H
a
: b
1
, b
2
, b
3,
b
4
, b
5
, b
6,
b
7
Untuk menguji hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan uji statistik t t-test. Rumus yang digunakan untuk statistik t t-test adalah sebagai
berikut : ≠ 0 Produk, harga, tempat, promosi, orang,
proses, dan bukti fisik secara parsial berpengaruh terhadap loyalitas pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar.
bi i
S b
t =
dimana : b
i
= nilai koefisien variabel independen X
i
S
bi
= standard error dari variabel independen X
i
Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan dengan menggunakan program Statistical Package for Social Sciences SPSS.
3.9. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik perlu dilakukan untuk memastikan bahwa alat uji statistik regresi linier berganda dapat digunakan atau tidak. Dalam penelitian ini
akan dilakukan pengujian asumsi klasik sebagai berikut: uji normalitas, uji multikoliniearitas, dan uji heteroskedastisitas.
3.9.1. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi variabel bebas dan variabel terikat memiliki data yang residualnya normal atau
tidak.
Universitas Sumatera Utara
Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik, atau dengan melihat histogram dari
residualnya. Dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut : 1 Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2 Jika data menyebar jauh dari diagonal danatau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas Ghozali, 2005:112.
3.9.2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dipergunakan untuk mengetahui ada tidaknya variabel bebas yang memiliki kemiripan dengan variabel bebas lainnya dalam suatu model
yang dapat menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara variabel bebas tersebut.
3.9.3. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali 2005:105, uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan kepengamatan lain. Konsekuensinya adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah penaksir yang diperoleh tidak efisien, baik dalam
sampel kecil maupun besar. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat pada
grafik scatter plot.
Universitas Sumatera Utara
Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang
teratur bergelombang,
melebar, kemudian menyempit
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas
maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas juga dapat diketahui
dengan melakukan uji glejser. Jika variabel bebas signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas
Ghozali, 2005:69.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1.1. Sejarah Singkat Berdirinya Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar terletak di Kota Pematangsiantar, dan merupakan daerah lintasan Kota Medan
dengan wilayah barat Propinsi Sumatera Utara dan menuju daerah pariwisata ParapatDanau Toba. RSUD Dr. Djasamen Saragih yang semula bernama Rumah
Sakit Umum Daerah Pematangsiantar berdiri pada tahun 1911 di atas areal seluas 12,28 Ha, dengan luas bangunan 16.800 m2, serta jumlah bangunan 59 lima
puluh sembilan unit. RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar merupakan rumah sakit rujukan di Propinsi Sumatera Utara tipe B non pendidikan
diharapkan dalam waktu dekat berubah status menjadi Rumah Sakit Tipe B Pendidikan milik Pemerintah Kota Pematangsiantar. Status kelas B berdasarkan
SK Menkes No:1070MenkesSKXI1992 yang ditetapkan di Jakarta, pada tanggal 28 Nopember 1992 dan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I Sumatera Utara Nomor: 4453155KTahun 1992 tanggal 31 Desember 1992. Seiring dengan berjalannya otonomi daerah dan desentralisasi bidang
kesehatan, sejak tanggal 27 Desember 2001 RSUD Pematangsiantar telah diserahkan oleh Pemerintah Propinsi Sumatera Utara kepada Pemerintah Kota
Pematangsiantar.
Universitas Sumatera Utara