Analisis Deskriptif Pengujian Parameter

27 Pengujian kriteria statistik perlu dilakukan untuk melihat korelasi antar variabel model, yaitu dengan menggunakan uji t, F dan R 2 . a. Uji t Uji t digunakan untuk melihat tingkat signifikansi variabel bebas, artinya apakah variabel bebas eksogen berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel terikat endogen. Perbandingan antara nilai t-statistik dengan nilai t-tabel dapat menunjukkan wilayah penolakan. Hipotesis: H : b i = 0 H 1 : b i 0 untuk b 1 , b 2 , b 3 , b 5 b i 0 untuk b 4 Kriteria uji: t-hitung t α2 n-k, maka tolak H t-hitung t α2 n-k, maka terima H jika H ditolak berarti dalam model ini variabel bebas berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas. Sebaliknya, jika H diterima berarti variabel bebas tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas b. Uji F-statistik Uji F digunakan untuk melihat pengaruh variabel eksogen terhadap variabl endogen secara keseluruhan dengan menggunakan pengujian F hitung. Selain itu, uji F juga untuk mengetahui apakah model penduga yang diajukan sudah layak untuk menduga parameter yang ada dalam fungsi. Rumus yang digunakan untuk menguji F-statistik adalah: F –Hitung= ……………………………………………………....4.4 Dimana: R = Koefisien determinasi n = Banyak data k = Jumlah koefisien regresi dugaan Hipotesis: H : b = b 1 = b 2 = b 3 …= b i = 0 28 tidak ada pengaruh nyata variabel – variabel model H 1 : minimal salah satu b i ≠ 0 paling sedikit ada 1 variabel eksogen yang berpengaruh nyata terhadap variabel endogen Kriteria uji: F-Hitung F bk-1, n-k , maka tolak H F-Hitung F bk-1, n-k , maka terima H Jika H ditolak dalam uji F berarti minimal ada satu variabel eksogen yang tidak nol dan berpengaruh nyata terhadap keragaman variabel endogen. Sebaliknya jika H diterima tidak ada satupun variabel eksogen yang berpengaruh nyata terhadap keragaman variabel endogen. c. Uji Koefisien Determinasi R 2 Uji koefisien determinasi R 2 digunakan untuk mengukur sejauh mana besar keragaman yang dapat dijelaskan oleh variabel eksogen terhadap variabel endogen dengan mempertimbangkan derajat bebas. Pada penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah Adjusted R Square. Sifat dari Adjusted R Squareadalah jika Adjusted R Square sama dengan nol berarti tidak ada hubungan antara variabel eksogen dengan endogen. Namun, jika nilai Adjusted R Square mendekati satu maka terdapat hubungan yang erat antara variabel eksogen dengan variabel endogen. Uji ekonometrika dilakukan untuk melihat adanya pelanggaran asumsi pada model, antara lain adalah: a. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas adalah hubungan linear yang sama kuat antar variabel independent dalam persamaan regresi berganda. Multikolinearitas menyebabkan pendugaan koefisien menjadi tidak stabil. Multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat nial Variance Inflation Factor VIF pada masing-masing variabel independent. Model dikatakan multikolinearitas apabila nilai VIF relatif besar atau lebih dari 10 Juanda 2009. b. Uji Heteroskedastisitas 29 Heteroskedastisitas adalah pelanggaran asumsi dari homoskedastisitas. Homoskedastisitas adalah ragam sisaan error konstan dalam tiap pengamatan. Heterokedastisitas mengakibatkan Ordinary Least Square OLS tidak efisien. Heteroskedastisitas dapat dideteksi menggunakan uji Glesjer. Uji Glesjer dilakukan dengan cara meregresi nilai standar residual terhadap variabel independent model. Model mengalami heteroskedastisitas apabila P-value lebih kecil dari taraf nyata α Juanda 2009. c. Uji Autokolerasi Uji Autokolerasi dilakukan untuk mengetahui keadaan error pada suatu persamaan yang bersifat independent atau dependent. Autokolerasi diuji dengan melakukan uji Durbin Watson DW, dengan prosedur: H : tidak ada serial autokolerasi baik positif maupun negatif H 1 : terdapat serial autokolerasi. Nilai hitung statistik Durbin Watson DW yang diperoleh dari hasil perhitungan komputer kemudian dibandingkan dengan nilai pada d tabel . Nilai yang dilihat adalah nilai batas bawa dL dan batas atas dU. Penentuan nilai dL dan dU didasarkan pada jumlah variabel bebas dan jumlah pengamatan yang terdapat pada model. Kesimpulan yang dapat diambil dari perbandingan adalah: 1. Jika DW dL, berarti ada autkolerasi positif 2. Jika DW dL, berarti ada autokelarsi negatif 3. Jika dL DW 4-dU, berarti tidak terjadi autokolerasi 4. Jika dL ≤ DW ≤ dU atau 4-dL ≤ DW ≤ 4-Du, berarti tidak dapat disimpulkan

4.5 Hipotesis

Penelitian ini akan menilaipersepsi dan fenomena kerugian dan kerusakan ekonomi yang terjadi akibat banjir Sungai Pesanggrahan. Sebagai bentuk antisipasi terhadap pengurangan risiko terhadap tingkat kerugian dan kerusakan ekonomi akibat banjir yang semakin meningkat, masyarakat dalam hal ini para pelaku sektor komersil membentuk suatu strategi adaptasi secara mandiri untuk 30 mencegah dampak ekonomi banjir. Bentuk adaptasi tersebut sangat beragam sehingga ada berbagai pilihan tindakan yang dapat dilakukan oleh pelaku sektor komersil untuk lebih adaptif terhadap banjir sungai. Adapun hipotesis yang digunakan dalam interpretasi persepsi dan estimasi kerugian dan kerusakan ekonomi akibat banjir adalah: 1. Persepsi keinginan masyarakat terhadap tindakan mitigasi banjir dimasa yang akan datang setara dengan persepsi masyarakat terhadap probability terjadinya banjir memiliki hubungan positif dan persepsi masyarakat terhadap probability konsekuensi terjadinya banjir 2. Persepsi permintaan publik terhadap kebijakan mitigasi banjir oleh pemerintah memiliki hubungan positif dengan dengan persepsi masyarakat terhadap probability terjadinya banjir dan persepsi masyarakat terhadap probability konsekuensi terjadinya banjir 3. Kedalaman banjir diduga berpengaruh positif pada nilai kerugian banjir, karena semakin tinggi kedalaman banjir yang terjadi, maka akan semakin tinggi nilai kerugian yang terjadi. 4. Durasi lamanya banjir diduga berpengaruh positif terhadap nilai kerugian banjir, karena semakin lama genangan banjir terjadi, maka akan semakin tinggi nilai kerugian banjir yang terjadi. 5. Omset perhari diduga berpengaruh positif pada nilai kerugian banjir, karena semakin besar omset atau pendapatan sebuah usaha, maka akan semakin besar kerugian banjir yang terjadi karena terhambatnya kegiatan perekonomian. 6. Lama usaha berjalan diduga berpengaruh negatif pada nilai kerugian banjir, karena semakin mudaunit usaha berjalan, maka semakin rentan unit usaha saat banjir terjadi dan akan berdampak pada semakin besarnya kerugian yang terjadi. 7. Luas bangunan diduga berpengaruh positif pada nilai kerugian banjir, karena semakin luas bangunan yang terkena banjir, maka akan semakin besar kerugian saat banjir terjadi.