Sumberdaya Perikanan TINJAUAN PUSTAKA

17 undangan di bidang perikanan, yang dilakukan oleh pemerintah atau otoritas lain yang diarahkan untuk mencapai kelangsungan produktivitas sumberdaya hayati perairan dan tujuan yang telah disepakati. Tujuan pengelolaan sumberdaya perikanan yang tercantum pada pasal 2 yaitu meningkatkan taraf hidup nelayan, meningkatkan penerimaan negara, mendorong perluasan dan ketersediaan konsumsi protein, mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya, meningkatkan produktivitas dan ketersediaan bahan baku ikan, mencapai pemanfaatan sumberdaya dan menjamin kelestarian sumberdaya.

2.8 Kelembagaan

2.8.1 Kelembagaan dalam Perikanan

Kelembagaan perikanan berperan penting dalam mengatur mekanisme alokasi sumberdaya yang bersifat khas. Organisasi dalam kelembagaan perlu dibedakan secara jelas karena memiliki peran yang berbeda. Beberapa tipe kelembagaan dapat berbentuk organisasi dan non-organisasi. Bentuk kelembagaan organisasi misalnya koperasi, unit usaha sedangkan bentuk kelembagaan non- organisasi misalnya mata uang, produk hukum dan perundang-undangan. Selain itu juga terdapat organisasi yang bukan merupakan lembaga, misalnya organisasi akar rumput grass-root. Fauzi 2005 mengemukakan bahwa hak kepemilikan merupakan salah satu hal yang mendasar yang menjadi jantung kelembagaan dan biaya transaksi. Jika hak kepemilikan sudah teridentifikasi secara jelas dan biaya transaksi nihil, maka eksternalitas yang terjadi akibat interaksi pelaku ekonomi dapat diinternalisasikan melalui kesepakatan. Teori Coase dijadikan pendekatan dalam penghapusan eksternalisasi melalui pendekatan pajak atau Pigouvian Tax. Dalam sistem perikanan, eksternalitas merupakan masalah yang sangat umum misalnya eksternalitas yang berupa space interception, time interception, mobility interception, information externality, interspecies externality, stock externality dan technological externality Fauzi, 2010. Oleh sebab itu, instrumen-instrumen pendukung yang mengarah pada penentuan kejelasan hak kepemilikan dan minimalisasi biaya transaksi harus ditonjolkan dalam mengatasi eksternalitas pada sumberdaya perikanan. 18 Selanjutnya, Fauzi 2005 menyatakan bahwa pengembangan kelembagaan perikanan sangat membutuhkan alat evaluasi kelembagaan baru melalui paradigma transaksi biaya. Tujuan dalam hal ini untuk mencari alternatif kesepakatan pelaksanaan kelembagaan, seperti kontrak, relasi dan bentuk lainnya yang dapat meminimalisasi biaya transaksi sangat penting untuk ditanggapi. Paradigma biaya transaksi akan memberikan pandangan baru yang bermanfaat bagi kebijakan pembangunan perikanan. Komponen-komponen kelembagaan yang mendukungnya misalnya biaya transaksi, kepercayaan trust, dan hubungan antar pihak, kontrak formal dan informal, ketidaksempurnaan informasi dan stategi berkelompok akan menjadi sangat vital.

2.8.2 Konsep Biaya Transaksi dalam Pengelolaan Perikanan

Kelembagaan dalam pengelolaan perikanan tersebut bertujuan dalam meningkatkan kesetaraan dalam pemanfaatan sumberdaya ikan equity. Pelaksanaan pengelolaan sumberdaya melalui ko-manajemen perikanan diharapkan dapat dapat efektif dalam mengatasi permasalahan pemanfaatan berlebih over- exploitate, mengatur akses sumberdaya, mewujudkan pemerataan hasil pemanfaatan sumberdaya, melibatkan partisipasi nelayan dan menyelesaikan konflik antar pemanfaat sumberdaya. Fungsi sistem pengelolaan ini yaitu memberikan kontrol antar stakeholder dalam kelancaran pelaksanaan pengelolaan, penegakkan hukum dan pemberian wewenang dalam proses pembuatan keputusan. Realisasi dari fungsi dan tujuan tersebut menimbulkan konsekuensi biaya yang harus dikeluarkan oleh stakeholder terlibat berupa biaya transaksi. Definisi biaya transaksi perikanan dalam ko-manajemen perikanan yang dikemukakan oleh Abdullah et.al 1998 yaitu biaya yang ditanggung pihak-pihak yang terlibat dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan baik secara langsung ataupun tidak langsung untuk menghindari penangkapan berlebih dan mengelola sumberdaya pesisir dengan melibatkan nelayan dalam pelaksanaan pengelolaan perikanan. Lebih lanjut lagi, Abdullah et.al 1998 mengklasifikasikan biaya transaksi menjadi tiga, yaitu: 1. Biaya Informasi Keberhasilan pelaksanaan pengelolaan sumberdaya bergantung pada ketersediaan informasi sumberdaya perikanan yang menentukan proses