Pola Retribusi Keadaan Umum Perikanan Tangkap TPI Blanakan

60

6.1.2.1 Subjects

Stakeholder yang berada pada Kuadran 1 merupakan subjects, yaitu stakeholder yang memiliki kepentingan tinggi dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan namun memiliki pengaruh rendah terhadap pengelolaan sumberdaya perikanan. Kuadran 1 pada Gambar 6.1 terdiri atas nelayan, KIMBIs, Pemerintah Kecamatan dan Desa, LSM Kelompok Lestari, buruh pekerja lelang, bakul dan bank keliling. Ketujuh stakeholder dalam Kuadran 1 subjects memiliki keterlibatan yang cukup besar dalam perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan di Teluk Blanakan. Dinkop DKP Kab DKP Prov Pemdes Dinsos Hubla PSDKP TNI-AL Polair Juragan Buruh Pokmas HNSI Nelayan KIMBIs LSM KUD MFS Bakul Bank BRI Bangli 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 Pemerintah Masyarakat Organisasi Sosial Usaha Kuadran I Subject PENGARUH KE P E NT INGA N Kuadran II Players Kuadran IV Actors Kuadran III Bystanders Sumber: Data Primer diolah, 2015 Gambar 6.1 Plot kepentingan dan pengaruh stakeholder dalam pengelolaan sumberdaya perikanan di Teluk Blanakan 61 Manfaat pengelolaan yang diperoleh stakeholder pada Kuadran 1 berupa penerimaan daerah non-pajak, penyerapan tenaga kerja yang dapat dijadikan sebagai sumber mata pencaharian serta membuka akses bisnis dengan pihak lokal ataupun daerah lain untuk kerjasama komersial. Penyediaan sumberdaya stakeholder pada Kuadran 1 berupa penyediaan tenaga kerja manusia, pendanaan operasional dalam pemanfaatan serta penyediaan informasi yang berkaitan dengan pengelolaan. Prioritas pengelolaan pada stakeholder Kuadran 1 sangat prioritas, karena tingkat ketergantungannya tinggi berupa ketergantungan terhadap daerah penangkapan fishing ground, hasil tangkapan yang diperoleh, eksistensi keberadaan populasi ikan yang berkelanjutan serta ketergantungan terhadap pembudidaya tambak. Pengaruh stakeholder pada Kuadran 1 tergolong yang rendah, karena tidak memiliki kewenangan dalam penetapan kebijakan, pengaturan pengelolaan, penegakan hukum dan pengawasan. Dan hanya dilibatkan dalam pelaksanaan teknis kebijakan saja. Subjects berperan dan berpartisipasi cukup besar dalam kontribusi sumberdaya manusia dan kontribusi dalam pelaksanaan saja. Meskipun kontribusi dalam pengelolaan cukup besar namun subjects tidak memiliki kemampuan dalam mengadakan forum perencanaan atau mengubah arah pengelolaan sumberdaya perikanan. Selain hal tersebut, kapasitas sumberdaya yang disediakan subject hanya terbatas berupa penyediaan sumberdaya manusia yang sesuai dengan bidang keahliannya.

6.1.2.2 Players

Pihak yang termasuk dalam Kuadran II terdapat 8 stakeholder yang terdiri atas PSDKP, DKP Kabupaten Subang, DKP Jawa Barat, Pokmaswas, juragan, KUD MFS, HNSI Kabupaten Subang, Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Subang. Stakeholder yang bertindak sebagai players memiliki keterlibatan besar dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan di Teluk Blanakan. Manfaat pengelolaan yang diperoleh berupa penerimaan daerah, penyerapan tenaga kerja melalui mata pencaharian bidang perikanan tangkap, penjagaan keberlanjutan sumberdaya perikanan serta kerjasama dengan pihak lain baik kerjasama komersial ataupun 62 sosial. Sumberdaya yang disediakan mencakup sumberdaya manusia, dana, fasilitas dan informasi terkait pengelolaan sumberdaya perikanan. Players menjadikan pemanfaatan perikanan Teluk Blanakan menjadi prioritas utama karena memiliki ketergantungan besar 90 terhadap ikan yang dihasilkan. Pengaruh players dalam pengelolaan sumberdaya perikanan sangat besar yang mencakup penetapan aturan, pelaksanaan aturan dan pengawasan pemanfaatan sumberdaya perikanan. Dalam pelaksanaan ketiga hal tersebut, peran dan partisipasi players meliputi penyediaan dana pengelolaan perikanan, sumberdaya manusia yang sesuai dengan bidangnya, fasilitas yang cukup dan kontribusi pelaksanaan pengelolaan melalui informasi perikanan tangkap yang akurat. Selain hal tersebut, kewenangan players sangat besar terkait dengan perlindungan kepentingan nelayan, pembangunan sarana prasarana perikann tangkap, pemberdayaan, masyarakat pesisir dan pelayanan perizinan perikanan tangkap.

