13 karakteristik banjir karakteristik yang umumnya digunakan adalah kedalaman
air dan tingkat kerusakan ekonomi Jonkman et al 2008. Penelitian terkait yang sebelumnya juga menggunakan stage damage function adalah penelitian oleh
Jonkman 2008. Ada dua langkah dalam mengestimasi kerusakan fisik langsung, pertama adalah mengestimasi kerusakan struktural pada suatu objek yang terkena
banjir seperti bangunan, barang dan lainnya, selanjutnya pada langkah kedua dilakukan pemberian nilai moneter atau harga pasar dari kerusakan fisik tersebut,
dan didapat nilai dari kerusakan dan kerugian ekonomi langsung tersebut Jonkman et al 2008.
Dalam penelitian yang menggunakan stage damage functiondibutuhkan tiga komponen penelitian yaitu ketersediaan data dilapangan, survey langsung
kondisi lapang dan loss adjuster rujukan kerusakan. Namun dalam penelitian ini ada salah satu komponen yang tidak terpenuhi yaitu loss adjuster rujukan
kerusakan atau surveyor yang memank ahli dalam bidang loss adjuster dikarenakan memank tidak ada pedoman baku atau terbitan yang melangsir
berapa patokan baku untuk standar estimasi kerusakan tiap item responden dan peneliti pun belum termasuk kedalam surveyor yang ahli dalam loss adjuster
sehingga untuk penelitian ini jumlah kerusakan dan kerugian yang dialami oleh responden diserahkan sepenuhnya kepada persepsi responden sebagai korban atau
yang mengalami secara langsung kejadian banjir. Berikut adalah sistematika penghitungan model stage damage function yang pernah dibuat oleh Tang tahun
1992 dalam penelitiannya estimation of flood damage cost for Bangkok di Bangkok Thailand:
FLD = a + b DEP + c DUR ……………………………………… .................. ..2.1
Keterangan : FLD : Kerugian banjir baht
DEP : kedalaman banjir cm DUR : Durasi banjir Jam
a, b, c : Parameter Estimasi
14 Dalam penelitiannya Tang tahun 1992 menggunakan stage damage
function dengan flood damage FLD sebagai variabel dependent dan kedalaman banjir DEP dan durasi banjir DUR sebagai variabel independent menggunakan
metode analisis data regresi linear berganda dengan hasil bahwa variabel kedalaman banjir DEP berpengaruh nyata pada kerugian di sektor komersil dan
variabel durasi banjir DUR tidak berpengaruh nyata pada kerugian di sektor komersil.
2.5 Strategi Adaptasi Masyarakat Terhadap Banjir Sungai
Adaptasi adalah proses mengatasi perubahan dengan dan menanggapi Fatti 2013. Sedangkan strategi adaptasi adalah kemampuan masyarakat untuk
beradaptasi dan proses pembelajaran dengan mengembangkan perilaku untuk bertahan Fatti 2012. Beberapa cara adaptasi tersebut berpotensi dikembangkan
diberbagai daerah khususnya di Jakarta sehingga perlunya pengembangan strategi adaptasi untuk menanggulangi banjir secara mandiri.
Dalam penelitiannya yang dilakukan di Provinsi Gauteng Timur Afrika Selatan, Fatti 2013 menemukan beberapa kelompok masyarakat yang berhasil
mengurai kelemahan dalam sistem dan merubahnya menjadi cara-cara alternatif yang dapat digunakan untuk memperkuat kelemahan tersebut, yaitu adalah
kemampuan adaptif masyarakat yang telah berhasil menyatukan masyarakat serta menggalang dana dan menciptakan ide bersama untuk menyelesaikan
permasalahan-permasalahan akibat banjir Fatti 2013. Sehingga selain upaya pencegahan yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat juga bisa melakukan
upaya pencegahan terhadap banjir secara mandiri dengan menerapkan strategi adaptasinya masing-masing Fatti 2013.
15
III KERANGKA PEMIKIRAN
Banjir yang terjadi di DKI Jakarta telah menyebabkan kerusakan dan kerugian ekonomi yang tidak sedikit. Tercatat pada banjir di Jakarta tahun 2007
diperkirakan kerusakan dan kerugian aset mencapai Rp 5,16 triliun BAPPENAS 2007. Kerusakan dan kerugian ekonomi yang terjadi diperkirakan semakin
meningkat setiap tahunnya, termasuk diantaranya yang sulit dinilai dengan uang. Mengingat begitu luasnya lingkup kerusakan dan kerugian akibat banjir,
penelitian ini membatasi diri pada aspek kerusakan dan kerugian dari tinjauan ekonomi. Lebih spesifik akan mengarah kepada aspek yang lebih sempit lagi,
yaitu kerusakan dan kerugian di sektor komersil. Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu untuk pencegahan dan pengurangan risiko banjir.
Tujuan pertama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi pelaku usaha sektor komersil di DAS Pesanggrahan Jakarta Selatan
terhadap risiko banjir sungai. Hal ini penting sebagai acuan seberapa besar pengetahuan atau informasi pelaku usaha sektor komersil terhadap risiko banjir
sungai yang terjadi. Dengan mengetahui persepsi terhadap risiko banjir yang terjadi kita bisa mengetahui tingkat kerentanan suatu daerah terhadap suatu
bencana alam Messner dan Meyer 2004. Oleh sebab itu perlu dilakukan interpretasi mengenai persepsi pelaku sektor komersil di DAS Pesanggrahan
Jakarta Selatan, sebagai langkah awal dari proses identifikasi yang selanjutnya. Karena dengan mengetahui persepsi pelaku sektor komersil terhadap risiko banjir
yang terjadi, peneliti dapat memperoleh informasi mengenai kondisi dan tingkat kerentanan yang terjadi di lokasi penelitian, yaitu wilayah di sekitar DKI Jakarta
umunya dan di DAS Pesanggrahan Jakarta Selatan Khususnya. Tujuan selanjutnya yang akan dilakukan adalah mengestimasi berapa besar
kerugian ekonomi banjir sungai yang terjadi di sektor komersil DAS Pesanggrahan Jakarta Selatan. Hal ini penting bila mengacu pada pengalaman
negara lain. Dengan mengetahui besaran kerugian dan kerusakan ekonomi akibat banjir tersebut, dapat diketahui besaran manfaat yang dapat diperoleh dari