Letak Geografis, Penduduk dan Mata Pencaharian

Dari Tabel 11, diketahui total jumlah penduduk Kecamatan Dolok Panribuan adalah sebesar 24,898 Jiwa dan tingkat usia 18 tahun keatas lebih banyak yaitu 11,126 Jiwa. Sebagian besar penduduk Kecamatan Dolok Panribuan memiliki tingkat pendidikan yang beragam seperti yang tertera pada tabel dibawah ini. Tabel 12 Jumlah penduduk Kecamatan dolok panribuan menurut tingkat tahun 2010 No Jenjang Pendidikan Jumlah Jiwa 1 SD 4 257 2 SMP 3 731 3 SMA 2 904 4 Perguruan Tinggi 332 Sumber : Data Monografi Kecamatan Dolok Panribuan, 2010 Tabel 12, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di Kecamatan Dolok Panribuan masih tergolong rendah dilihat pada tabel tingkat pendidikan yang paling tinggi adalah Sekolah Dasar berjumlah 4,257 Jiwa, sedangkan pada tingkatan Sekolah Menengah Atas hanya mencapai 2,904 Jiwa orang. Sesuai dengan kondisi penduduk setempat dapat dirinci menurut mata pencaharian yaitu bertani sebesar 62.31 persen, pemerintahan sebesar 5.17 persen, tenaga pengajar sebesar 15.79 persen, pedagang sebesar 1.80 persen, transportasi sebesar 1.42 persen, industri 0.23 persen, konstruksi 0.11 persen dan lainnya sebesar 13.17 persen.

5.2 Mata Pencaharian Masyarakat Kecamatan Dolok Panribuan

Pendapatan masyarakat Kecamatan Dolok Panribuan rata-rata diperoleh dari sektor pertanian, karena bertani merupakan mata pencaharian utama. Namun demikian, masayarakat yang memiliki lapanagan pekerjaan yang berbeda juga mengelolah lahan pertanian sebagai usaha sampingannya. Penggunaan lahan yang dikelola masayarakat beragam sesuai dengan jenis komoditi yang dikelola oleh masayarakat setempat. Penggunaan lahan sawah oleh masyarakat seluas 3.152 Ha dipergunanakan untuk komoditi musiman seperti padi, sedangkan penggunaan lahan ladang seluas 3.063 Ha dipergunakan masyarakat untuk komoditi holtikultura seperti jagung, ataupu tanaman musiman lainnya. Luas lahan perkebunan yang dimiliki oleh Kecamatan Dolok Panribuan mencapai 570.24 hektar, dikelola oleh masyarakat sekisar 500.44 hektar dan sekisar 69.8 dikelola oleh pemerintah dan swasta. Hasil perkebunan rakyat didaerah penelitian memiliki ragam komoditi Tabel 13, namun komoditi perkebunan yang mendominasi di Kecamatan Dolok Panribuan adalah tanaman kopi yang mencapai 300 hektar. Untuk lahan kopi arabika hanya mencapai 89 hektar dari luas lahan perkebunan kopi. Selanjutnya diikuti oleh komoditi coklat dan kulit manis yang mencapai 85.62 dan 39 hektar. Tabel 13 Jenis Komoditi Perkebunan Rakyat di Kecamatan Dolok Panribuan tahun 2010 Jenis Komoditi perkebunan Luas lahan Ha Sawit 16.20 Kopi 300.00 Coklat 85.62 Cengkeh 8.00 Kulit manis 39.00 Kemiri 30.03 Aren 11.20 Pinang 10.39

5.3 Karakteristik Responden

Beberapa jenis karakteristik petani yang menjadi responden dalam penelitian ini terdiri dari umur jenis kelamin, luas lahan dan kepemilikan, tingkat pendidikan. Adapun jumlah responden dari masing-masing kelompok dapat dilihat pada Tabel 14. Berdasarkan karakteristik yang ada, sebagian besar responden petani kopi arabika adalah berumur 50 tahun keatas dengan persentase 40 persen. Dari hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa petani responden rata-rata masih berada dalam usia yang produktif. Sedangkan yang memiliki umur relatif masih muda dan sangat produktif sebesar 60 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa budidaya tanaman kopi arabika masih diminati untuk diusahakan khususnya di Kecamatan Dolok Panribuan. Tingginya tingkat pendidikan yang dileawati petani, sangat membantu petani dalam menerapkan teknologi pertanian yang akan digunakan dalam melaksanakan usahataninya. Dari tingkat pendidikan, responden sebagian besar menyelesaikan pendidikannya hanya sampai tingkat menengah pertama SMP yaitu sebesar 45 persen dari total responden. Sedangkan tingkat pendidikan tertinggi hanya sampai sekolah menengah atas SMA mencapai 30 persen dari jumlah responden yang ada. Rata-rata responden memiliki luas lahan dibawah 5000 m 2 yang mencapai 60 persen, hal ini menggambarkan bahwa petani responden merupakan petani kopi arabika yang memiliki luads lahan yang kecil. Sedangkan dari status kepemilikan lahan, kebanyakan petani responden memiliki lahan sendiri baik dari warisan ataupun dibeli mencapai 60 persen dari jumlah responden. Sedangkan petani reponden yang menyewa lahan hanya mencapai 40 persen yaitu sebanyak delapan orang.