6.1.2.3 Bystanders

Pihak yang termasuk dalam Kuadran 3 terdiri atas BRI Unit Blanakan dan Dinas Sosial Kabupaten Subang. Bystanders secara umum memiliki kepentingan dan pengaruh yang rendah dalam pengelolaan sumberdaya perikanan di Teluk Blanakan. Keterlibatan bystanders hanya berupa pelaksanaan saja dengan manfaat berupa penerimaan finansial. Sedangkan sumberdaya yang disediakan BRI Unit Blanakan dan Dinas Sosial Kabupaten Subang hanya berupa fasilitas saja. Tingkat ketergantungan bystanders terhadap sumberdaya perikanan di Teluk Blanakan sangat rendah ≤20 sehingga pengelolaan sumberdaya ikan tidak menjadi prioritas utam. Pengaruh bystanders tidak terlalu besar, karena keterlibatannya hanya berupa pelaksanaan aturan saja melalui kontribusi fasilitas perbankan dari BRI Unit Blanakan dan fasilitas bantuan dana paceklik dari Dinas Sosial Kabupaten Subang. Bystanders tidak memiliki kemampuan dalam mengadakan forum rencana pengelolaan perikanan ataupun mengubah arah pengelolaan perikanan. Oleh sebab itu, bystanders tidak memiliki kewenangan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan. 63

6.1.2.4 A ctors

Kuadran 4 dalam pengelolaan sumberdaya perikanan Teluk Blanakan dikategorikan sebagai actors yang terdiri dari Dirjen Perhubungan Laut Pelabuhan Blanakan, TNI-AL Blanakan dan Polair. Kepentingan stakeholder pada Kuadran 4 tidak terlalu besar, keterlibatan actors hanya dalam pengawasan saja dengan harapan penjagaan keamanan maritim melalui penyediaan dana patroli dan fasilitas keamanan pelabuhan. Meskipun tingkat ketergantungan actors terhadap sumberdaya perikanan di Teluk Blanakan rendah, namun pemanfaatan perikanan cukup dijadikan prioritas pengawasan. Pengaruh actors dalam pengawasan pengelolaan sumberdaya perikanan di Teluk Blanakan sangat besar. Actors memegang andil pengawasan dan penegakkan hukum serta aturan yang berlaku serta pelaksanaanya berupa menyediakan dana patroli, personil militer yang sesuai dengan bidangnya, fasilitas serach and rescue SAR dalam penanganan kecelakaan di laut dan pengamanan tindak kriminalitas di laut, penindakan pelanggaran yang terjadi di laut dan penanganan pemberian sanksi sesuai dengan ketentuan yang telah berlaku. Kesimpulan berdasarkan actor grid pada Gambar 6.1 yaitu stakeholder yang paling berpengaruh dan berkepentingan tinggi untuk kelompok pemerintah adalah Dirjen PSDKP. Pada kelompok organisasi sosial, stakeholder yang memiliki kepentingan dan pengaruh tertinggi adalah Pokmaswas. Kelompok masyarakat yang memiliki kepentigan dan pengaruh tertinggi adalah juragan. Dan kelompok usaha atau swasta yang memiliki kepentingan dan pengaruh tertinggi adalah KUD Mandiri Mina Fajar Sidik.

6.1.3 Hubungan Antar Stakeholder

Analisis hubungan antar stakeholder dalam kelembagaan pengelolaan sumberdaya perikanan di Teluk Blanakan dikelompokkan dalam dua level, yaitu: a. Level Penentu Kebijakan Collective Choice Level Peran level penentu kebijakan adalah menentukan kebijakan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan di Teluk Blanakan. Pihak penentu kebijakan terdiri atas Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik