Persiapan Lahan Budidaya Nanas

60 petani responden, yaitu pembuatan persemaian dan pengangkutan buah. Jumlah tenaga kerja HOK yang digunakan selama proses budidaya nanas dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Rata-Rata Penggunaan Tenaga Kerja dalam Usahatani Nanas Per Hektar Per Musim Tanam di Kelompok Tani Makmur No. Kegiatan Usahatani Penggunaan Tenaga Kerja HOK Total HOK Dalam Keluarga Luar Keluarga 1. Persiapan Lahan 13,63 32,53 46,17 1,95 2. Penanaman 33,67 11,53 4,21 1,91 3. Pemeliharaan 1.850,15 264,81 2.114,96 89,42 4. Pemanenan 6,78 42,95 49,73 2,10 5. Pembongkaran 21,43 87,73 109,16 4,61 Total 1.925,67 439,56 2.365,23 100,00 Kontribusi tenaga kerja dalam keluarga lebih besar dibandingkan dengan tenaga kerja dari luar keluarga yakni sekitar 1.925,67 HOK atau sekitar 81,41 persen dari total pemakaian tenaga kerja. Hal ini disebabkan karena sebagian petani responden tidak memiliki modal untuk membayar tenaga kerja dari luar keluarga. Penggunaan tenaga kerja dalam usahatani nanas di Kelompok Tani Makmur paling banyak terletak pada kegiatan pemeliharaan yaitu sekitar 89,42 persen dari total penggunaan tenaga kerja secara keseluruhan. Sedangkan tenaga kerja paling sedikit digunakan pada proses penanaman yaitu hanya sebesar 1,91 persen Tabel 16.

6.2.2.2. Persiapan Lahan

Persiapan lahan adalah proses yang dilakukan sebelum petani melakukan penanaman. Petani melakukan proses ini pada saat musim kemarau. Kegiatan yang dilakukan dalam persiapan lahan adalah pembukaan lahan, penggemburan tanah, dan pembuatan bedengan. Pembukaan lahan diperlukan untuk membersihkan lahan dari tanaman-tanaman liar atau sisa-sisa akar tanaman sebelumnya dengan cara membabat atau membakarnya. Kegiatan ini dilakukan agar tidak terjadi persaingan antara tanaman nanas dengan tanaman liar dalam penyerapan pupuk maupun unsur hara tanah. Sebagian besar petani responden 61 lebih memilih untuk melakukan pembabatan dengan menggunakan cangkul, karena rumput yang dibabat dapat dijadikan pupuk kompos. Kegiatan ini dilakukan secara manual menggunakan tenaga kerja manusia yang biasanya dilakukan bersamaan dengan proses pembongkaran. Hampir semua petani responden menggunakan tenaga kerja pria yang berasal dari luar keluarga dalam kegiatan tersebut. Setelah melakukan pembukaan lahan, petani melakukan kegiatan penggemburan tanah. Penggemburan tanah dapat dilakukan dengan cara dicangkul atau dibajak. Pada umumnya petani lebih memilih membajak lahannya karena membutuhkan waktu yang lebih sedikit, namun untuk petani yang kurang memiliki modal lebih memilih untuk melakukan pencangkulan. Pembajakan dilakukan secara tradisional menggunakan tenaga kerja manusia dan hewan. Tenaga kerja yang digunakan dalam proses pembajakan merupakan tenaga kerja yang berasal dari luar keluarga yaitu tenaga kerja pria dan tenaga kerja hewan, sedangkan proses pencangkulan biasanya menggunakan tenaga kerja dalam keluarga. Penggemburan tanah dilakukan agar aerasi dan drainase tanah menjadi lebih baik. Setelah tanah selesai dibajak, maka proses selanjutnya adalah pembuatan bedengan. Bedengan dibuat dengan cara meratakan tanah yang kemudian di sekelilingnya dibuat saluran air. Bedengan dibuat sesuai pola dan ukuran yang diperlukan. Proses pembuatan bedengan dilakukan oleh tenaga kerja dalam keluarga ataupun dari luar keluarga, tergantung dari modal yang dimiliki oleh petani. Pembuatan bedengan ini dilakukan secara manual dengan menggunakan cangkul. Proses ini berfungsi untuk memudahkan petani dalam proses penanaman dan menghindari terjadinya penggenangan air di sekitar tanaman. Selanjutnya adalah pembuatan lubang pada bedengan dengan jarak 20-25 cm. Pengolahan lahan dilakukan secara bersama-sama oleh tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga. Rata-rata penggunaan tenaga kerja dalam keluarga adalah 13,63 HOK dan tenaga kerja luar keluarga 32,53 HOK. Jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan ini rata-rata adalah 46,17 HOK atau sekitar 1,95 persen dari seluruh tenaga kerja untuk kegiatan usahatani Tabel 16. 62

6.2.2.3. Penanaman

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENDAPATAN DAN PERILAKU PETANI DALAM MENGHADAPI RISIKO USAHATANI NANAS (Ananas comosus (L.)Merr) DI DESA ASTOMULYO KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

6 22 15

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF PERTANAMAN NANAS (Ananas Comosus [L] Merr) KELOMPOK TANI TANI MAKMUR DI DESA ASTOMULYO KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

10 25 51

INVENTARISASI PATOGEN DI PERTANAMAN NANAS (Ananas comosus L.) VARIETAS QUEEN DI DESA ASTOMULYO KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

0 7 48

ANALISIS BIAYA IMBANGAN DAN POTENSI PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

3 32 96

Analisis Usahatani Nanas pada Kelompok Tani Makmur, Desa Astomulyo, Kecamatan Punggur, Lampung Tengah

10 58 217

PENGARUH PERUBAHAN KOMODITAS TANAMAN PANGAN MENJADI TANAMAN NANAS TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI DI DESA ASTOMULYO KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH - repository UPI S GEO 1202420 Title

0 0 3

KINERJA DAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA ANGGOTA KELOMPOK TANI NANAS DI DESA ASTOMULYO KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (Performance and Household Income of Pineapple Farmer Group Members in Astomulyo Village, Punggur Subdistrict, Lampung Tengah Dist

0 0 9

UPAYA KELOMPOK TANI DALAM PEMBERDAYAAN PETANI NANAS DI DESA TOTOKATON KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH - Raden Intan Repository

0 0 139

STRATEGI KELOMPOK TANI NANAS DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DI DESA ASTOMULYO KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH - Raden Intan Repository

0 2 105

PEMBERDAYAAN KAUM PEREMPUAN GUNA MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi pada kelompok wanita tani sekarmulia, Desa Astomulyo, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah) - Raden Intan Repository

0 1 126