berjalan dengan menggerakkar. kaki depan sampai badannya lurus, kaki belakang ditarik ke depan sehingga tubuh melengkung seolah-olah seperti orang mengukur dengan jengkal. Pupanya dapat
ditemukan pada tanah di bawah perdu tanaman teh. Tanaman inang serangga hama ini antara lain kina, jambu, jeruk, pohon sambucus, sengon dan
lain-lain. Bagian tanaman teh yang diserang ulat jengkal yaitu daun teh, memperlihatkan bekas gigitan yang
menghabiskan sebagian daun. Serangan berat, ranting tidak berdaun lagi sehingga produksi daun teh berkurang.
Pengendaliannya dengan membersihkan serasah dan gulma sekitar tanaman diikuti dengan pemupukan berimbang, konservasi musuh alami seperti parasitoid Charops, parasitoid larva Apanteles sp.
dan parasitoid telur Telenomus periparetus Nix. Penyemprotan dapat dilakukan dengan insektisida berbahan aktif permetrin 100 gl Corsaer 100 EC.
3. Homona coffearia Nix.
Serangga hama ini dikenal dengan ulat penggulung daun tea tortex, termasuk ordo Lepidoptera, famili Tortricidae dan mempunyai daerah penyebaran di Jawa dan Sumatera. Ulat jantan mempunyai
ukuran panjang 18 mm dan ulat betina berukuran panjang 26 mm. Stadium ulat lamanya 5-6 minggu pada ketinggian di atas 1700 m, namun hanya 26 hari pada
ketinggian 400 m dpi. Dalam perkembangannya, seekor ulat dapat membuat beberapa sarang, ulat yang telah tumbuh sempurna membentuk pupa di dalam sarangnya yang terakhir. Selanjutnya pupa serangga
betina umumnya berukuran lebih panjang daripada pupa serangga jantan. Warna pupa coklat dengan stadium 7 – 10 hari. 24 jam setelah keluar dari pupa sebagai ngengat dewasa, sudah dapat bertelur.
Ngengat betina dewasa berwarna cokelat sedangkan yang jantan berwarna kelabu. Ngengat penggulung daun meletakkan satu kelompok telur dengan jumlab telur 100-150 butir
pada permukaan dawn tua bagian atas. Kelompok telur membentuk deretan yang rata tipis, berwarna pucat dan tampak mengkilat. Kelompok telur itu tidak mudah ditemukan kecuali bila dalam jumlah besar.
Stadium telur 6-11 hari. Lama daur hidupnya bervariasi, pada perkebunan teh di Bogor memakan waktu 32-42 hari.
Ulat penggulung dawn ini pada awalnya menyerang daun muda dengan gejala yang ditandai adanya lipatan daun pada arah memanjang yang dilekatkan dengan benang sutera. Mula-mula ulat
memakan epidermis daun sehingga seluruh daun dimakan. Larva akan makan daun pertama sehingga habis kemudian pindah ke daun yang lain. Selama perkembangannya, satu ulat dapat menghabiskan lebih
dari 1 helai daun. Pada instar awal, kerusakan yang ditimbulkan sangat kecil karena yang dimakan adalah permukaan bawah dari daun yang tua. Setelah panjang tubuh mencapai 5 mm, ulat berpindah ke daun-
daun muda. Sejak instar kedua sampai kelima, ulat membuat lorong dengan melekatkan dua helm daun atau lebih. Kadangkala sehelai daun digulungnya sehingga kedua sisi daun melekat satu sama lain.
Populasi ulat tertinggi terjadi pada akhir musim kemarau atau awal musim penghujan. Tanaman inangnya kopi, kakao, jeruk, kacang tanah, Cajamus sp., Tephrosia sp., Erythrina sp.
Pengendalian ulat penggulung daun ini
Penyiangan gulma sekitar tanaman
Pengambilan telur yang terdapat pada daun tua dan pemetikan daun yang terlipat, yang di dalamnya
terdapat ulat kemudian dibakar.
Konservasi musuh alarm seperti Macrocenltrus homonae Nix. , Apanteles taragamae Vui., Phytodietus spimipes Cam. dan Elasmus homonae Ferr.
Penangkapan ngengat dengan light trap.
Penyemprotan insektisida berbahan aktif sipemetrin dosis 0,50 1ha. Fenthion dosis 1,00 1ha dan
insektisida lainnya.
4. Setora nitens Wlk.
Serangga hama ini dikenal ulat bajra ulat api atau middle caterpillar , ordo Lepidoptera, famili Tortricidae dan mempunyai daerah penyebaran di Jawa dan Sumatera.. Serangga ini menyerang bagian
tanaman yang berupa daun tua. Daun tua robek, pinggirannya tidak rata dan sekelilingnya berwarna kecokelatan karena pinggiran daun mengering. Serangga ini banyak ditemukan pada musim kemarau.
Akibat serangan ulat api ini, pekerja kebun teh akan mengalami gangguan dalam pemetikan daun teh karena bila tersentuh akan terasa panas.
Tanaman inangnya kelapa, kina, kakao, kopi, jeruk dan tanaman lainnya. Siklus hidupnya berkisar 14-15 minggu.
Pengendalian Serangga hama ini
Penyiangan gulma sekitar tanaman teh.
Pengambilan ulat api kemudian dimusnahkan.
Konservasi musuh alami seperti parasitoid Meteorus sp., Tranchysphyrus oxyphorus Tosq., Chlorocrypthus sp., Gonyphus susoxanshus Br., Farmichia sp., Rogas sp.. Exorista sorbillans
Wild, Euphethtromorpha sp., Platyphctrus orthocraspedac Fern, chatexorista, Neophctrus, Semorwhitea orientalis Park
Penyemprotan sipermetrin dosis 0,5 lha, fenthion dosis 1 1ha, kuinalfos 255,5 gl atau
insektisida lainnya.
5. Cydia leucostoma Meyrick
Ulat penggulung pucuk ini Shoot roler of tea termasuk ordo Lepidoptera famili Tortricidae dan mempunyai daerah penyebaran di Jawa, Sumatra ulat Cydia akan menggandeng-gandengkan daun teh
yang satu dengan daun teh lainnya sehingga ulat ada dalam gulungan daun. Pada daun teh itu akan terlihat adanya benang-benang halus yang mengikat daun tersebut. Di dalam gulungan daun itu bersembunyi ulat
Cydia yang berukuran kecil. Akibat serangan ulat ini pertumbuhan pucuk daun teh terhambat tidak normal. Serangan ulat ini ditemukan pada musim kemarau siklus hidupnya berkisar 8 minggu.
Pengendalian ulat Cydia adalah ;
Penyiangan gulma sekitar tanaman
Pemetikan pucuk daun yang terserang dengan daun putih diperpendek
Pemupukan beimbang N, P, K, Mg
Penyemprotan insektisida berbahan aktif metidaklorin dosis 1,50 1ha Karbonil 2.0 lha atau insektisida lainnya.