Prediksi Penurunan Kerugian Ekonomi Banjir Sungai Dengan Adanya

53 Pernyataan di atas menjadi dasar justifikasi bahwa diasumsikan setelah normalisasi sungai kemungkinan perkiraan pengurangan banjir yang dapat dirasakan dari program normalisasi Sungai Pesanggrahan adalah pengurangan ketinggian banjir menjadi rata-rata 30 cm cateris paribus dari ketinggian rata- rata awal sebelum normalisasi adalah 94.35 cm cateris paribus dan durasi banjir rata-rata menjadi 3 jam cateris paribus dari rata-rata durasi banjir awal yaitu 96.6 jam cateris paribus, maka total kerugian per unit usaha menjadi: KRGN = -12882.792 + 139.246 30 + 81.105 96.6 + 53.697 93.82 2 05.3199.1 + 4.612 2493.91…..………………………………6.4 KRGN = Rp 13 800 693 Skenario pertama prediksi penurunan kerugian dengan asumsi pertama yaitu penurunan kedalaman banjir sehingga kerugian banjir responden turun dari Rp 910 446 920 cateris paribus menjadi Rp 552 027 720 atau turun sebesar Rp 358 419 200 cateris paribus. KRGN = -12882.792 + 139.246 94.35 + 81.105 3 + 53.697 93.82 -205.319 9.1 + 4.612 2493.91…..…………………………………………6.5 KRGN = Rp 14 047 213 Skenario kedua prediksi penurunan kerugian dengan asumsi kedua yaitu penurunan durasi banjir sehingga kerugian banjir rata-rata per responden turun dari Rp 910 446 920 cateris paribus menjadi Rp 561 888 520 atau sebesar Rp 348 558 400 cateris paribus. KRGN = -12882.792 + 139.246 30 + 81.105 3 + 53.697 93.82 -205.319 9.1 + 4.612 2493.91….…………………………………………6.6 KRGN = Rp 6 209 265 Skenario ketiga prediksi penurunan kerugian dengan penurunan durasi banjir dan penurunan kedalaman banjir sehingga kerugian banjir rata-rata per responden turun dari Rp 910 446 920 cateris paribusmenjadi Rp 248 370 600 atau turun sebesar Rp 662 076 320 cateris paribus. Berdasarkan hasil penghitungan yang dilakukan sesuai dengan ketiga skenario di atas diketahui skenario terbaik dalam pengurangan kerugian banjir adalah skenario III atau 54 penurunan kedalaman banjir dan durasi banjir menjadi 30 cm dan 3 jam. Selengkapnya dijelaskan pada Tabel 21. Tabel 21. Prediksi penurunan kerugian setelah program JEDI No Skenario Kerugian responden n=40 Kerugian populasi N=54 Persentase Sebelum JEDI Rp Sesudah JEDI Rp Penurunan Rp Sebelum JEDI Rp Sesudah JEDI Rp Penurunan Rp 1 I 910 446 920 552 027 720 358 419 200 1 229 103 342 745 237 442 483 865 900 39 2 II 910 446 920 561 888 520 348 558 400 1 229 103 342 758 549 502 470 553 840 38 3 III 910 446 920 248 370 600 662 076 320 1 229 103 342 335 300 310 893 803 032 72 Sumber: data primer 2013 diolah

6.6 Strategi Adaptasi Pelaku Usaha Terhadap Banjir

Upaya pencegahan dan persiapan untuk menghadapi banjir dapat diupayakan oleh pemerintah dan individu. Banjir yang sangat sering di Kelurahan Ulujami dan Kelurahan Kebayoran Lama Utara membuat pelaku usaha yang tinggal dan bertempat usaha membiasakan diri terhadap banjir tersebut. beberapa faktor yang menyebabkan responden bertahan pada lokasi usaha mereka sekarang antara lain, tidak ada pilihan tempat tinggal dan tempat usaha lain, pasar yang cukup bagus, akses ke berbagai fasilitas publik yang sudah mereka gunakan selama bertahun-tahun dan kenyamanan terhadap lingkungan masyarakat dan ikatan kekeluargaan yang terjalin. Upaya-upaya tersebut adalah pilihan strategi adaptasi. Strategi adaptasi yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak atau kerugian akibat banjir ada banyak sekali seperti membangun tanggul penahan banjir, meninggikan lantai bangunan, menambah lantai bangunan ditingkat, atau mengungsi setelah membereskan barang-barang mereka dari banjir. Berdasarkan pengumpulan data dari ke 40 responden diketahui beberapa pilihan strategi adaptasi yang dilakukan oleh responden, pilihan strategi adaptasi tersebut antara lainnya adalah membuat meja atau bangku dari kayu atau perabotan rumah tangga yang sudah tidak terpakai untuk menaruh aset diatasnya agar aset tersebut tidak terendam banjir, membuat loteng untuk menaruh aset agar aset tersebut tidak terendam banjir, memindahkan aset ke lantai dua, meninggikan lantai rumah agar 55 lantai rumah lebih tinggi dari jalan sekitar sehingga air banjir tidak masuk kedalam bangunan, membuat tanggul pencegah banjir masuk dan yang terakhir adalah memindahkan aset keluar bangunan. Diketahui dari 40 responden yang ditemui diperoleh 50 mengatakan telah melakukan strategi adaptasi sebelum banjir dan 50 lainnya mengaku melakukan strategi adaptasi setelah banjir terjadi. Responden yang melakukan strategi adaptasi setelah banjir terjadi tersebut dikarenakan banjir yang datang saat waktu-waktu istirahat sehingga pelaku usaha tidak sempat lagi melakukan penyelamatan dan hanya mampu menyelamatkan aset setelah aset terendam banjir. Meskipun pelaku usaha sudah mengupayakan strategi adaptasi guna mengurangi dampak atau kerugian ekonomi akibat banjir, tindakan tersebut masih belum efektif untuk mengurangi kerugian akibat banjir. Sumber data primer 2013 diolah Gambar 5. Persentase responden dalam melakukan pilihan strategi adaptasi dalam menghadapi banjir Dari enam pilihan strategi adaptasi yang ditemukan pilihan strategi adaptasi terbanyak adalah meninggikan lantai rumah lebih tinggi dari jalanan dan membuat meja atau bangku dari kayu atau perabot rumah yang sudah tidak digunakan yang tingginya melebihi tinggi genangan banjir dimana meja atau Strategi Adaptasi 1 15 Strategi Adaptasi 2 7 Strategi Adaptasi 3 5 Strategi Adaptasi 4 15 Strategi Adaptasi 5 8 Strategi Adaptasi 6 50