Kelayakan Usahatani Kopi Kelayakan usahatani kopi arabika di kecamatan dolok panribuan, kabupaten simalungun sumatera utara

nilai IRRnya sebesar 53,17 dimana panen yang dilakukan rutin setiap satu hingga dua minggu sekali setelah tanaman berumur lima tahun dan produksi rata-rata yang diperoleh petani adalah delapan ton per hektar dengan harga jual sebesar 5000 rupiah per kilogram. Dari hasil penelitian Soetirono 2009, yang menganalisa tentang daya saing agribisnis kopi robusta yang dilakukan pada tiga wilayah yaitu Tanggamus, Malang, dan Jember menyatakan layak untuk dikembangkan secara finasial. Namun hal ini masih memiliki nilai divergensi antara kelayakan finansial dengan ekonomi yaitu sesuai dengan keberpihakan kebijakan pemerintah terhadap daya saing agribisnis kopi. Apabila memperhatikan harga kopi dunia, tingkat harga kopi daerah Malang dan Jember memiliki potensi yang cukup tinggi dibandingkan dengan harga domestik. Dengan demikian sistem agribisnis kopi robusta memiliki daya saing apabila kebijakan pemerintah mendukung terhadap profitabilitas sistem produksi serta keefisienan penggunaan sumberdaya. Tingkat switching value terhadap obat-obatan juga tidak mempengaruhi daya saing dan efisiensi ekonomi meskipun perubahan harga pestisida mencapai 25 persen. Selain kestabilan biaya produksi, segmentasi pasar juga mempengaruhi pendapatan petani. Peningkatan permintaan kopi yang dipengaruhi beberapa variable seperti harga kopi, harga produk substitusi, pendapatan per kapita, serta harga ekspetasi kopi Nainggolan 2007 secara domestik yang diimbangi dengan peningkatan produksi secara otomatis harga beli akan naik dan mendorong peningkatan penawaran kopi. Harga riil kopi, harga riil teh, dalam negeri dipengaruhi oleh harga ekspor sehingga sangat responsif terhadap suatu perubahan. Hal ini juga mempengaruhi tingkat elastisitas permintaan kopi, namun berbeda dengan peningkatan ekspor yang tidak terlalu elastic terhadap produksi kopi akan tetapi pola hidup konsumen yang berubah yang berdampak positif akan permintaan kopi. Faktor lainnya adalah kebijakan perdagangan luar negeri Indonesia yang semakin terbuka atas pasar dunia atau dengan kata lain globalisasi. Hal tersebut merupakan peluang yang tinggi untuk melakukan usahatani kopi, namun sebaliknya dengan terjadinya globalisasi merupakan sebuah ancaman dimana konsumen dalam posisi tawar menawar yang kuat akibat persaingan yang tinggi dari produsen kopi. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Kustiari 2007 perbedaan harga kopi biji dengan harga kopi olahan juga mampu mempengaruhi pendapatan petani. Pendapatan petani biji kopi relatif lebih rendah apabila dibandingkan dengan produk olahan kopi yang memiliki nilai tambah. Prospek pengembangan perkopian di Indonesia akan semakin meningkat dalam hal daya saing dan efisiensi memproduksi specialty coffee sehingga mampu bertahan dan meningkatkan pangsa pasar luar negeri. Untuk mempertahankan pangsa pasar dalam persaingan yang tinggi maka perlu melakukan sertifikasi melalui indikasi geografis yang mendukung pertumbuhan kopi sehingga terjaga kontinuitas pasokan produk sehingga pihak-pihak importer tetap berkesinambungan dalam hal menentukan produsen yang akhirnya mampu memperluas segmentasi pasar ekspor dengan melakukan terobosan baru. 3 KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1 Studi Kelayakan Bisnis

Bisnis atau usaha merupakan suatu kegiatan aktivitas yang menghasilkan manfaat maupun keuntungan dengan menggunakan dan mengelola sumber daya yang dimiliki. Untuk memperoleh keuntungan ataupun benefit dari berbagai usaha, pelaku bisnis melakukan investasi berupa investasi nyata real invesment atau investasi finansial financial invesment. Investasi nyata merupakan investasi yang terdiri dari harta tetap seperti tanah, bangunan, peralatan maupun perlengkapan. Sedangkan investasi finansial merupakan investasi yang dilakukan dalam bentuk kontrak kerja, pembelian saham atau surat berharga. Dengan kata lain investasi merupakan penanaman modal dalam suatu kegiatan usaha yang memiliki jangka waktu relatif panjang diberbagai bidang usaha. Pengertian bisnis merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan tujuan dan target yang diharapkan dalam berbagai bidang, baik jumlah maupun waktunya. Keuntungan merupakan tujuan utama bagi pelaku usaha baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek dalam dunia bisnis. Dengan demikian studi kelayakan bisnis dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam suatu usaha ataupun bisnis yang akan dijalankan, berdasarkan kesediaan data dan informasi secara akurat untuk menentukan kelayakan usaha yang dijalanakan