Analisis Aspek Finansial Kelayakan usahatani kopi arabika di kecamatan dolok panribuan, kabupaten simalungun sumatera utara

i 1 = Tingkat suku bunga pada saat NPV bernilai positif i 2 = Tingkat suku bunga pada saat NPV bernilai negatif NPV 1 = Nilai NPV positif NPV 2 = Nilai NPV negatif 3. Net Benefit Cost Ratio Net BC Menurut Kasmir dan Jakfar 2010 metode Net BC merupakan metode perbandingan yang merupakan rasio aktivitas jumlah present value penerimaan bersih yang bernilai positif dengan present value pengeluaran investasi slama umur ekonomis usaha yang bernilai negatif. Net BC merupakan bentuk lain dari pendekatan nilai NPV karena kedua metode ini menggunakan variabel yang sama. Karena itu, kriteria kelayakan investasi melalui metode Net BC adalah apabila nilai yang diperoleh lebih besar dari satu maka investasi layak dilakukan. Dan sebaliknya apabila nilai Net BC diperoleh lebih kecil dari satu maka investasi tidak layak dilakukan. Untuk menentukan nilai Net BC dapat menggunakan rumus sebagai berikut :    PVnegatif PVpositif C B Net Dimana : PV positif = present value yang bernilai positif kas bersih PV negatif = present value yang bernilai negatif biaya investasi 4. Payback Period PP Menurut Umar 2010, Payback Period merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui jangka waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian investasi dari aliran kas bersih. Suatu investasi layak dilakukan apabila payback period lebih singkat dibandingkan periode payback maximum, sebaliknya jika jangka waktu payback period lebih panjang dibandingkan periode period maximum maka investasi tidak layak dilakukan. Rumus untuk menghitung payback period Nurmalina et alsebagai berikut :         n i x Ab I PP 1 1 ] [ 2 Dimana: I = Investasi Ab = Aliran kas bersih tahunan

4.6 Asumsi teknis

1. Biaya investasi yang dilakukan petani pada tahun pertama melakukan usahatani kopi adalah dalam jumlah nilai rupiah yang berlaku pada tahun berjalan. 2. Discount factor yang digunakan adalah 6 persen pembulatan dari 5,75 persen per Desember 2012 berdasarkan suku bunga Bank Indonesia. 3. Petani kopi arabika menjalankan usahatani kopi dengan umur tanaman rata-rata sepuluh tahun. 4. Harga kopi uang digunakan adalah harga petani kopi daerah penelitian kepada pedagang pengumpul. 5. Penyusutan sarana produksi dengan menggunakan metode garis lurus. 6. Hasil produksi tanaman umur 11 hingga 15 tahun diperoleh dari penyuluh perkebunan Kecamatan Dolok Panribuan. 5 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1 Letak Geografis, Penduduk dan Mata Pencaharian

Kecamatan Dolok Panribuan merupakan salah satu Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Simalungun Propinsi Sumatera Utara. Kecamatan ini berada pada ketinggian 800-1250 m diatas permukaan laut dan memiliki iklim dengan suhu rata 20-25,5 derajat Celsius. Secara geografis batas-batas wilayah Kecamatan Dolok Panribuan adalah sebagai berikut : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Jorlang Hataran. 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Girsang Sipangan Bolon. 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Jorlang Hataran. 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tanah Jawa. Jarak dari Kecamatan Dolok Panribuan yang memiliki luas sekitar 154,30 Km 2 ke ibukota Kabupaten Simalungun sekitar 45 Km, dan kota Pematang Siantar sekitar 14 Km. Penggunaan lahan di Kecamatan Dolok Panribuan beragam diantaranya penggunaan lahan sawah seluas 3.152 Ha, lahan ladang seluas 3.063 Ha, lahan perkebunan seluas 570.24 Ha dan luas hutan produksi sekitar 9.000 Ha. Jumlah penduduk Kecamatan Dolok Panribuan pada tahun 2010 sebanyak 17.947 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 116 jiwakm 2 . Jumlah penduduk Kecamatan terdiri dari 12.057 orang pria dan 12.841 orang perempuan dengan jumlah kepala keluarga sebesar 4.608 KK Tabel 11. Tabel 11 Banyaknya penduduk di Kecamatan panribuan menurut kelompok usia tahun 2010 No Batas UsiaTahun Jumlah Jiwa 1 – 5 3 690 2 6 – 11 5 628 3 12 – 14 3 058 4 15 – 17 1 396 5 18 Tahun ke atas 11 126 Sumber : Data Monografi Kecamatan Dolok Panribuan, 2010