Sex ratio Keperidian PENGERTIAN, TERJADINYA DAN STATUS SERANGGA HAMA 1.1 Pengertian Hama

III FAKTOR INTERNAL SERANGGA Kemampuan berkembang biak reproductive potensial akan menentukan tinggi rendahnya , populasi hama. Apabila ditelusur i lebih lan jut, kemampuan berkembang biak itu bergantung kepada kecepatan berkembang biak rate of multiplication dan perbandingan sex ratio serangga hama. Kemudian kecepatan berkembang biak ditentukan oleh keperidian fecundity dan jangka wktu perkembangan.

3.1 Sex ratio

Ser an gga hama pada umumn ya ber kemban g biak melalui per kawinan walaupun ada beberapa spesies tertentu yang menghasilkan keturunannya tanpa melalui pembuahan telurnya disebut parthenogenesis. Perbandingan serangga jantan dan serangga betina atau lebih dikenal dengan sex ratio sangat penting dalam men entukan cepatn ya pertumbuhan populasi hama. Sebagian besar serangga mempunyai sex ratio 1:1 yang artinya kemungkinan serangga jantan dan serangga betina bertemu melakukan kopulasi akan lebih tinggi sehingga reproduksi serangga tersebut akan tinggi. Pada beberapa serangga hama tertentu, perbandingan sex ratio tidaklah demikian, contoh pada Xylosandrus compactus mempunyai sex ratio 1:9, pada serangga hama Xylosandrus compactus sex ration ya 1:9; pada serangga Hyphothenemus hampei sex rationya 1:59, artinya serangga betina lebih banyak dari serangga jantan. Kemudian pada serangga hama Saissetia nigra dan Saissetia coffeae, telur menetas menjadi serangga betina dan belum ditemukan serangga jantan. Oleh karena itu per kembangbiakan serangga itu disebut parthen ogen esis. Ada lagi yang menyatakan sex ratio itu sebagai sex faktor yaitu perbandingan antara jumlah serangga betina dengan populasi serangga atau : Sebagai contoh suatu populasi serangga ada 80 ekor di antaranya 40 ekor serangga betina. Jadi sex faktor = 0,5. Apabila sex faktor = 1,0 berarti seluruh populasi betina maka peluang biakan serangga itu parthenogenesis.

3.2 Keperidian

Serangga hama yang mempunyai keperidian cukup tinggi biasanya diketahui dengan faktor luar sebagai penghambat perkembangannya, yang tinggi pula. Baik berupa makanannya, musuh alami, faktor fisik: ataupun faktor kompetisi antara ser an gga h ama itu sen diri dalam memper oleh r uan g tempat h idup, kompetisi memperoleh makanan dan lain sebagainya. Pada serangga hama tertentu meletakkan telur satu per satu dan dalam jumlah yan g tidak begitu ban yak, ser angga hama in i akan meletakkan telur secar a berkelompok dan begitu menetas akan terjadi kompetisi diantara serangga sendiri. Kompetisi akan terjadi pada individu-individu dalam suatu habitat untuk mendapatkan sumber kebidupan. Kompetisi antar individu dalam terjadi dalam bentuk. - Kompetisi dalam hal makanan Kompetisi dalam hal makanan biasanva terjadi karma populasi makanan saat itu berkurang, sedang populasi serangga stabil atau bahkan meningkat. Akibatnya akan bekerja faktor yang bersifat density dependent, yang berkaitan suplai makanan tersebut, terjadinya penurunan populasi serangga karma meningkatnya mortalitas. Kompetisi diatas dapat dicontohkan pada serangga hama gudang Tribolium sp., Sitophilus sp. yang suplai makanannya terbatas seperti gudang-gudang dikosongkan sehingga makanan terbatas dan serangga banyak mati. Bagi serangga yang kuat dalam kompetisi itu akan tetap hidup karena serangga tersebut masih terdapat Betina Betina + jantan makanan. - Kompetisi dalam hal ruang gerak. Kompetisi itu terjadi pada serangga hama yang hidup dan berkembang pada ruang gerak terbatas. Dapat dicontohkan serangga yang hidup pada lubang gerak. Bila dalam sebuah lubang gerak dihuni oleh 2 ekor larva atau lebih, maka ruang gerak menjadi sempit. Akibatnya serangga yang kuat akan bertahan dan yang lemah akan terdesak dan mati. - Kompetisi dalam hal tempat berlindung Kompetisi ini sering dijumpai pada serangga-serangga yang berukuran kecil. Umurnnya lemah, tidak tahan sinar matahari langsung, kelembaban yang rendah, hujan lebat dan angin kencang. Jika tempat berlindung terbatas maka sebagian populasinya akan tertimpa keadaan ekstrim di atas. Akibatnya populasi menurun. Pengaruh lain akibat kompetisi ini adalah menurunnya populais musuh alami karena berkurangnya inag ataupun mangsa.

3.3 Jangka waktu perkembangan serangga