Perumusan Masalah Estimasi Kerugian Ekonomi Akibat Banjir Sungai Pesanggrahan Pada Sektor Komersil (Studi Kasus: Kelurahan Ulujami dan Kelurahan Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan)

5 masing-masing pelaku sektor komersil terhadap bencana banjir juga sangat berbeda. Kerusakan akibat banjir dapat dikategorikan ke dalam efek langsung dan tidak langsung, tangible dan intangible yang mengacu kepada kerugian. Namun kompleksnya permasalahan yang menjadi penyebab dan akibat dari terjadinya banjir yang rutin di Jakarta, menjadi dasar untuk dilakukan penelitian dan penghitungan lebih lanjut terkait kerugian akibat banjir yang terjadi. Secara khusus estimasi nilai kerugian ekonomi yang terjadi akibat banjir memberikan kontribusi yang besar dalam proses penentuan manajemen untuk meminimalisir risiko banjir Merz et al 2010. Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut maka perumusan masalah dari penelitian ini antara lain : 1. Bagaimana persepsi pelaku sektor komersil terhadap risiko banjir sungai ? 2. Berapa nilai kerugian ekonomi banjir sungai yang dialami oleh pelaku sektor komersil ? 3. Berapa prediksi penurunan kerugian ekonomi banjir sungai dengan adanya program JEDI ? 4. Apa saja strategi adaptasi terhadap banjir yang dilakukan pelaku sektor komersil dalam menghadapi banjir sungai ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui persepsi pelaku sektor komersil mengenai risiko banjir sungai. 2. Mengestimasi nilai kerugian ekonomi banjir sungai yang dialami pelaku sektor komersil 3. Memprediksi penurunan kerugian ekonomi banjir sungai dengan adanya program JEDI 4. Mengidentifikasi strategi adaptasi yang dilakukan pelaku sektor komersil dalam menghadapi banjir sungai. 6

1.4 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di sekitar Daerah Aliran Sungai DAS Pesanggrahan Jakarta Selatan Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini tidak mengestimasi kerugian intangible. Responden adalah pelaku sektor komersil unit usaha mikro, kecil dan menengah UMKM yang terkena banjir pada tangga 17 sampai 19 januari 2013. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data cross section. UMKM yang dijadikan responden merupakan UMKM yang memiliki bangunan khusus untuk melakukan kegiatan jual beli sehari-harinya dan memiliki omzet atau hasil penjualan harian dan tahunan sesuai dengan UU No 20 tahun 2008. Menurut UU No 20 tahun 2008 unit usaha mikro adalah unit usaha yang memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300 000 000 tiga ratus juta rupiah, unit usaha kecil adalah unit usaha yang memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300 000 000 tiga ratus juta rupiah dan paling banyak Rp 2 500 000 000 dua milyar lima ratus juta rupiah dan unit usaha menengah adalah unit usaha yang memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2 500 000 000 dua milyar rupiah sampai dengan Rp 50 000 000 000 lima puluh milyar rupiah. Penelitian ini tidak mengestimasi biaya strategi adaptasi responden dalam upaya menghadapi banjir.