Kasmir dan Jakfar, 2010. Menurut Suliyanto 2010, tujuan suatu bisnis atau usaha dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu usaha yang berorientasi terhadap keuntungan serta usaha yang tidak berorientasi keuntungan. Salah satunya adalah usaha yang berorientasi keuntungan profit oriented adalah usaha yang dijalankan dengan tujuan memperoleh keuntungan untuk meningkatkan kesejahteraan pengusaha dan karyawannya serta untuk mengembangkan usaha lebih lanjut. Proses analisis setiap penilaian studi kelayakan bisnis suatu usaha ataupun bisnis perlu memperhatikan beberapa aspek dimana setiap aspek saling berkaitan antara satu aspek dengan aspek lainnya. Sehingga hasil analisis setiap aspek berdasarkan nilai dan ketentuan sesuai dengan usaha yang dijalankan menjadi satu kesatuan. Secara umum aspek-aspek yang perlu dilakukan studi kelayakan untuk menjalankan usaha diantaranya aspek pasar, aspek manajemen, aspek teknis, aspek ekonomi dan sosial, aspek hukum dan aspek finansial. 1. Aspek Pasar Melakukan riset terhadap aspek pasar bertujuan untuk memperhatikan kondisi permintaan pasar pada saat ini terhadap produk yang akan ditawarkan oleh pelaku usaha kepada pasar. Peranan aspek pemasaran sangat menentukan kelanjutan produksi suatu usaha, karena melalui bauran pemasaran maka keuntungan dari usaha yang dijalankan dalam menentukan kelayakan suatu bisnis. Oleh karena itu aspek pasar perlu diteliti secara mendalam guna mengetahui besar pasar yang akan dimasuki, struktur pasar, serta peluang pasar yang ada, sehinga prospek pasar akan produk yang dihasilkan pada masa akan datang dapat dipasarkan berdasarkan strategi pemasaran sesuai dengan hasil yang diperoleh. Dengan demikian tujuan perusahaan memasarkan produknya mampu memenuhi tujuan perusahaan yaitu meningkatkan penjualan dan laba, menguasai pasar, mengurangi saingan, serta menaikkan prestise produk tertentu dipasaran. Selain itu tujuan pemasaran suatu produk mampu memaksimumkan konsumsi, kepuasan konsumen, memaksimumkan keragaman produk, menghadapi pesaing, memenuhi kebutuhan akan suatu produk ataupun jasa. 2. Aspek Teknis Lokasi usaha adalah lokasi dimana usaha akan dijalankan. Lokasi usaha memiliki peranan penting terhadap biaya operasional dan juga biaya investasi. Penentuan lokasi usaha yang tidak sesuai dengan usaha yang dijalankan akan memberikan kerugian terhadap pengusaha yang menjalankan usahanya. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis terhadap aspek teknis dengan beberapa variabel sesuai dengan kebutuhan usaha yang dilakukan. Analisis aspek teknis setiap usaha yang dijalankan berbeda-beda sesuai dengan jenis usaha yang dijalankan, karena setiap usaha memiliki karakteristik yang berbeda dan juga prioritas yang berbeda juga. Aspek teknis sangat mempengaruhi proses produksi berdasarkan lokasi usaha dijalankan, luas produksi ataupun lahan yang digunakan serta tata letak layout. Analisis aspek teknis dilakukan untuk menilai kesediaan pengusaha dalam menjalankan usahanya berdasarkan luas produksilahan yang digunakan, kesesuaian lokasi dengan usaha yang dijalankan serta peralatan operasional yang digunakan oleh pengusaha dalam menjalankan usahanya. 3. Aspek Manajemen Aspek manajemen dalam menjalankan usaha ataupun bisnis adalah faktor yang sangat berpengaruh besar terhadap usaha yang dijalankan. Aspek manajemen lebih difokuskan terhadap penekanan akan risiko usaha yang dijalankan. Aspek manajemen yang diperhatikan dalam menjalankan usaha sesuai dengan kelayakan usaha salah satunya adalah manajemen produksi yang meliputi sistem produksi, lokasi usaha, standar produksi, pengendalian produksi, serta perencanaan produksi. 4. Aspek Ekonomi dan Sosial Analisis aspek ekonomi dan sosial dilakukan oleh pengusaha untuk mengetahui pengaruh usaha yang dijalankan terhadap masyarakat dan juga perusahaan apakah berdampak positif atau berdampak negatif. Melalui analisis aspek ekonomi dapat diketahui seberapa besar kontribusi yang diberikan suatu usaha dalam peningkatan perekonomian secara umum. Demikian juga dari segi aspek sosial yang memiliki peluang terhadap masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan melalui peningkatan pendapatan yang diperoleh dari suatu usaha yang dijalankan. 5. Aspek Hukum Analisis aspek hukum dilakukan dengan tujuan untuk meneliti keabsahan serta keaslian dari dokumen-dokumen bentuk usaha baik berupa kepemilikan ataupun sertifikat dan izin guna menghindari hambatan apabila hendak meminjam dana ataupun memperluas usaha yang dijalankan 6. Aspek Finansial Dalam menjalankan usaha tentunya membutuhkan modal yang akan digunakan untuk melakukan investasi seperti pembelian aktiva tetap maupun