Aerocercopus cramerella Sncil Serangga hama Tanaman Kakao Theobromae cacao I .

larva 1 mm dart berwarna kekuning-kuningan selama kira-kira 15-18 hari larva hidup dalam buah, kemudian keluar untuk membentuk pupa.Biasanya pupanya di daun atau pada lekukan buah. Kadang- kadang pupa ditemukan pada daun dari kertas atau kantong plastik yang jatuh disekitar pohlon. Stadium pupa 6 hari sedangkan perkembangan telur sampai imago 27-33 hari. Gejala serangan ditunjukkan dengan gerekan buah kakao sehingga daging buah menjadi busuk. Setelah buah ditinggalkan oleh larva pertumbuhan biji terganggu, saling menumpuk sehingga akhirnya menjadi hitam dan keriput. Bila buah yang telah ditinggalkan larva dibelah terlihat sejumlah lubang gerek berwarna coklat pada bagian dalam kulit buah dan daging buah. Tanaman inangnya rambutan Nephelium lappoceum, nam nam Cynometra cauliflora, cola Cola acuminate dan tanaman lainnya. Pengendalian penggerek buah kakao dilakukan dengan - Melakukan perampasan setiap pohon utamla, rompesan terhadap semua buah kakao sehingga ngengat tidak menemukan tempat untuk bertelur - Menyelubungi buah dengan kantong plastic, terutama buah yang berukuran 7-10 cm. - Pemangkasan pada suing wiwil atau tunas air yang tumbuh hendaklah dipotong dekat pada batang dengan pisau tajam, kurang lebih 1 cm dari batang. Tujuannya agar cahaya matahari dapat mencapai batang dan cabang sehingga pohon kakao dapat dirangsang perkembangannya. - Sanitasi dan pemupukan, sanitasi untuk pembabatan semak-semak diantara pohon kakao dari gulma pada radius dua meter dari pohon. Pemupukan setiap tahun dengan dosis N 2 x 110 gpohon, P 2 x 100 gpohon, K 2 x 125 gpohon

3. Planaococcus lilacinus Ckll.

Serangga hama ini dikenal dengan kutu buah atau cacao mealy bug, termasuk ordo Homoptera famili Pseudocossidae. Mempunyai daerah peyebaran Jawa, Bali, Sulawesi, NTB Lombok. Serangga dewasa berbentuk oval kebulat-bulatan dengan dilapisi lilin yang berwarna putih. Nimfanya sangat mobil dan menjadi dewasa selelah 37-50 hari. Perkembangbiakannya parthenogenesis. Kutu ini menyerang buah kakao yang masih kecil yang menyebabkan pertumbuhan buah itu terhambat. Akibat serangan hama ini buah akan mengering. Tanaman inangnya sirsak, rambutan , kapok, jambu dan tanaman lainnya. Pengendalian serangga hama dilakukan dengan - Konservasi musuh alami seperti Scynamus sp - Penyemprotan dengan insektisida berbahan aktif puradan atau insektisida lainnya

b. Perusak batang l.

Glenea novemguttata Cast. Serangga hama ini dikenal dengan penggerek batang longhorned beetle termasuk ordo Coleoptera, famili Cerambycidae cyan mell7punyai daerah penyebaran di Jawa. Ciri khas sari serangga ini adalah antenanya lebih tinggi daripada setengah panjang badannya. Telurnya diletakkan sate per satu pada bagian kulit yang terluka. Larvanya berwarna kekuning-kuningan dengan panjang 10-12 mm, menggerek batang kakao dengan total perkembangan 2-3 bulan. Kemudian larva berubah menjadi pupa dalam lubang gerek dan 15-20 hari muncul menjadi kumbang dewasa. Kumbang akan nleneruskan menggerek batarg kakao sehingga terputus pembuluh yang mengalirkan zat hara ke seluruh bagian tanaman. Akibatnya bagian atas tanaman menjadi layu dan akhirnya mati. - Pengendalian kumbang hama ini dilakukan dengan - Pengolahan tanah yang baik. - Pemangkasan bagian tanaman yang terserang dan memusnahkan kumbang. - Penggunaan insektisida sistemik seperti karbofuran dan insektisida lainnya.

2. Zeuzeu coffeae virierns Tox

Zeuzera roricyanea Wlk. Serangga hama ini merupakan penggerek cabang pohon kakao atau ”red bruch borrer” termasuk ordo Lepidoptera famili Cossidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. Ngengat ini aktif pada malam hari, yang betina meletakkan telur sekitar 500-1000 butir pada celah-celah kulit pohon kakao. Panjang telur sekitar 1 mm dengan lebar 0,5 mm, berwarna kuning kemerah-merahan. Stadium telur 10-11 hari. Larvanya berwarna merah cerah sampai ungu sawo matang. Panjang larva 3-5 mm. Cabang kecil dapat tergerek sampai habis kayunya dan tinggi kulitnya akibatnya cabang itu mati. Kemudian larva itu pindah dari lubang gereknya dan membuat lubang gerek baru dibawahnya atau pada cabang lain yang lebih besar. Panjang lubang gerek dapat mencapai 40-50 cm dan garis tengahnya 1-1,2 cm. Tiap lubang gerek dihuni hanya seekor larva. Stadium larva 81-151 hari. Larva berkepompong dalam lubang gerek yang berukuran 7-12 cm. Stadium kepompong berkisar 21-23 hari bila akan menjadi ngengat betina dan 27-30 hari bila akan menjadi ngengat jantan. Imago keluar dari kepompong dengan meninggalkan kulit kepompong yang menempel pada lubang tempat keluar. Gejala serangan ditunjukkan dengan adanya gerekan pada lubang-lubang kakao sehingga bagian atas cabang mati dan mudah patah. Serangan pada cabang muda biasanya menyebabkan hambatan pertumbuhan sementara, bila ulat telah keluar batang tumbuh normal kembali. Akibat serangan serangga penggerek batang kakao ini, tanaman kehilangan sebagian cabang produktifnya. Tanaman inangnya adalah kakao, jati, mahoni, bungur kosambi, teh, kina, kapuk kapas, sirsak, jambu biji, cemara dan nusa indah. Pengendalian penggerek batang kakao dapat dilakukan : - Pemangkasan cabang yang terserang dan memusnahkannya - Menutup lubang gerek dengan kapas yang telah dicelupkan ke dalam insektisida - Konservasi musuh alami seperti parasitoid larva seperti Amysoma zeuzera, Eucarcella kockiana dan Sturmia chatterjeana.

C. Perusak daun 1.

Tonoptera auraniii Bayn. Serangga hama ini dikenal dengan kutu daun atau polypllagous aphid, termasuk ordo Homoptera, famili Aphididae dan mempunyai penyebaran di Jawa, Sumatera. Kutu daun berwarna hitam kehijauan dengan bersayap dan tidak bersayap. Kutu betina melahirkan nimfa yang berwarna coklat. Kutu mengisap cairan daun tanaman kakao yang masih muda, buah muda atau tangkai bunga. Akibat serangannya bunga gugur dan daun mengering. Inang kutu ini antara lain teh, kina, kopi, lada dan tanaman iainnya. Pengendalian kutu ini