HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kelembagaan Dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Teluk Blanakan Kabupaten Subang
4 Tabel 1.2 Produksi perikanan tangkap menurut daerah pesisir Kabupaten Subang
Tahun 2009-2013 Tahun Produksi perikanan tangkap Ton
Nilai produksi perikanan tangkap Rp.000
Blanakan Legon
kulon Pusaka
nagara Blanakan
Legon kulon
Pusaka nagara
2009 15.406,29
1.176,52 1,658,12
107.729,6 8.226,8
11.594,5 2010
10.346,37 4.223,52
3.637,71 89.055,1
36.353,4 31.621,1
2011 10.346,51
4223,58 3.637,76
89.606,9 37.559,6
32.670,2 2012
10.412,53 4.250,53
3.660,97 137.795,1
56.294,7 48.927,1
2013 10.710,06
4.371,98 3.765,58
156.701,9 63.967,7
55.640,5
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Subang, 2014
Dari total produksi Kecamatan Blanakan yang tertera di Tabel 1.2 besarnya produksi perikanan tangkap Teluk Blanakan adalah 7.502,2 ton atau berkontribusi
sebesar 39,8 terhadap total produksi perikanan tangkap Kabupaten Subang. Pada umumnya, sumberdaya perikanan dikelola oleh berbagai kelembagaan yang terlibat
secara langsung. Kelembagaan pengelolaan sumberdaya ikan melibatkan Dinas Kelautan dan Perikanan setempat, Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia HNSI,
Induk Koperasi Perikanan Indonesia, Gabungan Pengusaha Perikanan Indonesia, institusi pendidikan, Koperasi Mina, kelompok nelayan, bakul dan juragan atau
pengepul Diniah, 2008. Dalam pelaksanaanya terdapat tumpang tindih kepentingan antar pihak, sehingga pengelolaan sumberdaya perikanan di Blanakan
belum berjalan secara sinergis. Dampaknya dalam jangka panjang mengakibatkan terjadinya penurunan stok sumberdaya ikan di Blanakan sehingga pemanfaatannya
tidak dapat berkelanjutan hingga masa mendatang. Saat ini telah terjadi degradasi sumberdaya ikan di Blanakan untuk jenis ikan kembung dan kurisi. Jenis
sumberdaya ikan tersebut mengalami growth and recruitment overfishing karena diidentifikasi tertangkap pukat sebelum memijah. Identifikasi kedua jenis ikan
tersebut dibuktikan dengan indikasi terjadinya biological overfishing untuk jenis ikan kembung dengan tingkat eksploitasi sebesar 60,67. Akan tetapi tingkat
eksploitasi untuk ikan kurisi lebih besar dengan persentase sebesar 66,24 pada tahun 2012 Destilawaty, 2012.