Persepsi Pelaku Sektor Komersil Terhadap Risiko Banjir

21 sangat parah. Data hasil persepsi ini selanjutnya akan diolah menggunakan analisis korelasi spearman. Metode ini digunakan untuk mengukur tingkat atau eratnya hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat yang berskala parametrik untuk mengetahui tingkat kecocokan dari dua variabel terhadap grup yang sama Riduwan 2011. Dalam analisis persepsi risiko ini digunakan metode korelasi dengan skala parametrik. Responden diminta untuk menilai persepsi risikonya terhadap banjir dengan menggunakan pilihan jawaban berskala 1 sampai 7 Bubeck et al 2012 Tabel 3. Skala penilaian kelompok persepsi Kelompok Persepsi Skala Keterangan PBMP dan KYMD 1. Pasti akan terjadi tidak memiliki konsekuensi sama sekali 2. sangat tidak mungkin akan terjadi sangat tidak mungkin memiliki konsekuensi 3. tidak mungkin akan terjadi tidak mungkin memiliki konsekuensi 4. Netral Netral 5. kemungkinan akan terjadi kemungkinan memiliki konsekuensi 6. sangat mungkin akan terjadi sangat mungkin memiliki konsekuensi 7. pasti akan terjadi konsekuensi yang sangat tinggi Kelompok Persepsi Skala Keterangan TDMP dan KTKP 1. tidak sama sekali tidak penting sama sekali 2. sangat mungkin tidak sangat tidak penting 3. mungkin tidak agak penting 4. netral Netral 5. mungkin tidak kemungkinan penting 6. sangat mungkin Penting 7. Pasti akan terjadi sangat penting Sumber: Bubeck et al 2012 Metode korelasi spearman rank tidak terikat oleh asumsi bahwa populasi yang diselidiki harus terdistribusi secara normal. Data persepsi ini selanjutnya dianalisis menggunakan program SPSS 20. 22

4.4.2 Estimasi Nilai

Kerugian Ekonomi Akibat Banjir Sungai Pesanggrahan di Jakarta Selatan Analisis ini bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai kerugian ekonomi akibat banjir Sungai Pesanggrahan di Jakarta Selatan yang dialami oleh pelaku sektor komersil khususnya UMKM dan UKM. Pendekatan Stage Damage Function akan digunakan untuk mengetahui trend besaran kerugian dan kerusakan akonomi akibat banjir sungai dalam penelitian ini. Digunakan beberapa variabel untuk mengetahui tingkat persepsi dan kerentanan suatu daerah terhadap banjir guna menginterpretasikan persepsi dan menentukan besaran kerugian ekonomi di sektor komersil akibat banjir Sungai Pesanggrahan Jakarta Selatan. Variabel yang dimasukkan kedalam model estimasi kerugian dan kerusakan ekonomi banjir antara lain adalah kedalaman banjir KDLM, durasi atau lamanya banjir DRBJ, luas bangunan yang tergenang banjir LSBG, lama usaha THML, omset perhari OMPH. Variabel KRGN pada model penduga diperoleh dari data yang telah di dapat melalui proses wawancara langsung terstruktur kepada 40 responden pelaku usaha. Nilai dari variabel dependent KRGN merupakan hasil dari penjumlahan antara biaya kerusakan, biaya kerusakan aset, biaya kerugian omset dan biaya penggunaan tenaga kerja untuk perbaikan aset dan struktur bangunan yang nantinya akan digunakan sebagai data dari nilai kerugian yang selanjutnya menjadi variabel dependent dalam model stage damage function. Berikut dijelaskan rincian biaya kerusakan struktural bangunan, biaya kerusakan aset, biaya kerugian omzet, dan biaya tenaga kerja Tabel 4. 23 Tabel 4. Perincian biaya kerusakan struktural bangunan, biaya kerusakan aset, biaya kerugian omzet, biaya tenaga kerja dan biaya perbaikan Jenis Biaya Keterangan Kerusakan Struktural Bangunan merupakan biaya kerusakan atau kehilangan yang dialami oleh responden yang terjadi pada struktur bangunan yang menempel pada struktur baku bangunan. Seperti dinding, pintu, jendela, lantai, atap, sistem sanitasi, sistem listrik, sistem hidrologi rumah tangga, pintu gerbang dan pagar Smith, 1994 Kerusakan Aset konten isi bangunan merupakan biaya kerusakan atau kehilangan yang dialami oleh responden yang terjadi pada komponen isi bangunan yang terpasang terpisah dari struktur baku bangunan baik yang terdapat di dalam bangunan maupun diluar bangunan tapi masih dalam jarak yang terjangkau. seperti produk jadi siap jual namun gagal terjual atau hilang, bahan baku produksi, alat-alat penunjang kegiatan produksi dan kegiatan usaha Smith, 1994 Kerugian Omzet merupakan biaya kerugian yang diakibatkan karena unit usaha terpaksa berhenti melakukan kegiatan jual beli dan produksi yang mengakibatkan tidak terjualnya produk dan terhentinya produksi pada saat itu yang menyebabkan hilangnya omzet pada hari tersebut. biaya kerugian omzet dihitung dengan menanyakan kepada responden barapa rata-rata omzet perhari atau perbulan lalu setelah itu di kali dengan lamanya unit usaha tidak beroperasi Tenaga Kerja Perbaikan biaya perbaikan dan waktu yang dihabiskan tenaga kerja dalam unit usaha maupun luar unit usaha untuk memperbaiki atau membersihkan struktur bangunan dan aset konten isi bangunan Biaya tenaga kerja atau biaya perbaikan merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh responden untuk melakukan perbaikan baik perbaikan terhadap kerusakan struktural bangunan, kerusakan struktural aset ataupun permbersihan dari lumpur pasca banjir. Biaya perbaikan dihitung berdasarkan besaran waktu yang dihabiskan oleh tenaga kerja baik tenaga kerja dalam usaha maupun tenaga kerja luar usaha. Data waktu yang dihabiskan oleh tenaga kerja diperoleh melalui proses wawancara kepada responden dengan menggunakan satuan jam yang nantinya akan dikalikan dengan standar upah tenaga kerja per jam.