rata-rata petani menggunakan tenga kerja dari dalam keluarga, dengan demikian secara ekonomi petani tidak mengeluarkan biaya upah tenaga kerja. Namun
beberapa proses produksi, para petani menggunakan tenaga kerja dari luar keluarga seperti proses pengolahan lahan, penanaman, dan penggemburan serta
penyiangan. Oleh karena itu, petani mengeluarkan biaya untuk upah tenaga kerja Lampiran. Selain sumber daya manusia, faktor produksi yang berpengaruh
lainnya adalah lahan. Lahan merupakan jenis investasi dalam menjalankan usahatani. Rata-rata para petani kopi arabika di Kecamatan Dolok Panribuan
mengusahakan lahan yang milik orang lain, dan biaya sewa per satuan hektar yang dikenakan kepada para petani adalah dua juta rupiah. Sedangkan yang merupakan
lahan pribadi, rata-rata merupakan hasil pemberian atau sebagai warisan keluarga. Untuk harga lahan per satuan hektar di Kecamatan Dolok Panribuan adalah
sebesar 80 juta rupiah. Rata-rata luas yang dikelola oleh petani untukusahatani kopi arabika adalah 0.53 hektar.
6.4 Aspek Hukum
Berbeda dengan jenis perusahaan yang terbentuk dengan badan hokum seperti CV, Firma, Koperasi, Perseroan, maupun Perusahaan, dari aspek hukum
bentuk usaha yang dijalankan oleh petani kopi arabika di Kecamatan Dolok Panribuan dapat dikategorikan sebagai badan usaha pribadi atau keluarga. Karena
modal yang diperoleh petani untuk memulai usahanya untuk melakukan budidaya kopi arabika adalah modal sendiri. Keuntungannya adalah hasil penjualan
produksi perkebunan kopi arabika yang dikelola oleh petani, dapat dinikmati sendiri dan juga keluarganya seutuhnya. Sedangkan kelemahannya adalah segala
bentuk kerugian dan risiko ditanggung sendiri oleh petani kopi arabika. Dari segi aspek hukum usahatani kopi arabika layak dilakukan apabila, petani memiliki hak
atas lahan yang dikelolanya yaitu sertifikat kepemilikan lahan. Dan rata-rata petani kopi arabika di Kecamatan Dolok Panribuan memiliki sertifikat
kepemilikan lahan atas lahan yang diusahakan dalam budidaya kopi arabika.
6.5 Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan
Kecamatan Dolok Panribuan merupakan daerah yang potensial bagi pengembangan usahatani dibidang perkebunan, demikian halnya dengan budidaya
kopi arabika yang dilakukan oleh petani setempat. Manfaat yang dapat dirasakan oleh masayarakat diantaranya mengurangi tingkat pengangguran di daerah
penelitian dan juga meningkatkan jumlah pendapatan bagi petani lainnya yang berprofesi ganda sebagai buruh tani. Dengan demikian, baik petani maupun
masyarakat sekitar dapat memiliki penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga petani, dan juga berpengaruh terhadap perkembangan perekonomian
Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun.
Dari segi lingkungan penggunaan pupuk kandang yang lebih banyak digunakan oleh petani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan, daripada pupuk
kimia dapat mengurangi kerusakan lingkungan. Selain itu tanaman kopi yang memiliki akar tunggang, sangat bermanfaat pada lahan yang memiliki tingkat