Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Sektor Komersil Akibat Banjir

51 dikalikan dengan total populasi sehingga diperoleh nilai kerugian ekonomi total pada sektor komersil di Kelurahan Ulujami dan Kelurahan Kebayoran Lama Utara Jakarta Selatan. Hasil pengolahan rata-rata variabel independent dapat dilihat pada Tabel 19 berikut. Tabel 19. Data rata-rata masing-masing variabel independent Minimum Maksimum Rata-rata THML tahun 1 38 9.1 LSBG m 2 4 500 93.82 KDLM m 15 250 94.35 DRBJ jam 24 336 96.6 OMPH Rp 000 200 10000 2493.91 Sumber: Data primer 2013 diolah Berikut adalah penghitungan rata-rata kerugian ekonomi yang dialami oleh pelaku usaha di Kelurahan Ulujami dan Kelurahan Kebayoran Lama Utara Jakarta Selatan: KRGN = -12882.792 + 139.246 KDLM + 81.105 DRBJ + 53.697 LSBG - 205.319 THML + 4.612 OMPH…….…………………………..6.2 KRGN = -12882.792 + 139.246 94.35 + 81.105 96.6 + 53.697 93.82 - 205.319 9.1 + 4.612 2493.91……..……………………………6.3 KRGN= Rp 22 761 173 periode banjir tanggal 17-19 Januari 2013 Hasil penghitungan menunjukkan bahwa rata-rata responden mengalami kerugian ekonomi sebesar Rp 22 761 173 dan kerugian total seluruh populasi pelaku usaha di kedua Kelurahan dengan 54 pelaku usaha adalah Rp 1 229 103 342. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Estimasi kerugian No Keterangan Estimasi Kerugian Rp 1 Responden n=40 910 446 920 2 Rata-rata per responden 22 761 173 3 Populasi N=54 1 229 103 342 4 Ulujami n=37 842 163 401 5 Kebayoran lama Utara n=17 386 939 941 Sumber: data primer diolah 2013 52

6.5 Prediksi Penurunan Kerugian Ekonomi Banjir Sungai Dengan Adanya

Program Jakarta Emergency Dredging Initiative JEDI Sungai merupakan salah satu drainase utama yang memiliki fungsi penampung dan menyalurkan aliran air dari suatu daerah alisan sungai yang secara alami mengalir dari hulu ke laut. Debit pengaliran sangat dipengaruhi oleh bentuk dan luas sungai, pola aliran sungai utama dan anak sungai, topografi dan jenis tanah sungai Budi 2008. Penyimpangan penggunaan bantaran sungai, seperti terus bertambahnya bangunan-bangunan di pinggir sungai, pendangkalan sungai akibat sedimentasi, sampah dan pengendapan zat lain, telah menyebabkan menyempitnya aliran sungai menuju ke laut. Saat ini pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang melaksanakan upaya mitigasi banjir yang dilakukan menyeluruh di 13 sungai yang menjadi saluran drainase air banjir. Jakarta Emergency Dredging Initiative JEDI adalah program normalisasi sungai yang dilakukan dengan tujuan merehabilitasi dan pengerukan floodways, saluran air dan cekungan retensi banjir. Program ini diperkirakan akan selesai dalam jangka waktu dua tahun sedikit meleset dari target awal pengerjaan yang dimulai tahun 2011 sampai dengan 2014, namun baru dimulai april 2013 lalu. Diperkirakan dengan dilaksanakannya program JEDI tersebut dapat mengurangi 60 dari total titik genangan air di Jakarta 3 . salah satu sungai yang juga termasuk di dalam JEDI adalah Sungai Pesanggrahan. Sungai Pesanggrahan Memiliki panjang sungai 66.7 km 2 dengan total aliran dari hulu sampai dengan hilirnya di cengkareng drain yaitu 67 515 km 2 . Diperkirakan normalisasi sungai nantinya akan meningkatkan kapasitas tampung debit air dari 30 m 3 detik menjadi 220 m 3 detik sehingga ketinggian limpasan air Sungai Pesanggrahan hanya 20-30 cm dan durasi genangan yang sebelumnya bisa berhari-hari menjadi hanya sekitar 2-3 jam 4 . Maka dengan kondisi ketinggian rata-rata banjir yang dialami oleh pelaku usaha saat ini yaitu 94.35 cm cateris paribus akan berkurang sebesar 68.2, durasi banjir rata-rata saat ini yaitu 96.6 jam cateris paribus akan berkurang sebesar 96.89.. 3 http:www.poskotanews.com20130814jokowi-sepakat-keruk-13-kali di akses pada tanggal 2 September 2013 4 http:www1.pu.go.iduploadsPPW090811SONY.htm di akses pada tanggal 2 September 2013 53 Pernyataan di atas menjadi dasar justifikasi bahwa diasumsikan setelah normalisasi sungai kemungkinan perkiraan pengurangan banjir yang dapat dirasakan dari program normalisasi Sungai Pesanggrahan adalah pengurangan ketinggian banjir menjadi rata-rata 30 cm cateris paribus dari ketinggian rata- rata awal sebelum normalisasi adalah 94.35 cm cateris paribus dan durasi banjir rata-rata menjadi 3 jam cateris paribus dari rata-rata durasi banjir awal yaitu 96.6 jam cateris paribus, maka total kerugian per unit usaha menjadi: KRGN = -12882.792 + 139.246 30 + 81.105 96.6 + 53.697 93.82 2 05.3199.1 + 4.612 2493.91…..………………………………6.4 KRGN = Rp 13 800 693 Skenario pertama prediksi penurunan kerugian dengan asumsi pertama yaitu penurunan kedalaman banjir sehingga kerugian banjir responden turun dari Rp 910 446 920 cateris paribus menjadi Rp 552 027 720 atau turun sebesar Rp 358 419 200 cateris paribus. KRGN = -12882.792 + 139.246 94.35 + 81.105 3 + 53.697 93.82 -205.319 9.1 + 4.612 2493.91…..…………………………………………6.5 KRGN = Rp 14 047 213 Skenario kedua prediksi penurunan kerugian dengan asumsi kedua yaitu penurunan durasi banjir sehingga kerugian banjir rata-rata per responden turun dari Rp 910 446 920 cateris paribus menjadi Rp 561 888 520 atau sebesar Rp 348 558 400 cateris paribus. KRGN = -12882.792 + 139.246 30 + 81.105 3 + 53.697 93.82 -205.319 9.1 + 4.612 2493.91….…………………………………………6.6 KRGN = Rp 6 209 265 Skenario ketiga prediksi penurunan kerugian dengan penurunan durasi banjir dan penurunan kedalaman banjir sehingga kerugian banjir rata-rata per responden turun dari Rp 910 446 920 cateris paribusmenjadi Rp 248 370 600 atau turun sebesar Rp 662 076 320 cateris paribus. Berdasarkan hasil penghitungan yang dilakukan sesuai dengan ketiga skenario di atas diketahui skenario terbaik dalam pengurangan kerugian banjir adalah skenario III atau