada tahun ke-15 yang diakibatkan nilai sisa
manfaat dari barang investasi. Total nilai sisa yang diperoleh petani selama melakukan usahatani kopi arabika pada tahun ke-15 mencapai 498375 rupiah.
Berikut adalah hasil produksi dan penjualan rata-rata petani kopi arabika per luas lahan.
Tabel 19 Rata-Rata Hasil Produksi dan Penjualan Kopi Arabika per Hektar di
Kecamatan Dolok Panribuan Kabupaten Simalungun
Tahun Ke- Hasil Produksi Kg
Harga Jual Rp Penerimaan Rp
1 0.00
15300 0.00
2 933.18
15300 14277671.17
3 5311.78
15300 73530238.78
4 7459.77
15300 92394628.78
5 14569.10
15300 169834090.40
6 15130.10
15300 165350347.30
7 13280.07
15300 125781195.90
8 12637.96
15300 92076555.31
9 10404.28
15300 60642060.00
10 9763.29
15300 56906004.00
11 9000.00
15300 137700000.00
12 9000.00
15300 137700000.00
13 7875.00
15300 120487500.00
14 7593.84
15300 116185752.00
15 7593.84
15300 116185752.00
Total pendapatan
89489.52 850792791.70
7.2 Analisis Arus Keluar Outflow
Arus pengeluaran dikelompokkan kedalam dua bagian yaitu biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi adalah biaya yang harus