25 usahatani mengukur imbalan yang diperoleh petani dari penggunaan faktor-faktor
produksi kerja, pengelolaan, dan modal milik sendiri atau modal pinjaman yang diinvestasikan ke dalam usahatani. Selain itu juga terdapat pengukuran
pendapatan lainnya, yaitu pendapatan tunai usahatani farm net cash flow yang merupakan selisih antara penerimaan tunai usahatani dengan biaya tunai
usahatani. Pendapatan tunai usahatani merupakan ukuran kemampuan usahatani untuk menghasilkan uang tunai Soekartawi dkk. 1986.
Soeharjo dan Patong 1973 menyatakan bahwa analisis pendapatan usahatani mempunyai kegunaan bagi petani maupun bagi pemilik faktor produksi.
Ada dua tujuan utama dari analisis pendapatan, yaitu menggambarkan keadaan sekarang suatu keadaan usahatani dan menggambarkan keadaan yang akan datang
dari perencanaan atau tindakan. Bagi seorang petani analisis pendapatan membantu untuk mengukur apakah kegiatan usahanya pada saat ini berhasil atau
tidak. Pendapatan selain diukur dengan nilai mutlak juga dapat diukur dengan
nilai efisiensinya. Alat untuk mengukur efisiensi pendapatan adalah analisis RC rasio yaitu penerimaan untuk setiap biaya yang dikeluarkan petani dalam
berproduksi. Selain itu juga dapat diukur efisiensi penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja dan efisiensi penerimaan terhadap jumlah investasi awal.
3.5. Analisis Efisiensi
Di dalam bukunya, Hernanto 1989 mengatakan bahwa terdapat beberapa nilai bandingan rasio untuk mengukur kedudukan ekonomi suatu usahatani.
Salah satunya adalah tingkat keuntungan relatif dari kegiatan usahatani berdasarkan perhitungan finansial yaitu dengan melakukan analisis imbangan
penerimaan dan biaya RC rasio. Analisis RC rasio dapat mengukur efisiensi output input, dimana dihitung berapa banyak perbedaan antara produksi dan angka
total. RC rasio akan menguji sejauh mana setiap nilai rupiah yang dikeluarkan untuk keperluan usahatani dapat memberikan sejumlah nilai penerimaan sebagai
manfaatnya. Nilai RC rasio total menunjukkan pendapatan kotor yang diterima untuk
setiap satu rupiah yang dikeluarkan petani untuk berproduksi. Nilai RC rasio yang lebih besar dari satu menunjukkan bahwa penambahan satu rupiah akan
26 menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih besar dari satu rupiah. Semakin
tinggi nilai RC rasio menunjukkan semakin besar penerimaan yang diperoleh dari setiap rupiah yang dikeluarkan, sehingga perolehan nilai RC rasio yang semakin
tinggi maka tingkat efisiensi pendapatan semakin baik. Dalam bukunya Soeharjo dan Patong 1973 membagi ukuran efisiensi
menjadi tiga, yaitu : 1.
Penerimaan untuk setiap rupiah yang dikeluarkan. 2.
Penerimaan untuk setiap pekerja. 3.
Penerimaan untuk setiap rupiah yang diinvestasikan.
3.6. Kerangka Operasional
Kelompok Tani Makmur merupakan salah satu kelompok tani penghasil nanas yang terdapat di Desa Astomulyo, Kecamatan Punggur, Kabupaten
Lampung Tengah. Pada kelompok tani ini terjadi penurunan luasan lahan nanas dari tahun 2011 ke tahun 2012 sebesar 10,375 hektar. Hal tersebut bertentangan
dengan program pemerintah setempat yang melakukan pengembangan luasan lahan nanas. Lahan yang sempit diduga dapat mempengaruhi tingkat pendapatan
petani. Selain luas lahan, produktivitas tanaman juga diduga dapat mempengaruhi tingkat pendapatan petani.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan uji-T untuk mengetahui perbedaan penggunaan faktor produksi, analisis usahatani untuk mengetahui
tingkat pendapatan, dan analisis efisiensi berdasarkan luasan lahan pada usahatani nanas. Analisis tersebut dilakukan dengan membandingkan luas lahan yang
digunakan dalam usahatani nanas. Luas lahan dibagi menjadi dua yaitu lahan sedang 0,5-2 hektar dan lahan sempit 0,5 hektar. Sebelum melakukan
analisis pendapatan, peneliti melakukan analisis deskriptif mengenai keragaan usahatani nanas pada Kelompok Tani Makmur.
Uji-T dilakukan untuk melihat apakah terdapat perbedaan dalam penggunaan input bibit, pupuk, pestisida, karbit, dan tenaga kerja terhadap dua
kelompok luasan lahan yang berbeda. Pendapatan usahatani dapat diukur dengan mengurangi penerimaan usahatani nanas yang merupakan hasil kali jumlah fisik
output dengan harga yang terjadi, dengan biaya usahatani yang dikeluarkan yaitu biaya saprotan, sewa lahan, pajak lahan, biaya alat-alat produksi, dan biaya tenaga
27 kerja. Pendapatan bersih usahatani adalah selisih antara pendapatan kotor
usahatani dan pengeluaran total usahatani. RC rasio merupakan rasio penerimaan atas biaya yang digunakan untuk mengukur efisiensi output input, dimana
dihitung dengan membandingkan total penerimaan yang diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Selain analisis efisiensi RC rasio,
juga dilakukan analisis efisiensi penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja, dan analisis efisiensi penerimaan terhadap jumlah investasi awal.
Dari beberapa analisis tersebut akan terlihat apakah usahatani nanas masih memberikan keuntungan terhadap petani atau tidak. Selain itu juga dapat
diketahui usahatani mana yang lebih efisien untuk dilakukan. Alur kerangka pemikiran operasional ini dapat dilihat pada gambar berikut:
28
Gambar 2.
Kerangka Pemikiran Operasional 1. Apakah ada perbedaan penggunaan faktor produksi pada petani lahan
sempit dan lahan sedang di Kelompok Tani Makmur? 2. Apakah ada perbedaan mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan petani
nanas pada petani lahan sempit dan petani lahan sedang di Kelompok Tani Makmur?
3. Bagaimana pendapatan dan efisiensi usahatani nanas yang diterima petani nanas, berdasarkan luas lahan garapan yang dimiliki petani pada
Kelompok Tani Makmur?
Keragaan Usahatani
1. Uji T 2. Analisis Pendapatan Usahatani :
Analisis Pendapatan
a. Pendapatan atas biaya tunai b. Pendapatan atas biaya total
Analisis Efisiensi Rasio a. RC atas biaya tunai dan total
b. Penerimaan terhadap jumlah tenaga kerja c. Penerimaan terhadap jumlah investasi awal
Rekomendasi Lahan sempit 0,5 Ha
Lahan Sedang 0,5-2 Ha Perbedaan luas lahan usahatani nanas yang dilakukan petani
Biaya Total Penerimaan Total
Biaya Tidak Tunai Biaya Tunai
29
IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Lokasi dan waktu Penelitian