Lokasi dan Waktu Penelitian
35
Berdasarkan panduan yang diterbitkan Sekretariat Jenderal DPR-RI 2008, penggunaan metode RIA dalam menganalisis suatu permasalahan harus
dilakukan dalam beberapa tahapan penting yaitu: 1.
Tahap perumusan masalah Perumusan dari suatu masalah merupakan hal utama dalam mencari
alternatif kebijakan. Proses identifikasi masalah yang tepat dan berdasarkan kenyataan merupakan kunci dari berhasilnya suatu penerapan kebijakan. Lebih
jelasnya, Sekretariat Jenderal DPR-RI 2008 memberikan panduan pertanyaan kunci untuk merumuskan masalah dengan tepat, yaitu: 1 Apa masalah yang
dihadapi; 2 Apa penyebab timbulnya masalah; 3 Apakah ada masalah lain yang lebih mendasar; 4 Apakah ada produk hukum yang terkait dengan permasalahan
tersebut; 5 Jika ada, mengapa permasalahan tersebut belum terselesaikan; 6 Jika tidak ada, alasan apa yang mengakibatkan tidak diaturnya masalah tersebut; 7
Pihak mana saja yang terdampak dalam permasalahan ini; 8 Perilaku apa yang mengakibatkan terjadinya permasalahan ini; 9 Bagaimana motivasi pelaku yang
mengakibatkan masalah ini; 10 Bagaimana pengaruhnya terhadap aspek perekonomian; dan 11 Bagaimana masyarakat memandang masalah ini.
2. Tahap perumusan tujuan
Permasalahan tidak dapat diselesaikan hanya dengan melakukan sebuah kebijakan saja, namun juga memerlukan instrumen lain yang dapat mendukung
implementasi kebijakan tersebut. Maka diperlukan identifikasi tujuan dan sasaran dari permasalahan. Sekretariat Jenderal DPR-RI 2008 menyebutkan beberapa
pertanyaan kunci yang dapat membantu tahap ini yaitu: 1 Apakah intervensi pemerintah diperlukan dan tepat diimplementasikan; 2 Bagian masalah mana
yang ingin diselesaikan; 3 Apa tujuan dan sasaran yang ingin dicapai; 4 Siapakah pelaku utama dan perilaku apa yang dikehendaki direncanakan; dan 5
Mana faktor-faktor yang menjadi pendorong dan menghambat implementasi. 3.
Tahap perumusan alternatif Tahapan ini dilakukan dengan mengidentifikasi kemungkinan berbagai
alternatif tindakan yang dapat dipertimbangkan untuk mencapai tujuan dan sasaran
36 berdasarkan permasalahan yang telah dibahas pada tahap sebelumnya. Klasifikasi
alternatif kebijakan menjadi tiga kelompok Lihat Tabel 4.10. Tabel 4.7 Contoh klasifikasi alternatif kebijakan
No. Alternatif
Bentuk alternatif 1.
Alternatif bentuk
regulasi a.
Pengaturan ketentuan alat tangkap dan area operasionalnya b.
Pengaturan sistem pengawasan perikanan dan penegakkan hukum sesuai aturan
c. Pengaturan standardiasasi operasional pemasaran bakul
d. Pengaturan upaya pelestarian dan rehabilitasi mangrove
2. Alternatif
bentuk non-
regulasi a.
Pengarahan dan pendampingan upaya pelestarian mangrove b.
Penerapan reward and punishment pemasaran hasil perikanan
c. Persuasi penggunaan alat tangkap yang lebih ramah
lingkungan d.
Perluasan lapangan kerja pada bidang pengolahan ikan e.
Pemberian bantuan modal dan mesin pengolah ikan pada industri mikro, kecil dan menengah
Sumber: Sekretariat Jenderal DPR-RI, 2008
Setelah alternatif dirumuskan, maka dilakukanlah screening alternatif agar alternatif yang telah dirumuskan sesuai dengan tujuan dan sasaran. Menurut
Sekretariat Jenderal DPR-RI 2008, pertanyaan kunci untuk screening alternatif terdiri atas: 1 Apakah legal atau tidak; 2 Seberapa besar biayanya; 3
Bagaimana dampaknya terhadap masyarakat; 4 Apakah menimbulkan hambatan terhadap persaingan usaha yang sehat; dan 5 Bagaimana kemungkinan alternatif
tersebut mencapai sasaran. Dan langkah terakhir pada tahapan ini yaitu menentukan skor setiap alternatif berdasarkan tabel berikut.
Tabel 4.8 Contoh penentuan mekanisme scoring No.
Faktor Skor
Keterangan 1.
Legalitas 1
Melanggar ketentuan legal 2
3 4
Sangat tidak melanggar ketentuan legal Tidak melanggar ketentuan legal
Kemungkinan melanggar ketentuan legal
2. Biaya
1 Biayanya besar
2 Biayanya sedang
3 Biayanya kecil
4 Biayanya tidak berarti
Sumber: Sekretariat Jenderal DPR-RI, 2008