Keterikatan Pelanggan Customer Bonding

kognitif , kemudian loyalitas afektif, dan loyalitas konatif, akhirnya sebagai loyalitas tindakan loyalitas yang di topang dengan komitmen dan tindakan

B. Membangun Loyalitas Pasien

Loyalitas pelanggan pasien dapat ditingkatkan dengan menerapkan strategi sebagai berikut:

1. Keterikatan Pelanggan Customer Bonding

Agar tercapai program keterikatan pelanggan, perusahaan hendaknya di dukung oleh tiga komponen Umar, 2000:40: a. Suatu strategi yang menekankan pada kesetiaan pelanggan. b. Pernyataan yang jujur dari perusahaan kepada konsumen disampaikan melalui media tertentu. c. Pengalaman pemakaian produk yang memenuhi atau melebihi harapan konsumen. Pada dasarnya program keterikatan pelanggan customer bonding merupakan suatu proses perusahaan membangun dan mempertahankan kepercayaan pelanggannya sehingga satu sama lain saling menguntungkan dalam hubungan tersebut. Dari sudut pandang pelanggan, program keterikatan pelanggan customer bonding merupakan proses pengambilan keputusan yang menuju kepada penyeleksian produkjasa yang akan dibeli, sedangkan dari sudut pandang perusahaan, program keterikatan pelanggan customer bonding merupakan strategi jangka panjang yang akan memperkuat dan memberikan inspirasi pada setiap elemen bauran pemasaran Umar, 2000:40. Implementasi program keterikatan pelanggan customer bonding akan melalui tahap Umar, 2000:40, yaitu: Universitas Sumatera Utara a. Membangun Keterikatan Awareness Bonding Menurut Cross dan Smith dalam Umar, 2000:40, “awareness bonding adalah penciptaan suatu pesan secara monolog yang bergerak satu arah dari pemasang iklan ke konsumen.” Perusahaan membangun persepsi di benak konsumen mengenai produkjasa perusahaan, merek, perusahaan, maksud perusahaan dan calon konsumen yang perusahaan inginkan. Awareness bonding dapat menciptakan suatu loyalitas, tetapi fokus kerjanya terbatas pada penekanan untuk memastikan bahwa konsumen menyadari dan ingat pada suatu merek dan produk, sehingga semua dapat menjadi bahan pertimbangan ketika konsumen siap untuk melakukan pembelian kembali. Tahap awareness bonding dapat dicapai melalui iklan, direct marketing, maupun interactive marketing. b. Pengenalan Keterikatan Identifying Bonding Identifying Bonding dibentuk ketika seorang konsumen mengenal dan mengagumi nilai, sikap dan pilihan gaya hidup di mana ia berasosiasi dengan produk atau merek perusahaan. Menurut Cross dan Smith Umar, 2000:40, “identifying bonding diciptakan melalui komunikasi satu arah dari pemasar ke konsumen.” Untuk mendorong identifying bonding pemasar harus menggugah nilai dan emosi konsumen dalam berkomunikasi salah satunya dengan green marketing. c. Keterikatan Hubungan Relationship Bonding Tahap ini merupakan tingkat pertama suatu ikatan di mana terdapat dialog yang sebenarnya antara pemasar dengan konsumen yang dibangun melalui pertukaran manfaat diantara mereka secara langsung. Menurut Cross dan Universitas Sumatera Utara Smith dalam Umar, 2000:40, relationship bonding melibatkan interaksi lebih besar dengan konsumen dibandingkan awareness dan identifying bonding dimana prospek dan konsumen sudah diketahui. Tahap ini dapat dilakukan melalui public relation, sales promotion, personal selling. d. Keterikatan Komunitas Community Bonding Pada tahap ini konsumen atau pendukung telah memakai produk dan sudah terikat pada merek dari suatu perusahaan dan orang lain saling berbagi minat dan mereka memperoleh apa yang diinginkan sesuai dengan harapan produk perusahaan. Tahap ini dapat dicapai melalui pembentukan suatu club, fasilitas komunikasi, seminar dan event-event. e. Keterikatan sebagai Penganjur Advocacy Bonding Tujuan dari tahap ini yaitu agar konsumen menjadi pemasar suatu produk perusahaan pelayanan perusahaan di mana perusahaan telah mencapai hubungan yang erat dan telah memperoleh kepercayaan. Pelaksanaannya melalui word of mouth berupa : pertama memberikan wewenang pada pelanggan untuk mengetahui dan mengenali produk-produk baru, dan kedua memberikan dorongan untuk melakukannya namun usahakan agar mereka tidak tersinggung.

2. Kualitas Produk Quality of Product

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komunikasi Interpersonal terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Tahun 2014

10 131 148

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Berprestasi Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Tahun 2007

0 25 81

Pengaruh Motivasi dengan Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar Tahun 2016

2 18 131

Pengaruh Motivasi dengan Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar Tahun 2016

0 0 20

Pengaruh Motivasi dengan Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar Tahun 2016

0 0 2

Pengaruh Komunikasi Interpersonal terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Tahun 2014

0 0 19

Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Loyalitas Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar

0 0 45

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu - Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Loyalitas Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar

0 1 49

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Loyalitas Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar

0 1 12

Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Loyalitas Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar

0 0 17