Chy so deLixi s c halc ita s Esper

 Pengumpulan dan pemusnahan larva instar 3 sampai instar terakhir.  Penyemprotan insektisida bila tidak ada serangan ulat jengkal 58 ekor larva instar ke-1 dan ke-2 atau 17 ekor instar ke-3 per 12 tanaman. 2 . Eti el l a zi nc k e ne ll a Serangga hama ini dikenal dengan penggerek polong, termasuk ordo Lepidoptcra, famili Pyralidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. Telur diletakkan dekat pangkal polong, berwarna keputihan sampai jingga. Telur berbentuk bulat panjang dengan stadium telur 4 hari. Larva instar pertama berwarna kekuningan sedangkan larva instar 2 sampai instar 4 berwarna kehijauan. Larva instar 5 berwarna kemerahan. Stadium larva 13-18 hari. Pupanya dibentuk dalam kokon dengan panjang 8-10 mm berwarna coklat. Imagonya berwarna ke abu-abuan darn tertarik oleh cahaya lampu. Lar va men gger ek kulit polon g kemudian masuk dan men gger ek biji. Lubang gerekan tertutup oleh benang perintal yang berwarna keputihan. Seekor larva dapat menusuk beberapa polong dan biji. Tanda serang pada biji berupa gerekan dan adanya butitan kotoran berwarna coklat. Tanaman inangnya kacang hijau,Tephrosia sp., Crotalaria sp., kacang tanggal, kacang panjang. Pengendalian hama dapat dilakukan dengan  Tanam serempak.  Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang.  Penyemprotan insektisida pada tanaman yang berumur 45 hari dan bila telah ditemukan intensitas serangan lebih dari 2 atau ekor ulatrumpun pada tanaman yang berumur lebih dari 45 hari setelah tanam. Kemudian hama penting kacang tanah, antara lain 1 . E m poasca flavescens F. Serangga hama ini dikenal dengan wereng empoasca, termasuk ordo Homoptera, famili Cicadellidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia . Telur diletakkan pada daun dekat tulang daun. Stadium telur 9 hari. Serangga dewasa berwarna hijau kekuningan dengan bintik coklat pada ke dua sayapnya. Wereng empoasca menyerang daun muda dan daun kacang tanah yang belum membuka. Nimfa dan serangga dewasa mengisap cairan daun sehingga bagian yang dihisap tersebut berwarna kekuningan, daun menjadi kaku. Bila serangan berat, tanaman kerdil dan daun mudanya rontok. Serangan musim kemarau lebih tinggi daripada musim penghujan. Tanaman inangnya Hibiscus sp., kapas, Ochroma. Pengendalian hama dapat dilakukan dengan Pergiliran hama dengan tanaman bukan inang.  Tanam serem pak.  Penyemprotan insektisida kurnalfor rlcngan dosis 0,25 kg bahan aktit per ha, pada saat ambang pengendalian 4 ekor nimfa per tri foliat.

2. Lamprosema indicata F.

Serangga hama ini dikenal dengan penggulung daun, termasuk ordo Lepidoptera, famili Pyralidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. Telur diletakkan pada daun yang belum membuka. Kemudian larva itu akan merekatkan tepi daun menjadi satu sehingga larva ada dalam gulungan daun itu. Larvanya memakan dan menggulung daun kacang tanah. Larva bersembunyi di dalam gulungan daun tersebut. Tanaman inangnya tunggal, kedelai, kacang panjang. Pengendalian hama ini dilakukan dengan ;  Pemetikan daun menggulung karena berisi larva atau kepompong dimusnahkannya.  Melakukan penyemprotan insektisida pada tanaman yang berumur 4-6 minggu setelah tanam. D A F T A R P U S T A K A Departemen Pertanian. 1992. Petunjuk Bergambar untuk Identifikasi Hama dan Penyakit Kedelai di Indonesia. Jakarta. Departemen Pertanian. 1995. Petunjuk Lapangan Pelaksanaan SLPHT Kedelai, Jakarta. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. 1934, Rekomendasi Pengendalian Jasad Pengganggu Tanaman Pangan di Indonesia. Jakarta. Direktorat Bina Perlindungan. 1992. Pedoman Pengenalan dan Pengendalian Hama Tanaman Jagung. Jakarta. Fracvhoven, F.H. 1974. Sorgum Tanaman Serbaguna. Penerbit C. V. Nusa Baru. Jakarta. Hill. Denis. S. 1979. Agricultural Insect Pest of The Tropics and Their Control. Cambridge Univcrsity Press. London Kashoven, L. G. E. 1982. Pests of Cr ops in Indonesia. PT Ichtiar Baru Van Hoeve. Jakarta. Karantina Pertanian. 1989. Daftar Organisme Pengganggu Tumbuhan Penting .yang dilaporkan Telah Terdapat di dalam Wilayah Republik Indonesia. Jakarta. Kevin Gallager. 1991. Pengendalian Hama Terpadu untuk Padi. Suatu Pendekatan Ekologi. Jakarta. Mudjisihono dan Suprapto. 1992. Budidaya dan Pengolahan Sorghum. Penebar Swadaya. Jakarta. Rismunandar. 1989. Sorgum Tanaman Serbaguna.. Penerbit Sinar Baru. Bandung. Subiyakto Sudarmo. 1998. Pengendalian Serangba Hama Sorgum. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Soeranto Hoeman. 2004. Penelitian Pemuliaaan Tanaman Sorghum Sorghum bicolor L. Noench dengan teknik Mutasi. Batan. Jakarta.