7. Brevipalpus phoenicies Geijskes
Hewan hama ini dikenal dengan tunggau jingga atau red crevice mites, termasuk ordo acarina famili tenuipalpidae phytoptipalpidae yang mempunyai daerah penyebaran di Jawa, Sumatera. Tungau,
jingga ~berukuran sangat kecil 0,2 mm bentuknya bulat panjang lonjong, berwarna jingga, bergerak sangat lamban.
Tungau jingga dapat ditemukan dalam jumlah banyak sepanjang tahun. Hidupnya yang tersembunyi, yaitu pada bagian bawah daun pemeliharaan, menyebabkan tungau itu terlindung dari
keadaan dan kondisi yang tidak menguntungkan seperti hujan, kekeringan dan lain- lain. Bagian tanaman yang diserang adalah permukaan bagian bawah daun pemeliharaan atau daun tua. Telur Brevipalpus
berbentuk oval dengan ukuran 0,1 mm, Setiap tungau betina meletakkan sebutir telur setiap harinya. Hewan ini umumnya menyerang tanaman teh pada musim kemarau. Populasi tertinggi terjadi pada air
musim kemarau atau awal musim hujan. Pada permulaaan serangan terlihat bercak-bercak kecil pada pangkal daun, bercak tersebut terlihat seperti terkena minyak berwarna agak kecoklat-coklatan. Tungau
jingga akan membentuk koloni pada pangkal daun sekitar ibu tulang daun. Pada serangan lebih lanjut, tungau jingga menyebar ke ujung daun sekitar ibu tulang daun terbentuk kalus. Selanjutnya daun berwarna
coklat kemerah-merahan menjaidi kering, dan berangsur-angsur rontok. Mahkota perdu menjadi jarang dan akhirnya gundul. Siklus hidupnya berkisar 6 minggu. Kerugian yang ditimbulkan adanya daun tua
yang gugur dan menurunnya produksi pucuk. Tanaman inangnya adalah jeruk, karet, ubi jalar, Hibiscus sp., Buddleya sp.
Pengendalian hewan hama ini
Penyiangan gulma sekitar tanaman, diikuti dengan pemupukan berimbang Nitrogen Fosfor Kalium dan Magnesium.
Pemangkasan pada bagian yang terserang berat.
Konservasi musuh alami seperti predator : Phytoseius crinitus Swiski, Amblyseius spp, Zetzelia sp,
Agistemus sp dan lain sebagainya.
Penyemprotan dengan insektisida Dicofol dosis 0,75 lha, propargit dosis 1,00 lha dan akarisida lain.
8. Polyphagotarsonemus lotus Banks
Tungau hama ini dikenal dengan hama kuning yellow tea mite, termasuk ordo acarina famili tarsonemidae, mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. Tungau kering berukuran sangat kecil dan
tidak dapat dilihat dengan mata biasa. Bagian tanaman yang diserang adalah, pucuk daun teh. Telur tungau ini berukuran panjang 0,7 mm dengan stadium telur 2-3 hari. Kemudian tungau
muda berada di bagian bawah daun teh. Bagian bawah daun pucuk teh terlihat berwarna coklat muda dengan garis-garis yang sejajar dengan tulang daun. Daun yang terserang sedikit keriting, akibatnya
kualitas dan produksi daun teh berkurang. Pertumbuhan tanaman teh tidak normal. Serangan tungau kuning pada musim penghujan, umumnya menyerang tanaman teh yang baru dipangkas. Tanaman
inangnya, tomat, cabe, karet, kina, kentang, tembakau. Pengendalian tungau kuning dilakukan dengan :
Penyiangan gulma sekitar tanaman.
Pemetikan pucuk daun teh ayang terserang. Penyemprotan akarisida dengan insektisida Dicofol dosis 0,75 lha, propargit dosis 1,00
lha dan akarisida lain.
9. Toxoptera auratttii Boyer
Serangga hama ini dikenal dengan kutu daun atau polyphagous aphid termasuk ordo homopter, famili aphididae dan mempunyai penyebaran di Jawa dan Sumatera. Serangga dewasa berwarna hitam
dengan bersayap atau tidak bersayap. Serangga betina bersayap. Kutu daun ini meenyerang tunas muda atau ranting muda. Tunas yang terserang kelihatan mengering dan kernudian mati, pada bagian yang
terserang terlihat kelompok kutu daun ini yang berwarna hitam. Akibat serangannya produksi daun teh berkurang. Tanaman inang kutu ini antara lain cacao, kina, kopi, lada dan tanaman lainnya. Siklus
hidupnya berkisar 7 hari pada keadaan yang normal. Pengendalian kutu daun ini dilakukan dengan
Penyiangan gulma sekitar tanaman teh, pemetikan tunas mudaranting muda yang terserang.
Pemupupukan berimbang dengan NPK,Mg.
Penyemprotan insektisida Sipermetrin dons 0,5 lha, dekametrin dosis 0,2 lha atau insektisida
lainnya.
B. Perusak batang
1. Xyleboruts formicatus Eichn