72 dalam satu tahun, sehingga dalam satu musim tanam biaya sewa lahan yang harus
dikeluarkan sekitar Rp 9.000.000,00 sampai Rp 12.000.000,00 setiap hektarnya tergantung musim tanam yang dianut oleh para petani.
6.3.2. Penerimaan Usahatani Nanas
Penerimaan usahatani adalah nilai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani yang merupakan penerimaan tunai. Penerimaan tunai usahatani
tidak mencakup pinjaman uang untuk keperluan usahatani Soekartawi 1986. Penerimaan usahatani nanas diperoleh dari hasil rata-rata panen dikalikan dengan
harga jual nanas yang diterima petani. Harga nanas di lokasi penelitian dibagi menjadi tiga tingkatan berdasarkan kualitas nanas. Harga yang diterima petani
untuk grade A adalah Rp 2.000,00, grade B Rp 1.000,00 dan grade C Rp 500,00. Terdapat kesamaan harga yang diterima petani karena pedagang pengumpul yang
membeli hasil usahatani merupakan warga setempat. Penerimaan yang diterima petani tergantung dengan luas lahan dan jumlah
output nanas yang dihasilkan. Rata-rata penerimaan yang diperoleh petani untuk satu musim tanam berdasarkan luas lahan dapat dilihat pada Tabel 19. Pada
usahatani lahan sedang rata-rata penerimaan yang diperoleh petani adalah Rp 180.666.500,00 per hektar dan pada usahatani lahan sempit adalah Rp
158.890.000,00 per hektar. Hal tersebut membuktikan bahwa semakin luas lahan yang digunakan untuk usahatani maka semakin banyak produksi yang dihasilkan
sehingga penerimaan yang diperoleh petani semakin tinggi. Tingkat penerimaan yang diperoleh petani pada lahan sempit lebih sedikit
dibandingkan pada lahan luas. Hal tersebut dapat terjadi karena penggunaan input pada lahan sempit sangat berlebihan jika dibandingkan dengan SOP yang
dianjurkan oleh penyuluh lapang di desa tersebut. Penggunaan input pada usahatani lahan sedang juga berlebihan jika dibandingkan dengan SOP, namun
masih berada di bawah penggunaan input pada lahan sempit. Padahal penggunaan input yang berlebihan akan berdampak pada produktivitas tanaman yang semakin
menurun. Penerimaan petani masih bisa ditingkatkan, salah satunya dengan cara menggunakan input sesuai dengan SOP yang ada.
Selain penerimaan yang diperoleh dari buah nanas, petani juga memperoleh penerimaan dari bibit yang diperoleh dari tanaman nanas. Terdapat
73 dua macam bibit yang dapat dihasilkan oleh tanaman nanas, yaitu siwilan yang
berasal dari tunas buah dan sogolan yang berasal dari tunas batang. Penerimaan ini termasuk ke dalam penerimaan diperhitungkan, karena bibit yang dihasilkan
tidak dijual oleh petani, melainkan digunakan untuk usahatani selanjutnya atau digunakan oleh petani lainnya. Rata-rata penerimaan diperhitungkan yang
diperoleh petani untuk lahan sedang adalah Rp 5.750.617,28 dan pada lahan sempit Rp 5.760.000,00 per hektar dalam satu musim tanam.
Tabel 19.
Rata-rata Penerimaan Per Hektar Usahatani Nanas pada Kelompok Tani Makmur Berdasarkan Luas Lahan Selama Satu Musim Tanam
Ket. Lahan Sempit 1 ha
Lahan Sedang 0,5-2 ha Grade
A B
C A
B C
Produksi buah 61.467
27.556 16.800
76.023 22.119 13.003
Harga Rp 2.000
1.000 500
2.000 1.000
500 Penerimaan
Rp 000 122.934
27.556 8.400 152.046
22.119 6.501,5
6.3.3. Pendapatan Usahatani Nanas