Kelembagaan dalam Perikanan Kelembagaan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Sumberdaya perikanan di Laut Jawa telah terindikasi mengalami fenomena tragedy of the common Mc.Elroy, 1991a karena terjadi pemanfaatan berlebih sumberdaya perikanan akibat banyaknya armada penangkapan yang melebihi daya dukung alam, dan juga pelarangan penggunaan trawl tahun 1980 semakin memberikan tekanan yang signifikan Mc.Elroy, 1991b. Lebih lanjut, Fauzi dan Anna 2010 mengkaji mengenai daerah pesisir Laut Utara Jawa yang telah mengalami kondisi tekanan sumberdaya akibat banyaknya jumlah armada tangkap. Hal tersebut diperkuat dengan penetapan status Laut Jawa dalam kondisi over exploitate berdasarkan Keputusan Menteri Perikanan dan Kelautan Nomor KEP. 45MEN2011. Sumberdaya perikanan di Teluk Blanakan juga mengalami hal yang sama, berdasarkan hasil penelitian Destilawaty 2012 yaitu jenis ikan kembung dan kurisi telah mengalami kondisi biological overfishing dengan tingkat eksploitasi 60 sehingga melebihi dari tingkat maksimum lestari yaitu 50. Hasil tangkapan yang didaratkan di Teluk Blanakan menunjukkan komposisi ikan belum matang gonad lebih banyak ditangkap dibandingkan ikan yang sudah matang gonad. Hal ini mengindikasikan bahwa ikan yang ditangkap belum memijah sehingga telah terjadi growth and recruitment overfishing. Kondisi economic overfishing juga telah terjadi dimana effort aktual lebih besar dibandingkan upaya effort optimum pada rezim Maximum Sustainable Yield MSY dan Maximum Economic Yield MEY. Hal ini diperburuk dengan kondisi banyaknya penggunaan teknologi yang tidak ramah lingkungan menyebabkan penurunan stok sumberdaya ikan. Dari sisi tata kelola kelembagaan belum efektif dalam mengelola sumberdaya perikanan yang berkelanjutan. Pengelolaan sumberdaya ikan melibatkan stakeholder dalam kelembagaan yang terlibat existing institution. Setiap pihak yang terlibat dianalisis 26 menggunakan Analisis Stakeholder dengan cara mengidentifikasi tingkat kepentingannya dan pengaruhnya. Selanjutnya dilakukan estimasi besarnya biaya transaksi pengelolaan yang dikeluarkan stakeholder dan juga dilakukan analisis kesenjangan alokasi anggaran dinas. Nilai estimasi yang diperoleh dijadikan dasar perumusan alternatif kebijakan yang dapat menata ulang kelembagaan pengelolaan hypothetical institution dalam upaya peningkatan kelestarian sumberdaya perikanan. Secara skematis, kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 3.1. Estimasi biaya transaksi pengelolaan Identifikasi tingkat kepentingan dan pengaruh stakeholder Identifikasi relevansi alokasi anggaran dinas terhadap permasalahan pemanfaatan berlebih perikanan Relevansi aturan kelembagaan dengan permasalahan perikanan tangkap Rekomendasi kebijakan kelembagaan pengelolaan perikanan yang lestari hypothetical institution Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Analisis Stakeholder existing institution Analisis Kesenjangan gap analysis Gambar 3.1 Alur Kerangka Pemikiran