16 produksi yang dihasilkan nelayan tradisional serta menghindarkan terjadinya
ketegangan-ketegangan sosial. Keputusan Presiden Nomor KeppresNo.391980 berisi sembilan pasal yang membahas keputusan penghapusan penggunaan jaring
trawl. Berkaitan dengan peraturan tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan
KKP menerbitkan regulasi terkait alat tangkap yaitu Keputusan Menteri Perikanan dan Kelautan Nomor Kep.06MEN2010 tentang alat penangkapan ikan
di WPPNRI Peraturan Menteri Perikanan dan Kelautan Nomor Per.02MEN2011 tentang jalur penangkapan ikan dan penempatannya pada WPPNRI. Lalu diubah
menjadi Peraturan Menteri Perikanan dan Kelautan Nomor Per.08MEN2011 dan diubah
dalam Peraturan
Menteri Perikanan
dan Kelautan
Nomor Per.05MEN2012. Dan pada tahun 2015, KKP menerbitkan Peraturan Menteri
yang berisi pelarangan penggunaan alat tangkap trawl dan seine net di seluruh WPPNRI. Peraturan Menteri tersebut menyatakan bahwa:
“Setiap orang dilarang menggunakan alat penangkapan ikan pukat hela trawl dan alat penangkapan ikan pukat tarik seine net di seluruh Wilayah
Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indones ia”
Peraturan Menteri Nomor 2PERMEN-KP2015 pasal 2 Peraturan Menteri ini secara resmi menyatakan tidak berlakunya peraturan
sebelumnya yang mengatur alat tangkap di WPP-NRI, sekaligus mencabut lisensi alat tangkap hingga masa berlaku Surat Izin Penangkapan Ikan SIPI habis.
Selanjutnya ketentuan jenis alat tangkap pukat hela trawl diatur dalam pasal 3, yang terdiri atas pukat hela kembar berpapan otter trawl, pukat dorong, pukat hela
dasar bottom trawl dan pukat hela pertengahan midwater trawl. Serta jenis-jenis alat tangkap pukat tarik seine net diatur dalam pasal 4 terdiri atas pukat tarik pantai
beach seine dan pukat tarik kapal boat vessel seine.
2.7 Pengelolaan Sumberdaya Perikanan
Definisi pengelolaan perikanan yang tercantum dalam UU No. 45 Tahun 2009 pada pasal 1 yaitu semua upaya termasuk proses yang terintegrasi dalam
pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi sumberdaya ikan dan implementasi serta penegakan hukum dari perundang-
17 undangan di bidang perikanan, yang dilakukan oleh pemerintah atau otoritas lain
yang diarahkan untuk mencapai kelangsungan produktivitas sumberdaya hayati perairan dan tujuan yang telah disepakati. Tujuan pengelolaan sumberdaya
perikanan yang tercantum pada pasal 2 yaitu meningkatkan taraf hidup nelayan, meningkatkan penerimaan negara, mendorong perluasan dan ketersediaan
konsumsi protein, mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya, meningkatkan produktivitas dan ketersediaan bahan baku ikan, mencapai pemanfaatan
sumberdaya dan menjamin kelestarian sumberdaya.
2.8 Kelembagaan
2.8.1 Kelembagaan dalam Perikanan
Kelembagaan perikanan berperan penting dalam mengatur mekanisme alokasi sumberdaya yang bersifat khas. Organisasi dalam kelembagaan perlu
dibedakan secara jelas karena memiliki peran yang berbeda. Beberapa tipe kelembagaan dapat berbentuk organisasi dan non-organisasi. Bentuk kelembagaan
organisasi misalnya koperasi, unit usaha sedangkan bentuk kelembagaan non- organisasi misalnya mata uang, produk hukum dan perundang-undangan. Selain itu
juga terdapat organisasi yang bukan merupakan lembaga, misalnya organisasi akar rumput grass-root.
Fauzi 2005 mengemukakan bahwa hak kepemilikan merupakan salah satu hal yang mendasar yang menjadi jantung kelembagaan dan biaya transaksi. Jika hak
kepemilikan sudah teridentifikasi secara jelas dan biaya transaksi nihil, maka eksternalitas yang terjadi akibat interaksi pelaku ekonomi dapat diinternalisasikan
melalui kesepakatan. Teori Coase dijadikan pendekatan dalam penghapusan eksternalisasi melalui pendekatan pajak atau Pigouvian Tax. Dalam sistem
perikanan, eksternalitas merupakan masalah yang sangat umum misalnya eksternalitas yang berupa space interception, time interception, mobility
interception, information externality, interspecies externality, stock externality dan technological externality Fauzi, 2010. Oleh sebab itu, instrumen-instrumen
pendukung yang mengarah pada penentuan kejelasan hak kepemilikan dan minimalisasi biaya transaksi harus ditonjolkan dalam mengatasi eksternalitas pada
sumberdaya perikanan.