mengalirkan  zat  hara  ke  seluruh  bagian  tanaman.  Akibatnya  bagian  atas  tanaman  menjadi  layu  dan akhirnya mati.
- Pengendalian kumbang hama ini dilakukan dengan
- Pengolahan tanah yang baik.
- Pemangkasan bagian tanaman yang terserang dan memusnahkan kumbang.
- Penggunaan insektisida sistemik seperti karbofuran dan insektisida lainnya.
2. Zeuzeu coffeae virierns Tox
Zeuzera roricyanea Wlk.
Serangga  hama  ini  merupakan  penggerek  cabang  pohon  kakao  atau  ”red  bruch  borrer”  termasuk ordo Lepidoptera famili Cossidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. Ngengat ini aktif pada
malam  hari,  yang  betina  meletakkan  telur  sekitar  500-1000  butir  pada  celah-celah  kulit  pohon  kakao. Panjang telur sekitar 1 mm dengan lebar 0,5 mm, berwarna kuning kemerah-merahan. Stadium telur 10-11
hari.  Larvanya  berwarna  merah  cerah  sampai  ungu  sawo  matang.  Panjang  larva  3-5  mm.  Cabang  kecil dapat  tergerek  sampai  habis  kayunya  dan  tinggi  kulitnya  akibatnya  cabang  itu  mati.  Kemudian  larva  itu
pindah  dari  lubang  gereknya  dan  membuat  lubang  gerek  baru  dibawahnya  atau  pada  cabang  lain  yang lebih  besar.  Panjang  lubang  gerek  dapat  mencapai  40-50  cm  dan  garis  tengahnya  1-1,2  cm.  Tiap  lubang
gerek  dihuni  hanya  seekor  larva.  Stadium  larva  81-151  hari.  Larva  berkepompong  dalam  lubang  gerek yang  berukuran  7-12  cm.  Stadium  kepompong  berkisar  21-23  hari  bila  akan  menjadi  ngengat  betina  dan
27-30  hari  bila  akan  menjadi  ngengat  jantan.  Imago  keluar  dari  kepompong  dengan  meninggalkan  kulit kepompong yang menempel pada lubang tempat keluar.
Gejala  serangan  ditunjukkan  dengan  adanya  gerekan  pada  lubang-lubang  kakao  sehingga  bagian atas  cabang  mati  dan  mudah  patah.  Serangan  pada  cabang  muda  biasanya  menyebabkan  hambatan
pertumbuhan sementara, bila ulat telah  keluar batang  tumbuh  normal  kembali.  Akibat serangan serangga penggerek batang kakao ini, tanaman kehilangan sebagian cabang produktifnya. Tanaman inangnya adalah
kakao, jati, mahoni, bungur kosambi, teh, kina, kapuk kapas, sirsak, jambu biji, cemara dan nusa indah. Pengendalian penggerek batang kakao dapat dilakukan :
- Pemangkasan cabang yang terserang dan memusnahkannya
- Menutup lubang gerek dengan kapas yang telah dicelupkan ke dalam insektisida
- Konservasi  musuh  alami  seperti  parasitoid  larva  seperti  Amysoma  zeuzera,  Eucarcella  kockiana
dan Sturmia chatterjeana.
C. Perusak daun 1.
Tonoptera auraniii Bayn.
Serangga  hama  ini  dikenal  dengan  kutu  daun  atau  polypllagous  aphid,  termasuk  ordo Homoptera, famili Aphididae dan mempunyai penyebaran di Jawa, Sumatera.
Kutu daun berwarna hitam kehijauan dengan bersayap dan tidak bersayap. Kutu betina melahirkan nimfa  yang  berwarna  coklat.  Kutu  mengisap  cairan  daun  tanaman  kakao  yang  masih  muda,  buah  muda
atau tangkai bunga. Akibat serangannya bunga gugur dan daun mengering. Inang kutu ini antara lain teh, kina, kopi, lada dan tanaman iainnya.
Pengendalian kutu ini